Sabtu, 20 November 2010

BERAKHIR DALAM KEMATIAN



BERAKHIR DALAM KEMATIAN
oleh Ali Poetry pada 16 November 2010 jam 1:31
KETIKA MALAM TIBA ADA YANG MEMPERTANYAKAN CINTA KEPADA MUHAMMAD 'ABDUH GHANIM KEMUDIAN IA BERSYAIR....

Kaulah, Ya Rabbi, yang menciptakan penyair diantara kami
Dan Kau jadikan cinta (seperti dialaminya) suatu kepercayaan bagi kami
Segala yang indah baginya ia cintai dengan sepenuh cinta di hati
Lalu dalam keluhnya ia bisikkan: "cinta ialah kepedihan tersembunyi"

Tak kumengerti, Ya Rabbi, kenapa Kau jadikan cinta begitu menyiksa
Dan kenapa Kau bakar hati ini dengan nyala gembira
Kalau Kau jauhkan keindahan itu dari kami, tidaklah kami akan terpedaya
Sekiranya Kau keraskan hati ini sekeras intan permata

Sungguh Kau beri keindahan itu, Ya Rabbi, kekuatan yang mempesona
Ialah pandang sipu-sipu yang menggoda, anggota tubuh yang memperdaya
Tetapi tak Kau beri hati ini untuk menahan segala goda
Maka lemahlah kami tergila-gila dan terpukul tak berdaya


terkucurlah airmata pemuda itu membasahi malam yang menyelimuti rasanya.......


DIMULAI Jam dua belas pas (00:00) aku hanya terbaring dan melihat layar putih bercahaya ini tersenyum manis di hadapanku, entah apa yang membuat aku tak bisa memejamkan mataku, kini malam kian gelap ku rasa penat sepi sunyi sayu, pilu semua rasa itu bergemuruh dalam hatiku,kucoba ambil segelas air putih lalu kusiramkan dalam taman hatiku berharap ada sedikit kesegaran menepi di relung jiwaku yang mulai merapuh.......

Di antara setia kubersembunyi tak peduli kesetiaanku telah ternodai, aku setia bukan untukku tapi untuk kesetiaanku, karena bagiku kesetiaan adalah kesetiaan tak ada kata lain, tak ada bahasa lain, kesetiaan akan selalu menjadi kesetiaan dalam kemurniannya hanya tuannya saja yang khianat.......

Di balik wajah terangnya semakin gelisah saat kupejam sejenak mata ini terngiang sedikit syahdu tentang keindahanya tentang masa yg punah bersama indah entah apa yang ingin kurassa sekarang, tapi keindahan yang telah kulalui itu tetap mengitarai sabana jiwaku, ia melekat begitu kencang takan terhempas oleh ombak atau badai sekalipun, entah mengapa suara merdu yang pernah terekam indah dalam pita hatiku terus berputar mengiang di gendang telngaku terus membisik saat meski aku sendiri dalam dialog jiwaku sendiri bisikan tentangku disana hanya kesia-siaan yang aku dapat dari indanya, dan aku memang tak pantas duduk berdampingan dengan keindahanya.......

Waktu kebodohan ku sangat tak berarti, ini mengurungku dalam tempurung pemikiranku, mengikat aku erat dengan temali yang tak dapat kuraih dan tak dapat kulihat wujudnya, sungguh semu bidadari dalam mimpi dan harapanku, aku bagai meraih bayanganku sendiri dalam kaca besar, kukira kau mampu mengganti malangku dan segala kepedihanku, kukira kau mampu memberiku harapan indah menutupi kekuranganku, ternyata kau pun pergi bersembunyi di balik tangis langkah ku, kau sia-siakan aku diatas tangkai-tangkai tak berakar kau buat aku hidup disekitar kematian, aku cukup mampu terhenti dihatimu tak pernah memikirkan ada taman hati lain yang ingin kusinggahi, namun laknat benar aku tak mengerti akan kehendak cita dan cintamu hanya sia2kan kau dan waktumu yang terlahir dalam lembut yANg mencinta dengan sempurna bukan cinta yang sederhana seperti sederhanaya aku menatap purnama yang indah dan hanya mampu berkata "indah" namun bukan cinta tulus dan suci jika aku merengek dengan sedikit tangis menepis bahwa tak cintai diriku adalah kematian yang sesungguhnya, apakah kau mengerti apakah tentang kata-kataku? rasakan jarak antara harapku dan segala mimpimu yang begitu indah sebagai cita dan cinta.......

Hangatnya perapian malam Mengingatkanku akan hangatnya kasihmu meski tak pernah kunyalakan perapian kasihmu saat gelap menyelimuti perapian hatiku, Kesejukan sungai kebahagiaan syurgawi Bagai menatap senyummu yang begitu luas seluas pengetahuanmu dan kesepian mencekik erat hatiku namun ingin sekali kugapai dalam mimpiki Damainya jiwaku.......

saat hati ini bertanya, Di mana.. belas kasih itu? kebersamaanku Bersamamu hanya dalam anganku seperti mimpi semu Hanya bisa merasakan abadinya duka Dalam hati, bagai duri-duri yang kian tumbuh subur diantara mawar-mawar indah, dan dalam hamparan dedaunannya hanya tersimpan banyak doa.......


Pernah Kau bilang kita pasti bisa, dengan keyakinan dan kepercayaan yang tinggi ku coba percayai itu dalam bunga tidurku, Bisa saling mencintai, menyayangi mengasihi sehingga kau mampu katakan Bersama sampai tua Bersatu hingga mati dan syurga tempat abadi pertemuan kita. Kau bilang perbanyak doa dan harapan yang akan selalu menjadi pupuk bagi bunga-bunga cinta dalam taman hati kita yang telah tersirami madu kasih, dan kau berkata dengan lantang denag sejuta keyakinan mengimani Impian kita pasti kan terwujud dalam kisah keberadaan ini.......

Namun apa yang terjadi kini..?kau tak pernah mau tau, kau anggap mudah semuanya, kau anggap ini adalah jalan yang telah terjadi yang harus kita lewati, betul memang demikian. namun, tak pernahkah kau berifikir kita mampu berbuat sesuatu dan memilih jalan yang terbaik. dan mungkin bagimu inilah jalan yang yang terbaik bagimu tak pernah memikirkan bagaimana alam terus melangkah selalu dengan perhitungan dan kehati-hatian. Biarlah Langit dan kekuasaan yang memutuskan.......

Satu keinginan bukanlah kehendaku diatas kehendakmu.. Cinta kita jangan sampai berubah jika itu bukan untuk kebaikan, kebenaran dan keindahan. Hati kita tetap menyatu kecuali memang ada hati yang lain yang memang yang terbaik untuk hatimu, Menciptakan bahagia dan substansi-substansi keindahan bersama Takan pernah semudah yang kita duga.......

Bagaimana harus ku hentikan air mata? jika air mata ini adalah bagian dari keteraturan alam yang tak mampu kuubah dengan mudah, karena Impian kita hanya sebatas dalam mimpi.. tak maukah kau mengajaku tersenyum dialam nyata dan membawaku keangkasa luas biar aku tertegun menyaksikan fatamorgana cintamu, dan kau tak pernah mau mengatakan yang lain kecuali berkata Biarlah Langit yang memutuskanTentang akhir kisah kita meski kau selalu inginkan happy ending tapi kenyataan ini aku tak mampu menilainya, biar hati nuranimu sanggup berikan angka yang kau sukai.......

Sementara ia berlalu,, aku tertidur dalam tidurku, mataku tak mampu terbuka lagi, tubuhku dingin, darahku tak mengalir lagi, detak jantungku terhenti dan nafasku terhenti. jiwaku berakhir dan tak pernah lagi kembali menemani tubuhnya, meninggalkan berjuta pertanyaan tentang keindahan cita dan cintamu dan kesetiaan yang terkadang dikhianati oleh tuannya ..........

Berakhir di jam satu (01:00:00) Berakhir kisahnya dalam kematian.......



Suka · Komentari · Bagikan · Hapus

0 komentar:

alipoetry © 2008 Por *Templates para Você*