Senin, 06 Desember 2010

SEDIKIT PERSEMBAHAN UNTUK TAHUN BARU 1432 H PADA KEHIDUPAN KITA



SEDIKIT PERSEMBAHAN UNTUK TAHUN BARU 1432 H
PADA KEHIDUPAN KITA

Dunia bergulir dari siang menuju malam, malam menuju pagi, pagi kembali ke siang dan seterusnya bergulir tak pernah henti dengan banyak substansi kehidupan yang dirasakan, Manusia-manusia mati, namun matahari terus menyala tanpa henti, kehidupan kita adalah sesuatu yang pasti bagi kehendak mutlak untuk hidup, kehidupan adalah masa kini yang tak pernah berhenti, tidak menjadi masalah bagaimana individu-individu muncul dan lenyap di dalam waktu seperti mimpi-mimpi yang berlalu.

Kita tentu tahu bahwa dalam ketidakberhinggaan waktu dan ruang akan terus berlawanan dengan keberhinggaan kita sebagai individu dalam waktu dan ruang. Seperti yang tengah kita rasakan sekarang ini kita telah menapaki waktu dan ruang yang baru, menapaki tahun baru hijriyyah 1432 H. Namun ada satu hal yang menarik di tahun baru sekarang ketika saya memperhatikan pernyataan seorang filsuf Arthur “Waktu adalah yang menjadikan segala sesuatu hampa di tangan kita dan kehilangan semua nilainya.” (Arthur Schopenhauer 1788-1860) dari pernyataanya tersebut dapat kita pahami salah satu siksaan yang mengganggu eksistensi kita adalah tekanan waktu yang terus-menerus dan tidak pernah berhenti untuk memberikan kesempatan kepada kita untuk menarik nafas sejenak melainkan senantiasa mengejar kita seperti sang kusir dengan cemetinya diatas delman.

Di tahun yang baru ini kita harus terus berusaha mempersembahkan yang terbaik bagi kehidupan kita, tak perlu menyesali masa yang lalu yang penuh dengan duka, dusta atau-pun dosa yang senantiasa melekat pada kehidupan kita, kita harus merubah kebiasaan buruk kita dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik yang lebih berharga bagi kita dan bagi sekitar kehidupan kita. Jika kita dikehidupan sebelumnya banyak kekurangan yang ada pada diri kita, tak usah terus-menerus berlarut dalam penyesalan dan bunuh diri atau melukai diri dalam jiwa kita karena perbuatan tersebut adalah suatu tindakan yang sia-sia dan bodoh bagi kita. Akan sangat bermanfaat jika kita memberikan keberanian dan semangat untuk jiwa kita saat melangkah disetiap waktu kehidupan kita. Seperti halnya yang diungkapkan oleh Lucius “Ada saat-saat dimana bertahan hidup saja sudah merupakan tindakan yang berani” (Lucius Annaeus Seneca ±4 SM-65 M).

Kemudian ingin saya sampaikan bahwa kita telah melangkah begitu jauh dalam waktu kita, bagi saya sendiri hampir 21 tahun 9 bulan dan sekian waktu yang saya lewati, entah kebaikan apa yang telah kupersembahkan bagi kisahku, namun yang terpikir dalam benaku adalah begitu banyak dosa yang telah kuperbuat dan begitu banyak waktu yang telah kusia-siakan namun aku tak mampu untuk mengulang waktu yang telah berlalu itu karena masa yang telah berlalu dan telah aku tinggalkan bukan lagi miliku seperti halnya masa yang telah berlalu sebelum aku atau sebelum engkau dilahirkan itu bukan lah milik kita. Dan kita tak mungkin kembali dan memulai lagi dari masa kecil kita yang harus kita lakukan adalah berusaha memperbaikinya sekarang secepatnya dan terus berlayar mengarungi samudera waktu yang tersisa seperti yang diungkapkan oleh Otto “Kita seperti para pelaut yang harus membangun kembali kapalnya di tengah laut, tidak pernah berkesempatan membongkarnya di dermaga yang kering dan membentuknya kembali dengan menggunakan bahan-bahan terbaik” (Otto Neurath 1882-1945). Semoga saja usaha kita tak sia-sia, karena pada dasarnya jika kita mau berusaha dengan sebaik-baiknya dan tujuan kita adalah tujuan yang baik maka tak mungkin Tuhan Pemilik Semesta Alam memberikan kesulitan bagi kita seperti sebuah pepatah mengatakan “barangsiapa menapaki jalan yang benar maka sampialah ia”.

Saya merasa beruntung sekali di tahun baru hijriyyah sekarang ini meski diberikan sedikit cobaan berupa kemalangan menjalani hidup, kemalangan disaat waktu yang telah kulalui dan saat-saat sekarang dilalui namun cobaan ini telah memberikan pemikiran yang positif bagi saya, kenapa saya berpikir demikian karena dengan kemalangan atau cobaan yang kita hadapi akan menjadi pembelajaran bagi kita dan akan membuat kita lebih dewasa dalam menjalani setiap permasalahan kehidupan dan dengan mengetahui diri kita malang kita akan merubah kemalangan kita menjadi keberuntungan, dan sekaligus membedakan kita sebagai manusia dengan makhluk lain di Dunia ini sesuai dengan ucapan Blaise “kebesaran manusia adalah mengetahui bahwa dirinya malang: Sebatang pohon tidak mengetahui bahwa dirinya malang” (Blaise Pascal 1623-1662)

Dan akhirnya tak ada lagi yang harus saya lakukan kecuali terus berjalan, berlari mengejar mimpi dan secerca harapan yang saya miliki begitu juga engkau sahabatku kita harus terus menapaki waktu kita yang terus bejalan, dan sebagai penyeimbang untuk keselarasan menjalani kehidupan yang baik bagi kita Bertrand menyampaikan pendapatnya “Kehidupan yang baik adalah kehidupan yang diilhami oleh cinta dan dibimbing oleh pengetahuan” (Bertrand Russell 1872-1970). Pengetahuan dan Cinta adalah dua hal yang bisa diperluas sampai tak berhingga. Jadi, bagaimanapun baiknya kehidupan, masih ada kehidupan yang sangat lebih baik yang bisa kita bayangkan. Tak ada Cinta tanpa Pengetahuan, dan tak ada Pengetahuan tanpa Cinta yang bisa menciptakan Kehidupan yang Baik. Tak usah kita pikirkan berapa lama lagi kita hidup, kita harus terus berusaha menjalani kehidupan sebaik mungkin, karena sebagaimana yang terjadi pada pentas sandiwara yang terpenting bukanlah berapa lama kita memainkan sandiwara itu, melainkan seberapa baik sandiwara itu dimainkan, tak penting dibagian mana kita berhenti namun yang terpenting yang harus kita pastikan bahwa kita mengakhiri sandiwara itu dengan penutup yang baik. Begitupun pada perjalanan hidup kita.

Semoga menjadi persembahan yang baik dan bermanfaat di Tahun baru 1432 H ini…….

22:24 pondok mungil malam selasa
Ciputat, 06 Desember 2010
Hambali

0 komentar:

alipoetry © 2008 Por *Templates para Você*