Rabu, 01 September 2010

TUGAS NINING Akademi Kebidanan Aisyiyyah Banten(citra diri,aktualisasi pancasila)



TUGAS KEWARGANEGARAAN
NAMA : NINING ROHNIYATI
KELAS : I B AKADEMI KEBIDANAN AISYIYYAH BANTEN
NIM : 09.050

CITRA DIRI

Citra diri adalah bagaimana anda memandang diri anda dan bagaimana anda bisa mencintai apa yang ada dalam diri anda, yang telah dibangun dari waktu ke waktu. Apakah harapan dan impian anda? Apakah yang anda pikirkan dan rasakan. Jika anda dapat memandang positif segala yang anda miliki dan mencintai diri anda apa adanya, inilah yang dinamakan citra diri positif. Sebaliknya jika anda kurang mampu melihat yang positif alias negatif, maka citra diri yang terbangun justru akan membuat anda meragukan kemampuan anda.

Citra diri juga memiliki arti anggapan yang tertanam di dalam fikiran bawah sadar seseorang tentang dirinya sendiri. Citra diri bisa tertanam dalam fikiran bawah sadar oleh pengaruh orang lain, pengaruh lingkungan, pengalaman masa lalu atau sengaja ditanamkan oleh fikiran sadar. Citra diri ada yang bersifat positif dan membangun , adapula yang bersifat negatif dan merusak. Citra diri positip akan membawa seseorang pada kehidupan sukses dan bahagia dunia akhirat, sebaliknya citra diri negatif akan menghancurkan kehidupan seseorang dan membawanya pada kesengsaraan hidup didunia dan akhirat.


Pentingnya Citra Diri yang Positif

“Anda adalah sebagaimana yang Anda pikirkan tentang diri Anda sendiri” Bingung? Versi aslinya, mungkin malah lebih mudah dipahami: “You are what you think”. Ini adalah kalimat pepatah luar negeri. Maksudnya adalah jika kita memiliki citra diri positif, maka kita akan mengalami berbagai macam hal positif sesuai dengan apa yang kita pikirkan.

Banyak ahli percaya bahwa orang yang memiliki citra positif adalah orang yang beruntung. Citra diri yang positif membuat mereka menikmati banyak hal yang menguntungkan, antara lain:


Membangun Percaya Diri

Citra diri yang positif secara alamiah akan membangun rasa percaya diri, yang merupakan salah satu kunci sukses. Orang yang mempunyai citra diri positif tidak akan berlama-lama menangisi nasibnya yang sepertinya terlihat buruk. Citra dirinya yang positif mendorongnya untuk melakukan sesuatu yang masih dapat ia lakukan. Ia akan fokus pada hal-hal yang masih bisa dilakukan, bukannya pada hal-hal yang sudah tidak bisa ia lakukan lagi. Dari sinilah, terdongkrak rasa percaya diri orang tersebut.


Meningkatkan Daya Juang

Dampak langsung dari citra diri positif adalah semangat juang yang tinggi. Orang yang memiliki citra diri positif, percaya bahwa dirinya jauh lebih berharga daripada masalah, ataupun penyakit yang sedang dihadapinya. Ia juga bisa melihat bahwa hidupnya jauh lebih indah dari segala krisis dan kegagalan jangka pendek yang harus dilewatinya. Segala upaya dijalaninya dengan tekun untuk mengalahkan masalah yang sedang terjadi dan meraih kembali kesuksesan yang sempat. Inilah daya juang yang lebih tinggi yang muncul dari orang dengan citra diri positif.


Manfaat Citra Diri yang Positif

Seseorang yang memiliki citra diri yang positif akan mendapatkan berbagai manfaat, baik yang berdampak positif bagi dirinya sendiri maupun untuk orang-orang di sekitarnya. Manfaat-manfaat yang terasakan oleh si empunya citra diri positif dan lingkungannya tersebut adalah:


Membawa Perubahan Positif

Orang yang memiliki citra diri positif senantiasa mempunyai inisiatif untuk menggulirkan perubahan positif bagi lingkungan tempat ia berkarya. Mereka tidak akan menunggu agar kehidupan menjadi lebih baik, sebaliknya, mereka akan melakukan perubahan untuk membuat kehidupan menjadi lebih baik.

Masalah pengangguran tidak membuat orang bercitra diri positif mencak-mencak dan memaki pemerintah. Orang seperti ini akan berusaha mencari dan membuat lapangan pekerjaan bagi diri dan lingkungannya. Hingga ia bisa meyakinkan investor dan memulai usahanya, lapangan pekerjaan pun akan terbuka. Perubahan positif tidak hanya terasakan oleh dirinya, namun juga oleh lingkungannya.


Mengubah Krisis Menjadi Keberuntungan

Selain membawa perubahan positif, orang yang memiliki citra positif juga mampu mengubah krisis menjadi kesempatan untuk meraih keberuntungan. Citra diri yang positif mendorong orang untuk menjadi pemenang dalam segala hal. Menurut orang-orang yang bercitra diri positif, kekalahan, kegagalan, kesulitan dan hambatan sifatnya hanya sementara. Fokus perhatian mereka tidak melulu tertuju kepada kondisi yang tidak menguntungkan tersebut, melainkan fokus mereka diarahkan pada jalan keluar.

Seringkali kita memandang pada pintu yang tertutup terlalu lama, sehingga kita tidak melihat bahwa ada pintu-pintu kesempatan lain yang terbuka untuk kita. Kita seringkali memandang dan menyesali kegagalan, krisis dan masalah yang menimpa terlalu lama, sehingga kita kehilangan harapan dan semangat untuk melihat kesempatan lain yang sudah terbuka bagi kita.

John Forbes Nash, pemenang nobel di bidang ilmu pengetahuan ekonomi dan matematika, justru merasa tertantang ketika mengalami soal matematika atau permasalahan ekonomi yang sulit. Kesulitan-kesulitan ini menurut Forbes, merupakan kesempatan untuk membuktikan kemampuannya memecahkan masalah tersebut. Kesulitan dan masalah dalam matematika dan ekonomi, mendorongnya untuk mencari cara-cara baru yang lebih efektif dan kreatif sebagai solusi bagi permasalahan tersebut


Strategi Membangun Citra Diri Positif

Setelah kita menyadari pentingnya memiliki citra diri positif, dan manfaat memiliki citra diri positif, tentunya kita juga ingin tahu bagaimana membangun citra diri yang positif. Berikut ini hal-hal yang harus dilakukan untuk membentuk citra diri yang positif:


1.Persiapan

Salah satu cara membangun citra diri positif adalah melalui persiapan. Dengan persiapan yang cukup, kita menjadi lebih yakin akan kemampuan kita meraih sukses. Keyakinan ini merupakan modal dasar meraih keberuntungan. Dengan melakukan persiapan, kita sudah berhasil memenangkan separuh dari pertarungan. Persiapan menuntun kita untuk mengantisipasi masalah, mencari alternatif solusi, dan menyusun strategi sukses. Persiapan dapat diwujudkan dengan mencari ilmu pengetahuan yang mendukung kita dalam menyelesaikan suatu masalah. Persiapan juga berarti latihan fisik dan perencanaan strategi bagi atlet-atlet olahraga.


2.Berpikir Unggul

Untuk membangun citra diri yang positif, kita harus berpikir unggul. Cara berpikir unggul seperti ini akan mendorong kita untuk senantiasa berusaha menghasilkan karya terbaik. Mereka tidak akan berhenti sebelum mereka dapat mempersembahkan sebuah mahakarya. Muhammad Ali, petinju asal Amerika Serikat, telah menjadi petinju legendaris dengan segudang prestasi yang membanggakan. Semua ini dapat diraih Ali karena selalu berpikir unggul. Setiap kali bertanding, yang dipikirkan oleh Ali adalah kemenangan. Ali tidak pernah berpikir kalah, tetapi selalu berpikir menang. Dengan tujuan kemenangan, Ali dan pelatih serta semua yang mendukungnya berlatih dan menyusun strategi untuk membukukan kemenangan yang sudah dipikirkan sebelumnya.


3.Belajar Berkelanjutan

Selain melalui persiapan yang tepat serta berpikir unggul, citra diri positif juga bisa dibangun melalui komitmen pada pembelajaran berkelanjutan. Hasil belajar akan membawa perubahan positif dengan menambah nilai bagi orang yang berhasil mendapatkan pengetahuan ataupun keterampilan baru, yang bisa dijadikannya modal untuk maju meraih sukses. Tanpa semangat untuk senantiasa mengembangkan diri, orang yang sudah memiliki citra positif bisa saja lalu kehilangan citranya tersebut karena tidak dianggap ”unggul” lagi atau tidak dianggap mampu menambah nilai bagi masyarakat sekitar melalui karya-karya yang dihasilkannya.

Seringkali orang yang sudah berada di tingkat atas merasa tak perlu lagi untuk belajar. Ia memandang remeh untuk belajar lagi, ia pikir, “Toh, aku sudah sukses.” Tambahan, orang seperti ini lebih enggan lagi untuk belajar pada orang yang lebih rendah dari dirinya. Hasilnya, ketika ia dirundung masalah, keberhasilannya pun melorot. Orang yang lebih rendah yang terus belajar akan menggantikannya dan menangani masalah dengan lebih baik.


4. Taat beribadah

Beribadah adalah sebuah konsekuensi manusia yang memiliki agama. Beribadah tidak lebih dari sebuah bentuk penyerahan diri kepada Yang Maha Pencipta, sebuah pengakuan bahwa manusia adalah ciptaan-Nya dan harus berbakti kepada-Nya. Ketaatan beribadah ini bukan hanya kerajinan kita pergi ke rumah ibadah, kekhusyukan kita berdo'a, seringnya kita membaca kitab suci atau besarnya sumbangan yang kita berikan untuk rumah ibadah, tetapi lebih kepada implementasi ibadah kita dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang yang taat beribadah dengan segenap perasaan dan keikhlasan, akan meresapi makna ibadah dan isi kitab suci serta mampu mengaplikasikan segala sesuatu yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Ia akan mendapatkan sebuah penilaian yang positif karena ketaatan ibadahnya mampu diselaraskan dengan sikap, perkataan dan perbuatan sehari-hari


5. Menghargai orang lain

Seluruh manusia didunia ini memiliki derajat dan kedudukan yang sama. Yang membedakan manusia dimuka bumi ini adalah kemampuan masing-masing orang dalam memanfaatkan potensi diri yang mereka miliki. Banyak orang yang mampu memanfaatkan potensi diri sehingga mampu meraih kesuksesan dalam karir dan kehidupan, juga tidak sedikit orang yang selalu mengantungkan hidupnya pada belas kasihan orang lain. Kita yang merasa memiliki kelebihan seyogyanya mampu menghargai sesama yang lebih sedikit kepemilikannya dibandingkan kita. Menghargai orang lain dengan saling membantu, tidak melakukan perbuatan yang menyakitkan orang lain serta selalu tenggang rasa akan membuat sebuah nilai yang sangat positif dan orang akan senang bertemu, bercakap dan dipimpin oleh kita


6. Berfikir positif

Memiliki sebuah tingkah laku dan perkataan positif kadang belum tentu diikuti dengan sebuah pemikiran yang positif juga, padahal pemikiran positif sangat mempengaruhi dan menentukan tindakan dan perkataan positif kita agar dapat lebih tulus kita berikan pada orang lain. Orang yang selalu berfikiran positif akan memiliki talenta yang luar biasa dimata orang lain, karena orang lain tidak ragu lagi dalam berkomunikasi dengan kita karena akan selalu diterima dan ditanggapi secara positif


7. Jujur

Melakukan kejujuran layaknya seperti sebuah pertempuran besar dalam diri sendiri. Kadangkala kita mengalami kesulitan untuk berkata dan bertingkahlaku jujur, ketakutan kita berbuat salah, kekhawatiran kita dimarahi orangtua atau atasan atau orang lain, ketidakinginan kita kehilangan respon positif dari orang lain karena kesalahan kita, merupakan beberapa alasan yang membuat kita tidak ingin melakukan kejujuran. Padahal, dengan kejujuran yang kita tampilkan, orang lain akan mampu melihat diri kita lebih lengkap sehingga dapat memaklumi kesalahan dan kita dapat diposisikan pada tempat atau tugas yang sesuai dengan potensi yang kita miliki dan kita dapat merasakan kenyamanan dalam beraktifitas. Kejujuran kita dalam berbisnis, akan lebih memperkuat posisi kita didunia usaha, karena rekan bisnis kita tentunya akan memposisikan kita sesuai dengan potensi bisnis yang kita miliki atau lebih lagi dapat memberikan masukan kepada kita untuk lebih mengembangkan bisnis yang kita jalankan atau kepercayaan yang lebih besar untuk menjalankan sebuah program bisnis yang lain. Kejujuran akan memberikan kita jutaan penilaian yang lebih dan membuat kita memiliki tempat terbaik pada sebuah kumpulan manusia


8. Bekerja keras, penuh semangat dan tulus

Menjalani aktifitas dalam mengisi kehidupan tentunya membutuhkan kerja keras dan pantang menyerah yang menjadikan kita terus dan terus melaksanakan aktifitas dengan sepenuh hati. Nilai yang akan kita hasilkanpun akan sangat memiliki arti bagi kehidupan kita. Aktifitas yang penuh kerjakeras bila dibarengi dengan semangat yang menyala-nyala akan memberikan aura positif bagi rekan kita untuk melakukan tindakan yang sama, bekerjakeras dengan penuh semangat. Ketulusan yang mengiringi kerjakeras dan semangat kita akan melahirkan sebuah hasil kerja yang sempurna, karena seluruh potensi diri kita libatkan untuk menghasilkan aktifitas yang terbaik untuk diri kita, orang lain, bangsa dan negara. Kerjakeras, semangat dan ketulusan akan membuat diri kita akan selalu digunakan oleh orang lain dan sebuah jaminan akan hasil kerja yang terbaik

Citra diri positif tentunya akan terus melekat pada diri kita sehingga kita menjadi pribadi yang tangguh, dipercaya dan menyenangkan bagi orang lain. Ibarat kata pepatah "Harimau mati, meninggalkan belang - gajah mati, meninggalkan gading - manusia mati, meninggalkan citra positif"




PEMIKIRAN, PENELAAHAN DAN PERKIRAAN STRATEGI.

Pemikiran, penelaahan dan perkiraan strategi seorang bidan sudah sepatutnya sesuai dengan visi dan misi bidan yaitu:


Visi:

1. Akademi kebidanan (Aisyiyyah Banten) menjadi perguruan tinggi swasta kesehatan unggulan yang mampu menghasilkan tenaga bidan yang professional dan islami. (AKBID Aisyiyyah Banten)

2. Meningkatkan kualitas pelayanan untuk memberikan yang terbaik, agar dapat memenuhi keinginan masyarakat (Bidan Delima)


Misi:

1. Menumbuhkan jiwqa entrepreneurship dan menciptakan lapangan kerja mandiri

2. Mengembangkan dan mengaplikasikan penelitian dibidang kesehatan dan melaksanakan pengabdian pada masyarakat sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

3. Mengembangkan suasana akademik pendidikan tinggi yang mendukung terbentuknya tenaga bidan professional

4. Menggalang kemitraan dengan beberapa sector terkait dalam penyelenggaraan pendidikan tiggi

5. Membentuk kader mubaligh yang handal, dapat melanjutkan perjuangan organisasi perserikatan muhamadiyah dan aisyiyyah.

6. Bidan Delima adalah Bidan Praktek Swasta yang mampu memberikan pelayanan berkualitas terbaik dalam bidang kesehatan reproduksi dan keluarga berencana, bersahabat dan peduli terhadap kepentingan pelanggan, serta memenuhi bahkan melebihi harapan pelanggan (Bidan Delima)

Strategi utama dalam making pregnancy sever dalam penurunan kematian dan kesakitan ibu.yaitu:

1. Meningkatkan akses dan cakupan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir yang berkuaitas.

2. Membangun kemitraan yang efektif melalui lintas kerjasama.

3. Mendorong pemberdayaan peremuan dan keluarga melalui peningkatan pengetahuan untuk menjamin perilaku yang menjunjung kesehatan ibu atau bayi yang baru lahir serta pemanrfaatan yang tersedia

4. Mendorong keterlibatan masyarakat dalam menjamin peyediaan dan pemanfaatn pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir.

5. Menyiapkan pengelola program Bidan Delima di setiap jenjang kepengurusan IBI.

6. Mengembangkan jaringan pelayanan Bidan Delima yang dirancang secara sistematis sesuai dengan standar kualitas pelayanan yang baku.

7. Mensosialisasikan program Bidan Delima kepada seluruh jajaran IBI dan Bidan Praktek Swasta di 15 Propinsi dalam rangka meningkatkan minat dan jumlah Bidan berpredikat Bidan Delima.

8. Memberikan penghargaan kepada Bidan Delima yang berprestasi.

9. Meluncurkan program pemasaran Bidan Delima untuk meningkatkan minat masyarakat menggunakan jejaring pelayanan Bidan Delima.

Sebagai salah satu bentuk profesi yang memasuki era baru, seorang bidan harus mempersiapkan diri untuk bisa menghadapi tantangan yang lebih berat yang ada di depan, karena mau tidak mau, suka tidak suka tantangan itu pasti ada. Untuk bisa menghadapi tantangan tersebut seorang bidan hendaknya mempunyai strategi yang tepat untuk bisa “memenangkan persaingan” dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Adanya monitoring dan evaluasi dalam rangka mempertahankan kualitas bidan yang terbaik yakni bidan delima kita jadikan sebagai sebuah tantangan untuk lebih meningkatkan kinerja, dan bisa memberikan pelayanan yang prima dan dengan cara yang profesional kepada masyarakat. Untuk mengahadapinya mempersiapkan diri secara dini dan maksimal mutlak harus dilakukan, karena kalau tidak mempersiapkan diri pasti kita akan shock, dalam menghadapi tantangan dan tuntutan serta perubahan yang terjadi di masyarakat, untuk menunjang kinerja yang bisa mengahasilkan pelayanan yang prima kepada masyarakat, diperlukan sumber daya yang tangguh dengan pola pikir yang cerdas. Serta mindset dari para bidan yang telah berubah. Hal-hal yang perlu dipersiapkan ialah. Seorang bidan dituntut untuk mempunyai sumber daya manusia yang unggul dan bekerja secara profesional dengan landasan bekerja sebagai ibadah, bekerja sebagai rahmat, dan bekerja sebagai amanah, sehingga motifasi dalam bekerja tidak tergantung pada besar kecilnya materi yang diterima.














TUGAS PANCASILA
NAMA : NINING ROHNIYATI
KELAS : I B AKADEMI KEBIDANAN AISYIYYAH BANTEN
NIM : 09.050



A. AKTUALISASI PANCASILA.

Aktualisasi berasal dari kata aktual, yang berarti betul – betul ada, terjadi, atau sesungguhnya.

Aktualisasi Pancasila adalah bagaimana nilai – nilai Pancasila benar – benar dapat tercermin dalam sikap dan perilaku seluruh warga negara mulai dari aparatur dan pimpinan nasional sampai kepada rakyat biasa.

Nilai – nilai Pancasila yang bersumber pada hakikat Pancasila adalah bersifat universal, tetap dan tak berubah. Nilai – nilai tersebut dapat dijabarkan dalam setiap aspek dalam penyelenggaraan Negara dan dalam wujud norma – norma, baik norma hukum, kenegaraan, maupun norma – norma moral yang harus dilaksanakan dan diamalkan oleh setiap warga Negara Indonesia.

Aktualisasi Pancasila dapat dibedakan atas dua macam yaitu : Aktualisasi objektif dan aktualisasi subjektif.

1. Aktualisasi Pancasila yang objektif adalah pelaksanaan Pancasila dalam bentuk realisasi dalam setiap aspek penyelenggaraan negara, baik di bidang legislatif, eksekutif, yudikatif maupun semua bidang kenegaraan lainnya.

2. Aktualisasi Pancasila yang subyektif adalah pelaksanaan dalam sikap pribadi, perorangan, setiap warga negara, setiap individu, setiap penduduk, setiap penguasa, dan setiap orang Indonesia.

TRIDARMA PERGURUAN TINGGI.

Pembangunan di Bidang Pendidikan yang dilaksanakan atas falsafah Negara Pancasila diarahkan untuk membentuk manusia – manusia pembangunan yang berjiwa Pancasila, membentuk manusia – manusia Indonesia yang sehat jasmani dan rohaninya, memiliki pengetahuan dan keterampilan, dapat mengembangkan kecerdasan yang tinggi disertai budi pekerti yang luhur, mencintai bangsa dan negara dan mencintai sesama manusia.

Peranan perguruan tinggi dalam usaha pembangunan mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pendidikan dan pegajaran di atas perguruan tingkat menengah berdasarkan kebudayaan bangsa Indonesia dengan cara ilmiah yang meliputi : pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, yang disebut Tri Darma Perguruan Tinggi.

Peningkatan peranan Perguruan Tinggi sebagai satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi dalam usaha pembangunan selain diarahkan untuk menjadikan Perguruan Tinggi sebagai pusat pemeliharaan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni, juga mendidik mahasiswa untuk berjiwa penuh pengabdian serta memiliki tanggung jawab yang besar pada masa depan bangsa dan Negara, serta menggiatkan mahasiswa, sehingga bermanfaat bagi usaha pembangunan nasional dan pengembangan daerah.


BUDAYA AKADEMIK.

Budaya merupakan nilai yang dilahirkan oleh warga masyarakat yang mendukungnya. Budaya akademik merupakan nilai yang dilahirkan oleh masyarakat akademik yang bersangkutan.

Pancasila merupakan nilai luhur bangsa Indonesia. Masyarakat akademik di manapun berada, hendaklah perkembangannya dijiwai oleh nilai budaya yang berkembang di lingkungan akademik yang bersangkutan. Suatu nilai budaya yang mendorong tumbuh dan berkembangnya sikap kerja sama, santun, mencintai kemajuan ilmu dan teknologi, serta mendorong berkembangnya sikap mencintai seni.

SEBERAPA JAUH AKTUALISASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN SAYA SEBAGAI PELAJAR AKADEMI KEBIDANAN AISYIYYAH BANTEN???

Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi (Iptek) pada hakikatnya merupakan suatu hasil kreativitas rohani manusia. Unsur rohani (jiwa) manusia meliputi aspek akal, rasa, dan kehendak. Akal merupakan potensi rohaniah manusia dalam hubungannya dengan intelektualitas, rasa dalam bidang estetis, dan kehendak dalam bidang moral (etika). Tujuan yang esensial dari Iptek adalah demi kesejahteraan umat manusia, sehingga Iptek pada hakekatnya tidak bebas nilai namun terikat oleh nilai. Pengembangan Iptek sebagai hasil budaya manusia harus didasarkan pada moral Ketuhanan dan Kemanusiaan yang adil dan beradab.

1.Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, mengkomplementasikan ilmu pengetahuan, mencipta, keseimbangan antara rasional dan irasional, antara akal, rasa dan kehendak. Berdasarkan sila ini Iptek tidak hanya memikirkan apa yang ditemukan, dibuktikan dan diciptakan tetapi juga dipertimbangkan maksud dan akibatnya apakah merugikan manusia dengan sekitarnya.

Sesuai sila yang pertama ini saya sebagai seorang pelajar islam senantiasa selalu berusaha untuk selalu menyeimbangkan segala sikap dan tindakan sesuai dengan peraturan dan syariat yang telah ada pada agama saya, setiap sikap dan tindakan saya sebagai pelajar di akademik kebidanan selalu saya kaitkan dengan perintah dan larangan dari Allah SWT sebagai tanda ketakwaan saya kepada Allah SWT dan sebagai pengaplikasian atau aktualisasi darei sila ketuhanan yang maha esa.

2.Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, memberikan dasar-dasar moralitas bahwa manusia dalam mengembangkan Iptek harus bersifat beradab. Iptek adalah sebagai hasil budaya manusia yang beradab dan bermoral.

Sebagai seorang pelajar di tingkat perguruan tinggi sudah tentu saya dituntut untuk lebih mengetahui hal-hal perbuatan apa saja yang dianggap baik dan mana perbuatan yang dianggap buruk. Dalam hal ini aktulisasi saya sebagai pelajar di akademik kebidanan, selalu berusaha dalam mengembangkan pengetahuan dan penerapan di kehidupan sehari-hari dilandasi dengan sila kedua ini. Yakni bersifat beradab dalam mempergunakan ilmu yang saya peroleh.

3.Sila Persatuan Indonesia, mengkomplementasikan universalia dan internasionalisme (kemanusiaan) dalam sila-sila yang lain. Pengembangan Iptek hendaknya dapat mengembangkan rasa nasionalisme, kebesaran bangsa serta keluhuran bangsa sebagai bagian dari umat manusia di dunia.

Pada sila persatuan Indonesia ini saya jadi teringat dengan pendapat Aristoteles bahwa manusia adalah makhluk sosial, dalam artian bahwa manusia tidak akan mudah hidup dengan damai dan sejahtera tanpa manusia lainnya, karena pada dasarnya satu sama lain manusia itu akan saling melengkapi. Dan dengan ilmu pengetahuan yang sudah saya upayakan di akademik kebidanan ini akan terus saya kembangkan dan saya persembahkan kepada seluruh masyarakat yang membutuhkan dan akan saling melengkapi dengan kebutuhan-kebutuhan dan kelebihan-kelebihan yang ada pada orang lain. Dan akan menjadi pemersatu antar manausia.

4.Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, mendasari pengembangan Iptek secara demokratis. Artinya setiap ilmuwan harus memiliki kebebasan untuk mengembangkan Iptek juga harus menghormati dan menghargai kebebasan orang lain dan harus memiliki sikap yang terbuka untuk dikritik, dikaji ulang maupun dibandingkan dengan penemuan ilmuwan lainnya.

Pada sila keempat ini saya selalau berupaya untuk bersikap demokratis dalam kehidupoan sehari-hari saya, saya akan selalu memperjuangkan pendapat saya namun juga selalu siap sedia untuk di kritik demi kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan saya. Dan saya selalu memberikan kebebasan kepada pemikiran dan pendapat orang lain tentang ilmu pengetahuan menghargai dan menghormati pendapatnya selama masih berada di jalan yang benar, dan meskipun berada pada jalur yang salah sikap saya masih berupaya untuk elalu berjiwa demokratis yaitu dengan cara bermusyawarah untuk mufakat.

5.Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, mengkomplementasikan pengembangan Iptek haruslah menjaga keseimbangan keadilan dalam kehidupan kemanusiaan yaitu keseimbangan keadilan dalam hubungannya dengan dirinya sendiri, manusia dengan Tuhannya, manusia dengan manusia lainnya, manusia dengan masyarakat bangsa dan negara serta manusia dengan alam lingkungannya.

Sesuai dengan tujuan sila kelima ini yakni mengkomplementasikan pengembangan Iptek haruslah menjaga keseimbangn keadilan. Dalm hal ini saya sebagai mahasiswa yang belajar di akademik kebidanan terus beruasaha mengembangkan ilmu pengetahuan saya dan saya aktualisasikan di kehidupan sehari-hari dengan memberikan dan mempersembahkannya kepada masyarakat yang membutuhkan informasi yang berkaitan dengan kebidanan kepada seluruh lapisan sosial tanpa memandang perbedaan suku, adat, golongan, agama atau perbedaan-perbedaan apapun yang merusak nilai-nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan akademi kebidanan. Hakikat manusia merupakan sumber nilai bagi pengembangan akademi kebidanan. Pembangunan hakikatnya membangun manusia secara lengkap, secara utuh meliputi seluruh unsur hakikat manusia monopluralis, atau dengan kata lain membangun martabat manusia.

Semoga saja cita-cita mulia saya sebagai pelajar islam yang tidak banyak mengetahui tentang ilmu pengetahuan kebidanan dan ilmu pengetahuan lainnya, dengan do’a dan harapan nan tulus kepada Allah SWT dengan sifat Rahman Dan Rahim-Nya memberikan dan menambahkan ilmu pengetahuan kepada hamba melalui guru-guru hamba.

0 komentar:

alipoetry © 2008 Por *Templates para Você*