Sejarah
Kesehatan Masyarakat
Sejarah
kesehatan masyarakat adalah sebuah pencarian efektif untuk mengontrol kesehatan
dan pencegahan terhadap penyakit. Epidemi dan penyakit menular endemik
merangsang pemikiran dan inovasi dalam mencegah penyakit secara pragmatis,
bahkan sebelum penyebabnya ditemukan secara ilmiah. Pencegahan penyakit dalam
populasi
Dalam
Era Dunia Kuno
Perkembangan
dari dunia pertanian menumbuhkan populasi yang tidak dapat terhindar dari
perburuan, merangsang organisasi masyarakat yang lebih kompleks untuk berbagi
dalam produksi dan sistem irigasi. Pembagian kerja, perdagangan, perniagaan dan
pemerintahan yang terkait dengan pengembangan masyarakat perkotaan. Pertumbuhan
populasi dan pergaulan hidup meningkatkan standar kehidupan tetapi juga
menciptakan bahaya baru bagi kesehatan termasuk penyebaran penyakit. Tantangan
tersebut memerlukan aksi masyarakat untuk melakukan pencegahan terhadap
penyakit dan meningkatkan kelangsungan hidup.
Masyarakat
Timur merupakan tempat kelahiran peradaban dunia. Tradisi empiris dan agama
saling mempengaruhi satu sama lain. Takhayul dan perdukunan hidup berdampingan
dengan pengetahuan akan obat-obatan herbal, kebidanan, perawatan luka dan patah
tulang, dan trepanasi untuk menghapus roh jahat.
Periode
Awal Medieval (Abad Kelima Sampai Abad Kesepuluh)
Kerajaan
Barat mengintegrasi Kristen dan pagan budaya, penyakit dilihat sebagai hukuman
atas dosa. Setan dan sihir dianggap penyebab dari suatu penyakit. Kesehatan
dicapai dengan berdoa, penyesalan dan mengusir penyihir. Selanjutnya periode
sejarah didominasi oleh kesehatan dan politik sekuler didominasi oleh
feodalisme dan penghambaan.
Periode
ini mempercayai takdir manusia adalah untuk menderita di Bumi dan harapan untuk
kehidupan yang lebih baik adalah surga. Ide pencegahan dipandang sebagai ikut
campur akan kehendak Tuhan. Biara adalah
pusat pembelajaran untuk perawatan medis. Lembaga-lembaga memberikan perawatan
dan dukungan kepada masyarakat miskin, serta
upaya mengatasi epidemik dan penyakit endemic.
Sebagian
besar penduduk pedesaan abad pertengahan Eropa miskin akan nutrisi, pendidikan,
tempat tinggal, sanitasi dan kondisi yang sehat. Penyakit endemik dan
epidemik menyebabkan tingginya angka
kematian pada bayi, anak dan orang dewasa.
Antara
abad ketujuh sampai sepuluh, obat muslim berkembang di bawah pemerintahan islam
terutama di Persia, Baghdad dan Kairo. Rhazes dan Ibn Sinna menambahkan
keterampilan klinis yang dikembangkan di berbagai akademi medis dan rumah
sakit. Cordova medical academy adalah pusat pengetahuan medis, akademi ini
membantu mengembangkan pemikiran medis Eropa dan awal dari ilmu kedokteran
barat dalam anatomi, fisiologi dan penggambaran dari kedokteran klinis.
Periode
Akhir Medieval (Abad Kesebelas Sampai Abad Lima Belas)
Pada
abad pertengahan awal, sebagian besar dokter di Eropa adalah biarawan, dan
literature medis disusun dari sumber-sumber kuno. Perang salib menjadikan Eropa
ke dalam konsep medis Arab. The Hospitaller, sebuah ordo religious dari
kalangan ksatria, mengembangkan rumah sakit di Rhodes, Malta, dan London untuk
melayani peziarah dan tentara salib. Muslim memiliki rumah sakit seperti
Al-mansour di Kairo, sebagai layanan yang disediakan oleh pemerintah. Tumbuh
kontak antara Tentara Salib dan Muslim melalui perang, penaklukkan, kohabitasi,
dan perdagangan yang memperkenalkan kebudayaan Arab dan penyakit, dan merevisi
pengetahuan kuno tentang obat-obatan dan kebersihan.
Di
Eropa , penyakit kusta meluas di kalangan orang miskin., selama pertengahan
usia mengikuti perang salib. Penyakit ini menyebabkan penderitaan yang besar
dan masih ada sampai sekarang. Pengembangan antimikroba modern telah
menyembuhkan jutaan kusta dan efeknya telah melumpuhkan dan mematikan sehinnga
sebagian besar hanya tinggal sejarah.
Sebagai
penghambaan dan feodalisme yang menurun di Eropa Barat, kota yang berkembang
dengan ramai dan dengan kondisi yang tidak sehat. Pada abad kedua belas dan
ketiga belas, terjadi ledakan kreativitas di Eropa, dengan penemuan-penemuan
seperti kompas, jam mekanik, kincir air, kincir angina dan alat tenun. Kemajuan
intelektual membuka pejalanan dari Marco polo dan tulisan Thomas Aquinas, Roger
Bacon, dan Dante. Perdagangan, perniagaan, dan perjalanan mengalami
perkembangan. Sekolah kedokteran didirikan di berbagai universitas pada abad
pertengahan di Salerno, Italia.
Pertumbuhan
memperburuk masalah kesehatan masyarakat di bidang komersial dan industri
perkotaan yang memerlukan adanya solusi. Permasalahan tersebut seperti
kepadatan penduduk, gizi dan sanitasi yang buruk, kurangnya sumber air dan
penampung hujan yang memadai, jalan tak beraspal, perlindungan terhadap hewan
yang ada di kota dan kurangnya pembuangan limbah yang terorganisir yang
memungkinkan penyebaran penyakit meluas.
Perawatan
medis sebagian besar masih cukup melegakan dengan sedikit sumber daya untuk
dimanfaatkan. Obat tradisional masih bertahan di daerah pedesaan, namun
dianggap sebagai ilmu sihir oleh Gereja. Dokter disediakan bagi mereka yang
mampu membayar, tapi pengetahuan medis merupakan pencampuran dari pragmatisme,
mistisisme, dan pengetahuan ilmiah.
The
Black Death adalah akibat infeksi Yersinia pestis yang ditularkan oleh kutu
pada tikus dibawa dari stepa
tengah Asia
ke Eropa dengan invasi Mongol, dan kemudian ditransmisikan
melalui rute perdagangan luas di seluruh Eropa melalui
laut dan
darat.
Penyakit ini pernah membantai Cina dan mengurangi separuh jumlah penduduknya.
Meskipun upaya pada umumnya untuk mencegah penyakit dengan karantina dan
isolasi dari yang sakit, penyakit tersebut telah mewabahi seluruh komunitas.
Serikat-serikat diselenggarakan untuk melindungi kepentingan ekonomi
pedagang dan pengrajin terampil dalam
mengembangkan dana bersama untuk memberikan bantuan keuangan dan manfaat lain bagi
penyakit, kematian, janda dan anak yatim, dan perawatan
medis, serta pemakaman bagi anggota keluarga mereka.
Pada
abad keempat belas, Eropa diliputi oleh wabah, perang dan perpecahan antara
masyarakat feodal. Hal ini memicu revolusi pertanian dan industri. Kurangnya
tenaga kerja pertanian menumbuhkan inovasi di bidang pertanian. Pengembalaan
yang dilakukan, mengurangi penyebaran penyakit diantara hewan, meningkatkan
produktivitas sayur, meningkatnya peternakan domba yang menimbulkan pengembangan
wol dan tekstil industri, pencarian sumber energi, industrialisasi, dan pasar
internasional.
Pencerahan,
Ilmu Dan Revolusi (1750-1830)
Pencerahan,
masa dinamis sosial, ekonomi, dan pemikiran politik, memberikan dorongan yang
baik untuk emansipasi dan laju kemajuan ilmu pengetahuan dan pertanian,
teknologi, dan kekuatan industri. Memberikan perubahan di banyak bidang
kehidupan yang dicontohkan oleh revolusi Amerika dan Prancis, bersama dengan
teori ekonomi Adam Smith, yang mengembangkan politik dan hak-hak ekonomi
individu.
Mikrobiologi
Dan Imunologi
Ilya
Ilyich Mechnikov di Rusia pada tahun 1883 menjelaskan tentang fagositosis,
sebuah proses dimana sel darah putih yang ada di dalam darah menghancurkan
bakteri dan bersama dengan proses peradangan, humoral, serta reaksi pada sel
yang menghasilkan penghargaan nobel dengan Paul Elhrich. Penelitian lain
mencari sifat dari bakteri dan imunologi yang memungkinkan darah dapat
menghancurkan bakteri.
Roux
dan Aleandre Emile Yersin mengungkapkan bahwa organisme menghasilkan racun atau
toksin yang menyebabkan efek mematikan dari penyakit. Emile Behring juga
mengembangkan imunisasi terhadap penyakit difteri pada manusia. Pada 1894,
antitoksin difteri siap untuk penggunaan umum.
Isolasi
dan identifikasi terhadap penyakit baru yang disebabkan oleh organisme
berlangsung cepat dalam dekade terakhir. Loeffler mengembangkan vaksin untuk
mengendalikan penyakit ini di berbagai belahan dunia. Antara 1876 dan 1898,
banyak organisme penyakit baru yang memicu kemajuan dalam pengembangan vaksin.
Militer
Obat
Tentara
professional berkembang sejalan dengan peradaban perkotaan dan dunia kuno dari
sekitar 4000 tahun SM. Sejak konflik organisasi dimulai, tentara harus dapat menjaga
kesehatannya serta pengobatan terhadap lukanya. Sebagai tentara dan senjata
yang menjadi semakin kuat, kepedulian terhadap penyakit dan pengobatan menjadi
lebih kompleks. Kedokteran militer menyempurnakan pengetahuan dan keterampilan
dalam menangani luka di medan perang dan mencegah kematian. Banyak penemuan medis
yang telah berkembang dalam kedokteran militer, termasuk operasi, vaksinasi,
antibiotik, nutrisi, dan lainnya. Kekaisaran Romawi telah mengembangkan
kedokteran militer sebagai tentara yang professional yang dikenal oleh
masyarakat dunia.
Jean
Henri Dunant, pengusaha muda swiss, tiba di Solferino, Italia, pada malam
pertempuran antara Perancis-Sardinia melawan Austria. Banyak tentara yang
terluka, sekarat, dan tewas dalam medan perang ini, dengan sedikitnya perawatan
yang diberikan. Dunant mengambil inisiatif untuk meminta relawan dari penduduk
setempat, terutama perempuan dan anak perempuan untuk memberikan bantuan kepada
para tentara yang terluka dan sakit. Ia memberikan bahan dan fasilitas seperti
rumah sakit darurat, serta menyediakan perawatan tanpa memandang afiliasi
mereka.
Dunant
menerbitkan sebuah buku tentang pengalamannya, A Memory of Solferino, setelah
kembali ke Jenewa. Karyanya menyebabkan Konvensi Jenewa pertama dalam pengobata
warga sipil dan tawanan perang, diikuti oleh yayasan International Committee of
The Red Cross tahun 1863 dan kini telah diratifikasi oleh 194 negara.
Perang
Krimea adalah bencana medis bagi Tentara Inggris dengan mortalitas/ kematian
yang lebih tinggi akibat penyakit daripada pertempuran yang terjadi. Hal ini
disebabkan oleh pengaturan sanitasi, pasokan dan pelayanan yang buruk.
Nightingale dengan 18 perawat terlatihnya, memperkenalkan standar dasar
kebersihan, gizi dan sanitasi, serta administrasi di rumah sakit militer
Inggris. Dengan upayanya ini, mampu mengurangi 2 persen angka kematian yang ada
di rumah sakit Scutari pada akhir perang. Karyanya memberikan sumbangsih besar
dalam pengetahuan dan praktek organisasi serta manajemen rumah sakit.
Dalam
Perang Dunia I, penyakit influenza menewaskan sekitar 20 juta orang. Flu
Spanyol pandemic ini berlangsung dari tahun 1918-1919. Telah diperkirakan 50
sampai 1000 juta orang meninggal dalam pandemik ini, dan digambarkan sebagai
“holocaust medis terbesar dalam sejarah” dan mungkin telah banyak membunuh
orang sama seperti Black Death. Perang Dunia I juga tempat mewabahnya
kutu-borne tifus yang mengikuti perang dan revolusi Rusia.
Pada
Perang Dunia II, obat sulfa, anti-malaria, dan antibiotik telah memberikan
kontribusi yang besar untuk perang sekutu dan perawatan kesehatan umum serta
menjaga kesehatan populasi. Pembelajaran mengajarkan dalam perang untuk
melindungi prajurit dari penyakit dan pengobatan terhadap luka bakar, luka
kecelakaan, amputasi, kelelahan saat pertempuran, dan trauma, kembali pada
sistem kesehatan sipil. Banyak teknologi medis modern yang pertama kali
dikembangkan untuk atau diuji oleh militer.
Deklarasi
Internasional Hak Asasi Manusia dan Deklarasi Helsinki telah membentuk
standar baru bagi etika kedokteran dan penelitian, dengan implikasi yang
penting untuk kesehatan masyarakat. Lembaga kesehatan masyarakat internasional
dan nasional, mempunyai tanggung jawab untuk pencegahan dari beberapa tragedi
yang terjadi pada abad kedua puluh apabila terulang kembali, mungkin pada skala
yang lebih besar di abad kedua puluh dengan penyebaran potensi bahan kimia,
biologi, dan berpotensi untuk terorisme nuklir.
0 komentar:
Posting Komentar