MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK
KELAS AWAL SD
SD/MI/SDLB
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN NASIONAL
PUSAT KURIKULUM
KATA PENGANTAR
Pemberlakuan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menuntut pelaksanaan otonomi daerah dan wawasan demokrasi dalam penyelenggaraan pendidikan. Pengelolaan pendidikan yang semula bersifat sentralistik berubah menjadi desentralistik. Desentralisasi pengelolaan pendidikan dengan diberikannya wewenang kepada satuan pendidikan untuk menyusun kurikulumnya mengacu pada Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan nasional dan pasal 35, mengenai standar nasional pendidikan.
Desentralisasi pengelolaan pendidikan yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dan kondisi daerah perlu segera dilaksanakan. Bentuk nyata dari desentralisasi pengelolaan pendidikan ini adalah diberikannya kewenangan kepada satuan pendidikan untuk mengambil keputusan berkenaan dengan pengelolaan pendidikan, seperti dalam pengelolaan kurikulum, baik dalam penyusunannya maupun pelaksanaannya di satuan pendidikan.
Sebagaimana ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mengacu pada standar nasional pendidikan: standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum.
Salah satu tugas Pusat Kurikulum adalah mengembangkan model-model kurikulum berdiversifikasi sebagai bahan pertimbangan bagi BSNP untuk dapat menetapkan model-model kurikulum. Model-model tersebut adalah sebagai berikut ini.
1. Model Pengembangan Silabus Mata Pelajaran.
2. Model Pembelajaran Tematik Kelas Awal Sekolah Dasar.
3. Model Pengembangan Mata Pelajaran Muatan Lokal.
4. Model Pengembangan Diri.
5. Model Pembelajaran Terpadu IPA SMP.
6. Model Pembelajaran Terpadu IPS SMP.
7. Model Integrasi Pendidikan Kecakapan Hidup SMP dan SMA.
8. Model Penilaian Kelas.
9. Model KTSP SD
10. Model KTSP SMP
11. Model KTSP SMA
12. Model KTSP SMK
13. Model KTSP Pendidikan Khusus
Model-model ini bersama sumber-sumber lain dimaksudkan sebagai pedoman sekolah/madrasah dalam mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, sehingga pengembangan kurikulum pada satuan pendidikan dapat memberi kesempatan peserta didik untuk : (a) belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (b) belajar untuk memahami dan menghayati, (c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, (d) belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain, dan (e) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
Salah satu model diatas adalah Model Pembelajaran Tematik Kelas Awal Sekolah Dasar. Model ini memberi contoh bagi guru di kelas awal SD untuk menyusun program kegiatan dan pelaksanaan kegiatan serta penilaiannya.
Pusat Kurikulum menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada banyak pakar yang berasal dari berbagai Perguruan Tinggi, Direktorat di lingkungan Depdiknas, kepala sekolah, pengawas, guru, dan praktisi pendidikan, serta Depag. Berkat bantuan dan kerja sama yang baik dari mereka, contoh-contoh KTSP dan model-model ini dapat diselesaikan dalam waktu yang relatif singkat.
Kepala Pusat Kurikulum
Badan Penelitian dan Pengembangan
Depdiknas,
Diah Harianti
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I : PENDAHULUAN …………………………………………………… 1
A.Latar Belakang Pembelajaran Tematik ………………………….. 2
B.Tujuan ……………………………………………………………. 2
C.Ruang Lingkup …………………………………………………….2
BAB II : KERANGKA BERPIKIR…………………………………………….3
A.Karakteristik Perkembangan Anak Usia Kelas Awal SD………….3
B.Cara Anak Belajar……………………………………………….…3
C.Belajar dan Pembelajaran Bermakna………………………………4
D.Pengertian Pembelajaran Tematik…………………………………4
E.Landasan Pembelajaran Tematik…………………………………..5
F.Arti penting Pembelajaran Tematik………………………………..6
G.Karakteristik Pembelajaran tematik…………………………….….6
H.Rambu-Rambu………………………………………………….….7
BAB III : IMPLIKASI PEMBELAJARAN TEMATIK…..…………………..8
A.Implikasi bagi Guru……………………………………………….8
B.Implikasi Bagi Siswa…………………………………………...…8
C.Implikasi terhadap sarana, prasarana, sumber belajar dan media...8
D.Implikasi terhadap pengaturan ruangan …………………………..8
E.Implikasi terhadap pemilihan metode …………………………….9
BAB IV : TAHAP PERSIAPAN PELAKSANAAN …………………………10
A.Pemetaan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator dalam tema.............................……………………………………10
B.Menetapkan Jeringan Tema …………………………………......11
C.Penyusunan Silabus ……………………………………...……...11
D.Penyususnan Rencana Pembelajaran ……………………………11
BAB V : TAHAP PELAKSANAAN ………………………………………...12
A.Tahapan Kegiatan………………………………………………..12
B.Pengaturan Jadwal Pelajaran …………………………………....13
BAB VI : PENILAIAN ……………………………………...………………...14
A.Pengertian …………………..……………………………………14
B.Tujuan……………………………………..……………………..14
C.Prinsip …………………………………………………………...14
D.Alat Penilaian ……………………………...………………….....14
E.Aspek Penilaian ………………………………...………………..15
PENUTUP …………………………………………………………………………...…15
LAMPIRAN
1 Contoh Pemetaan Standar Kompetensi Dengan Tema ……….………………………17
2. Contoh Jaringan Tema ………………………………………..………………………27
3. Contoh Silabus ………………………………………………………………………..31
4. Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ……………………………...………….34
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pembelajaran Tematik
Peserta didik yang berada pada sekolah dasar kelas satu, dua, dan tiga berada pada rentangan usia dini. Pada usia tersebut seluruh aspek perkembangan kecerdasan seperti IQ, EQ, dan SQ tumbuh dan berkembang sangat luar biasa. Pada umumnya tingkat perkembangan masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik) serta mampu memahami hubungan antara konsep secara sederhana. Proses pembelajaran masih bergantung kepada objek-objek konkrit dan pengalaman yang dialami secara langsung.
Saat ini, pelaksanaan kegiatan pembelajaran di SD kelas I – III untuk setiap mata pelajaran dilakukan secara terpisah, misalnya IPA 2 jam pelajaran, IPS 2 jam pelajaran, dan Bahasa Indonesia 2 jam pelajaran. Dalam pelaksanaan kegiatannya dilakukan secara murni mata pelajaran yaitu hanya mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang berhubungan dengan mata pelajaran itu. Sesuai dengan tahapan perkembangan anak yang masih melihat segala sesuatu sebagai suatu keutuhan (holistic), pembelajaran yang menyajikan mata pelajaran secara terpisah akan menyebabkan kurang mengembangkan anak untuk berpikir holistik dan membuat kesulitan bagi peserta didik.
Selain itu, dengan pelaksanaan pembelajaran yang terpisah, muncul permasalahan pada kelas rendah (I-III) antara lain adalah tingginya angka mengulang kelas dan putus sekolah. Angka mengulang kelas dan angka putus sekolah peserta didik kelas I SD jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang lain. Data tahun 1999/2000 memperlihatkan bahwa angka mengulang kelas satu sebesar 11,6% sementara pada kelas dua 7,51%, kelas tiga 6,13%, kelas empat 4,64%, kelas lima 3,1%, dan kelas enam 0,37%. Pada tahun yang sama angka putus sekolah kelas satu sebesar 4,22%, masih jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan kelas dua 0,83%, kelas tiga 2,27%, kelas empat 2,71%, kelas lima 3,79%, dan kelas enam 1,78%.
Angka nasional tersebut semakin memprihatinkan jika dilihat dari data di masing-masing propinsi terutama yang hanya memiliki sedikit taman Kanak-kanak. Hal itu terjadi terutama di daerah terpencil. Pada saat ini hanya sedikit peserta didik kelas satu sekolah dasar yang mengikuti pendidikan prasekolah sebelumnya. Tahun 1999/2000 tercatat hanya 12,61% atau 1.583.467 peserta didik usia 4-6 tahun yang masuk Taman Kanak-kanak, dan kurang dari 5 % Peserta didik berada pada pendidikan prasekolah lain.
Permasalahan tersebut menunjukkan bahwa kesiapan sekolah sebagian besar peserta didik kelas awal sekolah dasar di Indonesia cukup rendah. Sementara itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta didik yang telah masuk Taman Kanak-Kanak memiliki kesiapan bersekolah lebih baik dibandingkan dengan peserta didik yang tidak mengikuti pendidikan Taman Kanak-Kanak. Selain itu, perbedaan pendekatan, model, dan prinsip-prinsip pembelajaran antara kelas satu dan dua sekolah dasar dengan pendidikan pra-sekolah dapat juga menyebabkan peserta didik yang telah mengikuti pendidikan pra-sekolah pun dapat saja mengulang kelas atau bahkan putus sekolah.
Atas dasar pemikiran di atas dan dalam rangka implementasi Standar Isi yang termuat dalam Standar Nasional Pendidikan, maka pembelajaran pada kelas awal sekolah dasar yakni kelas satu, dua, dan tiga lebih sesuai jika dikelola dalam pembelajaran terpadu melalui pendekatan pembelajaran tematik. Untuk memberikan gambaran tentang pembelajaran tematik yang dapat menjadi acuan dan contoh konkret, disiapkan model pelaksanaan pembelajaran tematik untuk SD/MI kelas I hingga kelas III.
B. Tujuan
Tujuan penyusunan dokumen model pengembangan silabus tematik pada kelas awal Sekolah Dasar adalah sebagai berikut:
1.Memberikan pengetahuan dan wawasan tentang pembelajaran tematik.
2.Memberikan pemahaman kepada guru tentang pembelajaran tematik yang sesuai dengan perkembangan peserta didik kelas awal Sekolah Dasar.
3.Memberikan keterampilan kepada guru dalam menyusun perencanaan, melaksanakan dan melakukan penilaian dalam pembelajaran tematik.
4.Memberikan wawasan, pengetahuan dan pemahaman bagi pihak terkait, sehingga diharapkan dapat memberikan dukungan terhadap kelancaran pelaksanaan pembelajaran tematik
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pengembangan pembelajaran tematik meliputi seluruh mata pelajaran pada kelas I - III Sekolah Dasar, yaitu: Pendidikan Agama, Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Pendidikan Kewarganegaraan, Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni Budaya dan Keterampilan, serta Pendidikan Jasmani,Olahraga dan Kesehatan.
BAB II
KERANGKA BERPIKIR
A. Karakteristik Perkembangan anak usia kelas awal SD
Anak yang berada di kelas awal SD adalah anak yang berada pada rentangan usia dini. Masa usia dini ini merupakan masa yang pendek tetapi merupakan masa yang sangat penting bagi kehidupan seseorang. Oleh karena itu, pada masa ini seluruh potensi yang dimiliki anak perlu didorong sehingga akan berkembang secara optimal.
Karakteristik perkembangan anak pada kelas satu, dua dan tiga SD biasanya pertumbuhan fisiknya telah mencapai kematangan, mereka telah mampu mengontrol tubuh dan keseimbangannya. Mereka telah dapat melompat dengan kaki secara bergantian, dapat mengendarai sepeda roda dua, dapat menangkap bola dan telah berkembang koordinasi tangan dan mata untuk dapat memegang pensil maupun memegang gunting. Selain itu, perkembangan sosial anak yang berada pada usia kelas awal SD antara lain mereka telah dapat menunjukkan keakuannya tentang jenis kelaminnya, telah mulai berkompetisi dengan teman sebaya, mempunyai sahabat, telah mampu berbagi, dan mandiri.
Perkembangan emosi anak usia 6-8 tahun antara lain anak telah dapat mengekspresikan reaksi terhadap orang lain, telah dapat mengontrol emosi, sudah mampu berpisah dengan orang tua dan telah mulai belajar tentang benar dan salah. Untuk perkembangan kecerdasannya anak usia kelas awal SD ditunjukkan dengan kemampuannya dalam melakukan seriasi, mengelompokkan obyek, berminat terhadap angka dan tulisan, meningkatnya perbendaharaan kata, senang berbicara, memahami sebab akibat dan berkembangnya pemahaman terhadap ruang dan waktu.
B. Cara Anak Belajar
Piaget (1950) menyatakan bahwa setiap anak memiliki cara tersendiri dalam menginterpretasikan dan beradaptasi dengan lingkungannya (teori perkembangan kognitif). Menurutnya, setiap anak memiliki struktur kognitif yang disebut schemata yaitu sistem konsep yang ada dalam pikiran sebagai hasil pemahaman terhadap objek yang ada dalam lingkungannya. Pemahaman tentang objek tersebut berlangsung melalui proses asimilasi (menghubungkan objek dengan konsep yang sudah ada dalam pikiran) dan akomodasi (proses memanfaatkan konsep-konsep dalam pikiran untuk menafsirkan objek). Kedua proses tersebut jika berlangsung terus menerus akan membuat pengetahuan lama dan pengetahuan baru menjadi seimbang. Dengan cara seperti itu secara bertahap anak dapat membangun pengetahuan melalui interaksi dengan lingkungannya. Berdasarkan hal tersebut, maka perilaku belajar anak sangat dipengaruhi oleh aspek-aspek dari dalam dirinya dan lingkungannya. Kedua hal tersebut tidak mungkin dipisahkan karena memang proses belajar terjadi dalam konteks interaksi diri anak dengan lingkungannya.
Anak usia sekolah dasar berada pada tahapan operasi konkret. Pada rentang usia tersebut anak mulai menunjukkan perilaku belajar sebagai berikut: (1) Mulai memandang dunia secara objektif, bergeser dari satu aspek situasi ke aspek lain secara reflektif dan memandang unsur-unsur secara serentak, (2) Mulai berpikir secara operasional, (3) Mempergunakan cara berpikir operasional untuk mengklasifikasikan benda-benda, (4) Membentuk dan mempergunakan keterhubungan aturan-aturan, prinsip ilmiah sederhana, dan mempergunakan hubungan sebab akibat, dan (5) Memahami konsep substansi, volume zat cair, panjang, lebar, luas, dan berat.
Memperhatikan tahapan perkembangan berpikir tersebut, kecenderungan belajar anak usia sekolah dasar memiliki tiga ciri, yaitu:
1. Konkrit
Konkrit mengandung makna proses belajar beranjak dari hal-hal yang konkrit yakni yang dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba, dan diotak atik, dengan titik penekanan pada pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar. Pemanfaatan lingkungan akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih bermakna dan bernilai, sebab siswa dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya, keadaan yang alami, sehingga lebih nyata, lebih faktual, lebih bermakna, dan kebenarannya lebih dapat dipertanggungjawabkan.
2. Integratif
Pada tahap usia sekolah dasar anak memandang sesuatu yang dipelajari sebagai suatu keutuhan, mereka belum mampu memilah-milah konsep dari berbagai disiplin ilmu, hal ini melukiskan cara berpikir anak yang deduktif yakni dari hal umum ke bagian demi bagian.
3. Hierarkis
Pada tahapan usia sekolah dasar, cara anak belajar berkembang secara bertahap mulai dari hal-hal yang sederhana ke hal-hal yang lebih kompleks. Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu diperhatikan mengenai urutan logis, keterkaitan antar materi, dan cakupan keluasan serta kedalaman materi .
C. Belajar dan Pembelajaran Bermakna
Belajar pada hakekatnya merupakan proses perubahan di dalam kepribadian yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, dan kepandaian. Perubahan ini bersifat menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.
Pembelajaran pada hakekatnya adalah suatu proses interaksi antar anak dengan anak, anak dengan sumber belajar dan anak dengan pendidik. Kegiatan pembelajaran ini akan menjadi bermakna bagi anak jika dilakukan dalam lingkungan yang nyaman dan memberikan rasa aman bagi anak. Proses belajar bersifat individual dan kontekstual, artinya proses belajar terjadi dalam diri individu sesuai dengan perkembangannya dan lingkungannya.
Belajar bermakna (meaningfull learning) merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Kebermaknaan belajar sebagai hasil dari peristiwa mengajar ditandai oleh terjadinya hubungan antara aspek-aspek, konsep-konsep, informasi atau situasi baru dengan komponen-komponen yang relevan di dalam struktur kognitif siswa. Proses belajar tidak sekadar menghafal konsep-konsep atau fakta-fakta belaka, tetapi merupakan kegiatan menghubungkan konsep-konsep untuk menghasilkan pemahaman yang utuh, sehingga konsep yang dipelajari akan dipahami secara baik dan tidak mudah dilupakan. Dengan demikian, agar terjadi belajar bermakna maka guru harus selalu berusaha mengetahui dan menggali konsep-konsep yang telah dimiliki siswa dan membantu memadukannya secara harmonis konsep-konsep tersebut dengan pengetahuan baru yang akan diajarkan.
Dengan kata lain, belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami langsung apa yang dipelajarinya dengan mengaktifkan lebih banyak indera daripada hanya mendengarkan orang/guru menjelaskan.
D. Pengertian Pembelajaran Tematik
Sesuai dengan tahapan perkembangan anak, karakteristik cara anak belajar, konsep belajar dan pembelajaran bermakna, maka kegiatan pembelajaran bagi anak kelas awl SD sebaiknya dilakukan dengan Pembelajaran tematik. Pembelajaan tematik adalah pembelajaran tepadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan (Poerwadarminta, 1983). Dengan tema diharapkan akan memberikan banyak keuntungan, di antaranya:
1) Siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu,
2) Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar matapelajaran dalam tema yang sama;
3) pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan;
4) kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan matapelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa;
5) Siswa mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas;
6) Siswa lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam satu mata pelajaran sekaligus mempelajari matapelajaran lain;
7) guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara tematik dapat dipersiapkaan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan, waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan, atau pengayaan.
E. Landasan Pembelajaran Tematik
Landasan Pembelajaran tematik mencakup:
Landasan filosofis dalam pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh tiga aliran filsafat yaitu: (1) progresivisme, (2) konstruktivisme, dan (3) humanisme. Aliran progresivisme memandang proses pembelajaran perlu ditekankan pada pembentukan kreatifitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah (natural), dan memperhatikan pengalaman siswa. Aliran konstruktivisme melihat pengalaman langsung siswa (direct experiences) sebagai kunci dalam pembelajaran. Menurut aliran ini, pengetahuan adalah hasil konstruksi atau bentukan manusia. Manusia mengkonstruksi pengetahuannya melalui interaksi dengan obyek, fenomena, pengalaman dan lingkungannya. Pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari seorang guru kepada anak, tetapi harus diinterpretasikan sendiri oleh masing-masing siswa. Pengetahuan bukan sesuatu yang sudah jadi, melainkan suatu proses yang berkembang terus menerus. Keaktifan siswa yang diwujudkan oleh rasa ingin tahunya sangat berperan dalam perkembangan pengetahuannya. Aliran humanisme melihat siswa dari segi keunikan/kekhasannya, potensinya, dan motivasi yang dimilikinya.
Landasan psikologis dalam pembelajaran tematik terutama berkaitan dengan psikologi perkembangan peserta didik dan psikologi belajar. Psikologi perkembangan diperlukan terutama dalam menentukan isi/materi pembelajaran tematik yang diberikan kepada siswa agar tingkat keluasan dan kedalamannya sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik. Psikologi belajar memberikan kontribusi dalam hal bagaimana isi/materi pembelajaran tematik tersebut disampaikan kepada siswa dan bagaimana pula siswa harus mempelajarinya.
Landasan yuridis dalam pembelajaran tematik berkaitan dengan berbagai kebijakan atau peraturan yang mendukung pelaksanaan pembelajaran tematik di sekolah dasar. Landasan yuridis tersebut adalah UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya (pasal 9). UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya (Bab V Pasal 1-b).
F. Arti Penting Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses belajar secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui pengalaman langsung siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya. Teori pembelajaran ini dimotori para tokoh Psikologi Gestalt, termasuk Piaget yang menekankan bahwa pembelajaran haruslah bermakna dan berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan anak.
Pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing). Oleh karena itu, guru perlu mengemas atau merancang pengalaman belajar yang akan mempengaruhi kebermaknaan belajar siswa. Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual antar mata pelajaran yang dipelajari akan membentuk skema, sehingga siswa akan memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Selain itu, dengan penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar akan sangat membantu siswa, karena sesuai dengan tahap perkembangannya siswa yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik).
Beberapa ciri khas dari pembelajaran tematik antara lain: 1) Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar; 2) Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari minat dan kebutuhan siswa; 3) Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama; 4) Membantu mengembangkan keterampilan berpikir siswa; 5) Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui siswa dalam lingkungannya; dan 6) Mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti kerjasama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.
Dengan pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan tema ini, akan diperoleh beberapa manfaat yaitu: 1) Dengan menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan indikator serta isi mata pelajaran akan terjadi penghematan, karena tumpang tindih materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan, 2) Siswa mampu melihat hubungan-hubungan yang bermakna sebab isi/materi pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat, bukan tujuan akhir, 3) Pembelajaran menjadi utuh sehingga siswa akan mendapat pengertian mengenai proses dan materi yang tidak terpecah-pecah. 4) Dengan adanya pemaduan antar mata pelajaran maka penguasaan konsep akan semakin baik dan meningkat,
G. Karakteristik Pembelajaran Tematik
Sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar, pembelajaran tematik memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:
1.Berpusat pada siswa
Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student centered), hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.
2.Memberikan pengalaman langsung
Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa (direct experiences). Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkrit) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.
3.Pemisahan matapelajaran tidak begitu jelas
Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.
4.Menyajikan konsep dari berbagai matapelajaran
Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, Siswa mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
5.Bersifat fleksibel
Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.
6.Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa
Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya.
7.Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan
H. RAMBU-RAMBU
1.Tidak semua mata pelajaran harus dipadukan
2.Dimungkinkan terjadi penggabungan kompetensi dasar lintas semester pada kelas yang sama
3.Kompetensi dasar yang tidak dapat dipadukan, jangan dipaksakan, namun dapat dibelajarkan melalui tema lain maupun disajikan secara tersendiri.
4.Kegiatan pembelajaran ditekankan pada kemampuan membaca, menulis, dan berhitung serta penanaman nilai-nilai moral
5.Setiap kegiatan pembelajaran hendaknya selalu mempergunakan alat peraga yang sesuai dengan tujuan
6.Judul maupun jumlah tema yang dipilih atau yang ditentukan oleh masing-masing sekolah, disesuaikan dengan karakteristik siswa, minat, lingkungan, dan daerah setempat
7.Agar pelaksanaan dapat optimal, jumlah peserta didik disesuaikan dengan jumlah guru di kelas
BAB III
IMPLIKASI PEMBELAJARAN TEMATIK
Dalam implementasi pembelajaran tematik di sekolah dasar mempunyai berbagai implikasi yang mencakup:
A. Implikasi bagi guru
Pembelajaran tematik memerlukan guru yang kreatif baik dalam menyiapkan kegiatan/pengalaman belajar bagi anak, juga dalam memilih kompetensi dari berbagai mata pelajaran dan mengaturnya agar pembelajaran menjadi lebih bermakna, menarik, menyenangkan dan utuh.
B. Implikasi bagi siswa
1.Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang dalam pelaksanaannya dimungkinkan untuk bekerja baik secara individual, pasangan, kelompok kecil ataupun klasikal.
2.Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang bervariasi secara aktif misalnya melakukan diskusi kelompok, mengadakan penelitian sederhana, dan pemecahan masalah
C. Implikasi terhadap sarana, prasarana, sumber belajar dan media
1.Pembelajaran tematik pada hakekatnya menekankan pada siswa baik secara individual maupun kelompok untuk aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistik dan otentik. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya memerlukan berbagai sarana dan prasarana belajar.
2.Pembelajaran ini perlu memanfaatkan berbagai sumber belajar baik yang sifatnya didisain secara khusus untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran (by design), maupun sumber belajar yang tersedia di lingkungan yang dapat dimanfaatkan (by utilization).
3.Pembelajaran ini juga perlu mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran yang bervariasi sehingga akan membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang abstrak.
4.Penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar masih dapat menggunakan buku ajar yang sudah ada saat ini untuk masing-masing mata pelajaran dan dimungkinkan pula untuk menggunakan buku suplemen khusus yang memuat bahan ajar yang terintegrasi
D. Implikasi terhadap Pengaturan ruangan
Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran tematik perlu melakukan pengaturan ruang agar suasana belajar menyenangkan. Pengaturan ruang tersebut meliputi:
Ruang perlu ditata disesuaikan dengan tema yang sedang dilaksanakan.
Susunan bangku peserta didik dapat berubah-ubah disesuaikan dengan keperluan pembelajaran yang sedang berlangsung
Peserta didik tidak selalu duduk di kursi tetapi dapat duduk di tikar/karpet
Kegiatan hendaknya bervariasi dan dapat dilaksanakan baik di dalam kelas maupun di luar kelas
Dinding kelas dapat dimanfaatkan untuk memajang hasil karya peserta didik dan dimanfaatkan sebagai sumber belajar
Alat, sarana dan sumber belajar hendaknya dikelola sehingga memudahkan peserta didik untuk menggunakan dan menyimpannya kembali.
E. Implikasi terhadap Pemilihan metode
Sesuai dengan karakteristik pembelajaran tematik, maka dalam pembelajaran yang dilakukan perlu disiapkan berbagai variasi kegiatan dengan menggunakan multi metode. Misalnya percobaan, bermain peran, tanya jawab, demonstrasi, bercakap-cakap.
BAB IV
TAHAP PERSIAPAN PELAKSANAAN
Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik, perlu dilakukan beberapa hal yang meliputi tahap perencanaan yang mencakup kegiatan pemetaan kompetensi dasar, pengembangan jaringan tema, pengembangan silabus dan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran.
A. Pemetaan Kompetensi Dasar
Kegiatan pemetaan ini dilakukan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh dan utuh semua standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator dari berbagai mata pelajaran yang dipadukan dalam tema yang dipilih. Kegiatan yang dilakukan adalah:
1. Penjabaran Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ke dalam indikator
Melakukan kegiatan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar dari setiap mata pelajaran ke dalam indikator. Dalam mengembangkan indikator perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik
Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran
Dirumuskan dalam kata kerja oprasional yang terukur dan/atau dapat diamati
2.Menentukan tema
a.cara penentuan tema
Dalam menentukan tema dapat dilakukan dengan dua cara yakni:
Cara pertama, mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam masing-masing mata pelajaran, dilanjutkan dengan menentukan tema yang sesuai.
Cara kedua, menetapkan terlebih dahulu tema-tema pengikat keterpaduan, untuk menentukan tema tersebut, guru dapat bekerjasama dengan peserta didik sehingga sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.
b.Prinsip Penentuan tema
Dalam menetapkan tema perlu memperhatikan beberapa prinsip yaitu:
Memperhatikan lingkungan yang terdekat dengan siswa:
Dari yang termudah menuju yang sulit
Dari yang sederhana menuju yang kompleks
Dari yang konkret menuju ke yang abstrak.
Tema yang dipilih harus memungkinkan terjadinya proses berpikir pada diri siswa
Ruang lingkup tema disesuaikan dengan usia dan perkembangan siswa, termasuk minat, kebutuhan, dan kemampuannya
3. Identifikasi dan analisis Standar Kompetensi, Kompetensi dasar dan Indikator
Lakukan identifikasi dan analisis untuk setiap Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan indikator yang cocok untuk setiap tema sehingga semua standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator terbagi habis.
B. Menetapkan Jaringan Tema
Buatlah jaringan tema yaitu menghubungkan kompetensi dasar dan indikator dengan tema pemersatu. Dengan jaringan tema tersebut akan terlihat kaitan antara tema, kompetensi dasar dan indikator dari setiap mata pelajaran. Jaringan tema ini dapat dikembangkan sesuai dengan alokasi waktu setiap tema.
C. Penyusunan Silabus
Hasil seluruh proses yang telah dilakukan pada tahap-tahap sebelumnya dijadikan dasar dalam penyusunan silabus. Komponen silabus terdiri dari standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, pengalaman belajar, alat/sumber, dan penilaian.
D. Penyusunan Rencana Pembelajaran
Untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran guru perlu menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran. Rencana pembelajaran ini merupakan realisasi dari pengalaman belajar siswa yang telah ditetapkan dalam silabus pembelajaran. Komponen rencana pembelajaran tematik meliputi:
1.Identitas mata pelajaran (nama mata pelajaran yang akan dipadukan, kelas, semester, dan waktu/banyaknya jam pertemuan yang dialokasikan).
2.Kompetensi dasar dan indikator yang akan dilaksanakan.
3.Materi pokok beserta uraiannya yang perlu dipelajari siswa dalam rangka mencapai kompetensi dasar dan indikator.
4.Strategi pembelajaran (kegiatan pembelajaran secara konkret yang harus dilakukan siswa dalam berinteraksi dengan materi pembelajaran dan sumber belajar untuk menguasai kompetensi dasar dan indikator, kegiatan ini tertuang dalam kegiatan pembukaan, inti dan penutup).
5.Alat dan media yang digunakan untuk memperlancar pencapaian kompetensi dasar, serta sumber bahan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran tematik sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai.
6.Penilaian dan tindak lanjut (prosedur dan instrumen yang akan digunakan untuk menilai pencapaian belajar peserta didik serta tindak lanjut hasil penilaian).
BAB V
TAHAP PELAKSANAAN
1. Tahapan kegiatan
Pelaksanaan pembelajaran tematik setiap hari dilakukan dengan menggunakan tiga tahapan kegiatan yaitu kegiatan pembukaan/awal/pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Alokasi waktu untuk setiap tahapan adalah kegiatan pembukaan kurang lebih satu jam pelajaran (1 x 35 menit), kegiatan inti 3 jam pelajaran (3 x 35 menit) dan kegiatan penutup satu jam pelajaran (1 x 35 menit)
a. Kegiatan Pendahuluan/awal/pembukaan
Kegiatan ini dilakukan terutama untuk menciptakan suasana awal pembelajaran untuk mendorong siswa menfokuskan dirinya agar mampu mengikuti proses pembelajaran dengan baik.
Sifat dari kegiatan pembukaan adalah kegiatan untuk pemanasan. Pada tahap ini dapat dilakukan penggalian terhadap pengalaman anak tentang tema yang akan disajikan. Beberapa contoh kegiatan yang dapat dilakukan adalah bercerita, kegiatan fisik/jasmani, dan menyanyi
b. Kegiatan Inti
Dalam kegiatan inti difokuskan pada kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk pengembangan kemampuan baca, tulis dan hitung. Penyajian bahan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan berbagai strategi/metode yang bervariasi dan dapat dilakukan secara klasikal, kelompok kecil, ataupun perorangan.
c. Kegiatan Penutup/Akhir dan Tindak Lanjut
Sifat dari kegiatan penutup adalah untuk menenangkan. Beberapa contoh kegiatan akhir/penutup yang dapat dilakukan adalah menyimpulkan/mengungkapkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan, mendongeng, membacakan cerita dari buku, pantomim, pesan-pesan moral, musik/apresiasi musik.
Contoh jadwal pelaksanaan pembelajaran perhari dapat dijabarkan menjadi:
Contoh 1:
Kegiatan
Jenis kegiatan
Kegiatan pembukaan
Anak berkumpul bernyanyi sambil menari mengikluti irama musik
Kegiatan inti
Kegiatan untuk pengembangan membaca
Kegiatan untuk pengembangan menulis
Kegitan untuk pengembangan berhitung
Kegiatan penutup
Mendongeng atau membaca cerita dari buku cerita
Contoh 2:
Kegiatan
Jenis kegiatan
Kegiatan pembukaan
Waktu berkumpul (anak m,enceritakan pengalkaman, menyanyi, melakukan kegiatan fisik sesuai dengan tema)
Kegiatan inti
Pengembnagan kemmapuan menulis (kegiatan kelompok besar)
Pengembnagan kemampuan berhitung kegiatan kelompok kecil atau berpasangan)
Melakukan pengamatan sesuai dengan tema, misalnya mengamati jenis kendaraan yang lewat pada tema transporasi, menggambar hewan hasil pengamatan
Kegoiatan penutup
Mendongeng
Pesan-pesan moral
Musik/menyanyi
2.Pengaturan Jadwal pelajaran
Untuk memudahkan administrasi sekolah terutama dalam penjadwalan. Guru bersama dengan guru mata pelajaran pendidikan agama, guru pendidikan Jasmani dan guru muatan lokal perlu bersama-sama menyusun Jadwal pelajaran. Contoh jadwal yang dapat dikembangkan adalah:
Waktu
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jumat
Sabtu
7-7.35
Matematika
B. Indo
Mat
BI
Penjaskes
IPA
7.35-8.10
Matematika
B. Indo
Mat
BI
penjaskes
IPA
8.10-8.45
Matematika
B. Indo
Mat
KTK
P. Agama
mulok
8.45-9.00
Istirahat
9.00-9.35
B. Ind
Mat
IPS
KTK
P. Agama
mulok
9.35-10.10
B. Ind
Mat
IPS
KTK
BAB VI
PENILAIAN
A. Pengertian
Penilaian dalam pembelajaran tematik adalah suatu usaha untuk mendapatkan berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh tentang proses dan hasil dari pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik melalui program kegiatan belajar.
B. Tujuan
Tujuan Penilaian pembelajaran tematik adalah:
1.Mengetahui percapaian indikator yang telah ditetapkan
2.Memperoleh umpan balik bagi guru, untuk pengetahui hambatan yang terjadi dalam pembelajaran maupun efektivitas pembelajaran
3.Memperoleh gambaran yang jelas tentang perkembangan pengetahuan, keterampilan dan sikap siswa
4.Sebagai acuan dalam menentukan rencana tindak lanjut (remedial, pengayaan, dan pemantapan).
C. Prinsip
1. Penilaian di kelas I dan II mengikuti aturan penilaian mata-mata pelajaran lain di sekolah dasar. Mengingat bahwa siswa kelas I SD belum semuanya lancar membaca dan menulis, maka cara penilaian di kelas I tidak ditekankan pada penilaian secara tertulis.
2. Kemampuan membaca, menulis dan berhitung merupakan kemampuan yang harus dikuasai oleh peserta didik kelas I dan II. Oleh karena itu, penguasaan terhadap ke tiga kemampuan tersebut adalah prasyarat untuk kenaikan kelas.
3. Penilaian dilakukan dengan mengacu pada indikator dari masing-masing Kompetensi Dasar dan Hasil Belajar dari mata-mata pelajaran.
4. Penilaian dilakukan secara terus menerus dan selama proses belajar mengajar berlangsung, misalnya sewaktu siswa bercerita pada kegiatan awal, membaca pada kegiatan inti dan menyanyi pada kegiatan akhir.
5. Hasil karya/kerja siswa dapat digunakan sebagai bahan masukan guru dalam mengambil keputusan siswa misalnya: Penggunaan tanda baca, ejaan kata, maupun angka.
D. Alat Penilaian
Alat penilaian dapat berupa Tes dan Non Tes. Tes mencakup: tertulis, lisan, atau perbuatan, catatan harian perkembangan siswa, dan porto folio. Dalam kegiatan pembelajaran di kelas awal penilaian yang lebih banyak digunakan adalah melalui pemberian tugas dan portofolio. Guru menilai anak melalui pengamatan yang lalu dicatat pada sebuiah buku bantu. Sedangkan Tes tertulis digunakan untuk menilai kemampuan menulis siswa, khususnya untuk mengetahui tentang penggunaan tanda baca, Jean, kata atau angka
Berikut adalah contoh penilaian yang dapat dilakukan guru:
A. Kewarganegaraan dan
Pengetahuan Sosial
: Tes Lisan
Menyebutkan peristiwa/kegiatan yang dialami
Mengemukakan peristiwa/kegiatan yang berkesan
Mengekspresikan perasaan waktu memberi kesan.
B. Bahasa Indonesia
: Perbuatan
Kelancaran membaca
Melafalkan kata
Melagukan/intonasi
Cara bertanya jawab
Tugas
Melengkapi kalimat
C. Ilmu Pengetahuan Alam
: Perbuatan
Mendemonstrasikan cara menggosok gigi
: Lisan
Menyebutkan cara memelihara gigi
Menjelaskan manfaat menggosok gigi
E. Aspek Penilaian
Pada pembelajaran tematik penilaian dilakukan untuk mengkaji ketercapaian Kompetensi Dasar dan Indikator pada tiap-tiap mata pelajaran yang terdapat pada tema tersebut. Dengan demikian penilaian dalam hal ini tidak lagi terpadu melalui tema, melainkan sudah terpisah-pisah sesuai dengan Kompetensi Dasar, Hasil Belajar dan Indikator mata pelajaran.
Nilai akhir pada laporan (raport) dikembalikan pada kompetensi mata pelajaran yang terdapat pada kelas satu dan dua Sekolah Dasar, yaitu: Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Pendidikan Kewarganegaraan dan Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni Budaya dan Keterampilan, dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan kesehatan.
PENUTUP
Pedoman ini merupakan acuan minimal, sehingga sekolah dan guru dapat mengembangan sendiri sesuai dengan kondisi masing-masing.
LAMPIRAN-LAMPIRAN:
1.CONTOH PEMETAAN STANDAR KOMPETENSI DENGAN TEMA
2.CONTOH JARINGAN TEMA
3.CONTOH SILABUS
4.CONTOH RENCANA PEMBELAJARAN
PEMETAAN STANDAR KOMPETENSI, KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR DENGAN TEMA
KELAS I
Mata pelajaran
Standar Kompetensi (*)
Kompetensi Dasar (**)
Indikator (***)
Tema dan Waktu Per Minggu
Diri Sendiri
Keluar ga
Ling-kung an
Tran spor-tasi
Kesehatan, Kebersihan & Keamanan
Hewan & Tumbuhan
Pekerja-an
Gejala Alam dan Pe-ristiwa
Rekreasi
Negara
Alat Komunikasi
4
3
4
3
4
3
2
4
3
2
2
Matematika
Bilangan
Melakukan
Penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20
Membilang banyak benda
Membilang atau menghitung secara urut
-
Menyebutkan banyak benda
-
Membandingkan dua kumpulan benda melalui istilah lebih banyak, lebih sedikit, atau sasma banyak
-
Membaca dan menulis lambang bilangan
-
-
-
-
-
-
Menyatakan masalah sehari-hari yang terkait penjumlahan dan pengurangan sampai 20
-
-
-
-
Geometri dan pengukuran
Mengguna
kan pengukuran waktu dan panjang
Menentukan waktu (pagi, siang, malam), hari, dan jam ( bulat)
Menceritakan pengalaman saat pagi, siang atau malam hari
v
v
v
v
v
-
v
-
v
-
-
Menyebutkan perbedaan antara pagi dan malam hari
v
v
v
v
v
-
v
-
v
-
-
Mengelompokkan berbagai bangun ruang sederhana (balok, prisma, tabung, bola, dan kerucut)
Membedakan berbagai bentuk sesuai dengan cirinya
-
v
v
v
v
-
v
v
-
v
v
Menyebutkan hasil pengelompokkan bangun ruang sederhana
-
v
v
v
v
-
v
v
-
v
v
Pendidikan Jasmani, olahraga dan kesehatan
Permainan dan olahraga
Mempraktekkan gerak dasar ke dalam permainan sederhana/
Aktivitas jasmani dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya
Mempraktikkan gerak dasar jalan, lari dan lompat dalam permainan sederhana, serta nilai sportivitas, kejujuran, kerjasama, toleransi dan percaya diri.
Menerapkan konsep arah dalam berjalan, berlari dan melompat.
--
Berjalan dengan berbagai pola langkah dan kecepatan.
--
Berlari dengan berbagai pola langkah dan kecepatan.
--
Melompat ke berbagai arah.
--
PEMETAAN STANDAR KOMPETENSI, KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR DENGAN TEMA
KELAS I
Mata pelajaran
Standar Kompetensi (*)
Kompetensi Dasar (**)
Indikator (***)
Tema dan Waktu Per Minggu
Diri Sendiri
Keluar ga
Ling-kung an
Tran spor-tasi
Kesehatan, Kebersihan & Keamanan
Hewan & Tumbuhan
Peker-jaan
Gejala Alam dan Peristiwa
Rekreasi
Negara
Alat Komunikasi
4
3
4
3
4
3
2
4
3
2
2
Pengetahuan sosial
Memahami identitas diri dan keluarga, serta skikap saling menghormamati dalam kemajemukan Keluarga
Mengiden-tifikasi identitas diri, keluarga, dan kerabat
Menyebutkan nama lengkap dan nama panggilan
--
-
Menyebutkan nama ayah, ibu, saudara dan wali.
-
Menyebutkan alamat tempat tinggal.
-
Menyebutkan anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah.
-
PEMETAAN STANDAR KOMPETENSI, KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR DENGAN TEMA
KELAS I
Mata Pelajaran
Standar Kompetensi (*)
Kompetensi Dasar (**)
Indikator (***)
Tema dan Waktu Per Minggu
Diri Sendiri
Keluar ga
Lingkung- an
Tran spor-tasi
Kesehatan, Kebersihan & Keamanan
Hewan & Tumbuhan
Pekerja-an
Gejala Alam dan Pe-ristiwa
Rekreasi
Negara
Alat Komunikasi
4
2
4
2
4
3
2
2
3
2
2
Ilmu Pengetahuan Alam
Makhluk Hidup dan proses kehidupan
Mengenal anggota tubuh serta kegunaannya serta cara perawatannya
1.1 Mengenal bagian-bagian tubuh dan kegunaannya
Menyebutkan nama bagian-bagian tubuh
-
-
-
-
-
-
menceritakan kegunaan bagian-bagian tubuh
-
-
-
-
-
-
Menyebutkan anggota gerak tubuh.
-
-
-
-
-
-
Benda dan Sifatnya
Mengenal berbagai sifat benda dan kegunaannya melalui pengamatan perubahan bentuk benda
Mengidentifikasi benda yang ada di lingkungan sekitar berdasarkan cirinya melalui pengamatan
Mengelompokkan benda dengan berbagai cara yang diketahui anak
v
v
v
v
v
v
v
v
Menunjuk sebanyak-banyaknya benda yang mempunyai warna, bentuk dan ciri tertentu
-
v
v
v
-
v
v
-
v
v
v
Memasangkan benda sesuai dengan pasangannya
v
v
-
v
v
v
-
-
v
v
-
PEMETAAN STANDAR KOMPETENSI, KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR DENGAN TEMA
KELAS I
Mata Pelajaran
Standar kompetensi (*)
Kompetensi Dasar (**)
Indikator (***)
Tema dan Waktu Per Minggu
Diri Sendiri
Keluar ga
Ling-kung an
Tran spor-tasi
Kesehatan, Kebersihan & Keamanan
Hewan & Tumbuhan
Pekerja-an
Gejala Alam dan Pe-ristiwa
Rekreasi
Negara
Alat Komunikasi
4
3
4
3
4
3
2
4
3
2
2
Seni
Budaya
dan Keterampilan
Seni rupa
Mengapresiasi karya seni rupa
1.1 Meng-identi-fikasi unsur rupa pada benda di alam sekitar
Mengelompokkan berbagai jenis: bintik gari, bidang, warna dan bentuk pada benda dua dan tiga dimensi di alam sekitar.
-
-
-
-
-
-
Mengelompokkan berbagai ukuran: bintik, garis, bidang, warna dan bentuk pada benda dua dan tiga dimensi di alam sekitar.
-
-
-
-
-
-
Menyebutkan unsur rupa di lingkungan sekolah.
-
-
-
-
-
-
Seni musik
Mengapresiasi karya seni musik
Mengiden-tifikasi unsur/elemen musik dari berbagai sumber bunyi yang dihasilkan tubuh manusia
Bertepuk tangan dengan pola
Seni Tari
Mengapresiasi karya seni tari
Mengiden-tifikasi fungsi tubuh dalam melaksanakan gerak di tempat
Bergerak bebas sesuai irama musik
PEMETAAN STANDAR KOMPETENSI, KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR DENGAN TEMA
KELAS I
Mata Pelajaran
Standar Kompetensi (*)
Kompetensi Dasar (**)
(Contoh)
Indikator (***)
Tema dan Waktu Per Minggu
Diri Sendiri
Keluar ga
Ling-kung an
Tran sportasi
Kesehatan, Kebersihan & Keamanan
Hewan & Tumbuhan
Pekerja-an
Gejala Alam dan Pe-ristiwa
Rekreasi
Negara
Alat Komunikasi
4
3
4
3
4
3
2
3
4
2
2
Bahasa Indonesia
Mende-ngarkan
Memahami bunyi bahasa, perintah, an dongeng yang dilisankan
Membedakan bunyi bahasa
Membedakan berbagai bunyi/suara tertentu secara tepat.
-
-
Menirukan bunyi/suara tertentu seperti: suara burung, ombak, kendaraan, dan lain-lain.
-
-
Mengenal bunyi bahasa.
-
-
Membedakan bunyi bahasa.
-
-
Melafalkan bunyi bahasa secara tepat.
-
-
Berbicara
Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi, secara lisan dengan perkenalan dan tegur sapa, pengenalan benda dan fungsi anggota tubuh.
Memperkenalkan diri sendiri dengan kalimat sederhana dan bahasa yang santun
Menyebutkan data diri (nama, kelas, sekolah, dan tempat tinggal) dengan kalimat sederhana
-
-
-
-
-
-
-
Menyebutkan nama orangtua dan saudara kandung.
-
-
-
-
-
-
-
Menanyakan data diri dan nama oratua serta saudara teman sekelas
-
-
-
-
-
-
-
Membaca
Memahami teks pendek dengan membaca nyaring
Membaca nyaring suku kata dan kata dengan lafal yang tepat
Mengenali huru-huruf dan membacanya sebagai suku kata, kata dan kalimat sederhana.
Membaca nyaring satu paragraf dengan lafal dan intonasi yang tepat.
Membaca teks pendek dengan lafal dan intonasi yang benar
Menulis
Menulis permulaan dengan menciplak, menebalkan, mencontoh, melengkapi dan menyalin
Menjiplak berbagai bentuk gambar,
lingkaran dan bentuk huruf
Menjiplak berbagai bentuk gambar, lingkaran, dan bentuk huruf.
Menebalkan berbagai bentuk gambar, lingkaran, dan bentuk huruf.
PEMETAAN STANDAR KOMPETENSI, KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR DENGAN TEMA
KELAS I
Mata Pelajaran
Standar Kompetensi (*)
Kompetensi Dasar (**)
Indikator (***)
Tema dan Waktu Per Minggu
Diri Sendiri
Keluar ga
Ling-kung an
Tran sportasi
Kesehatan, Kebersihan & Keamanan
Hewan & Tumbuhan
Pekerja-an
Gejala Alam dan Pe-ristiwa
Rekreasi
Negara
Alat Komunikasi
4
2
4
2
4
3
2
2
2
2
2
Kewarganegaraan
1.1 Menjelaskan perbedaan jenis kelamin, agama dan suku bangsa
Menyebutkan berdasarkan jenis kelamin anggota keluarga.
-
-
-
-
-
-
-
-
Meyebutkan agama-agama yang ada di Indonesia.
-
-
-
-
-
-
-
-
Keterangan:
* : Diambil dari SK-KD
** : Diambil dari SK-KD
*** : Diambil dari penjabaran SK-KD ke dalam indikator
Lampiran3: CONTOH SILABUS
Mata Pelajaran
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
KEGIATAN BELAJAR
SARANA/SUMBER
PENILAIAN
BAHASA INDONESIA
MENDENGARKAN
Membedakan bunyi bahasa
Menirukan bunyi/suara tertentu seperti: suara burung, ombak, kendaraan, dan lain-lain.
Menirukan bunyi suara burung
Bermain peran menjadi berbagai kendaraan
Menirukan suara ombak
Kaset dan tape
Pengamatan
BERBICARA
Memperkenalkan diri sendiri dengan kalimat sederhana dan bahasa yang santun
Menyebutkan nama orangtua dan saudara kandung
tanya jawab tentang nama orang tuanya dan saudara kandungnya (berpasangan)
Menanyakan data diri dan nama orangtua serta saudara teman sekelas
tanya jawab tentang nama orang tuanya dan saudara kandungnya (berpasangan)
melakukan permainan menanyakan data diri temannya
Menyebutkan data diri (nama, kelas, sekolah, dan tempat tinggal) dengan kalimat sederhana
melakukan permainan menanyakan data diri
bercerita tentang data dirinya
MENULIS
Menjiplak berbagai bentuk gambar, lingkaran dan bentuk huruf
Menjiplak berbagai bentuk gambat, lingkaran, dan bentuk huruf
Menjiplak kartu kata
Menjiplah bentuk-bentuk gambar
Menjiplak bentuk-bentuk geometri
Kartu kata
Kartu bentuk gambar
Kartu bentuk geometri
MATEMATIKA
Membilang banyak benda
Membilang atau menghitung secara urut
Membilang benda-benda di kelas
Membilang sambil Memantulkan bola
Bola
Menyebutkan banyak benda
Mengamati lalu menyebutkan nama benda yang dilihatnya
Membandingkan dua kumpulan benda melalui istilah lebih banyak, lebih sedikit, atau sasma banyak
Praktek langsung mengambil dua kumpulan benda lalu dihitung
Batu-batuan
Menentukan waktu (pagi, siang, malam, hari dan jam (bulat)
Menceritakan pengalamannya saat pagi, siang atau malam hari
Bercerita tentnag pengalamannya
IPS
Menguindentifikasi identitas diri,keluarga, dan kerabat
Menyebutkan nama lengkap dan nama panggilan
Menyebutkan nama lengkapnya
Menyebutkan alamat tempat tinggal
Menyebutkan alamat rumahnya
IPA
Makhluk Hidup dan Proses kehidupannya
Mengenal bagian-bagian tubuh dan kegunaannya
Menyebutkan nama bagian-bagian tubuh
Menggambarkan tubuhnya lalu
menyebutkan nama bagian-bagian tubuhnya dan kegunaannya
Menyebutkan kegunaan bagian-bagian tubuh
Mengindetifikasi benda yang ada di lingkungan sekitar berdasarkan cirinya melalui pengamatannya
Mengelompokkan benda dengan berbagai cara yang diketahui anak.
Praktek pengelompokkan
Batu, daun, biji salak
Menunjukkan sebanyak-banyaknya benda yang mempunyai warna, bentuk dan ciri tertentu
Praktek langsung mengamati lingkungan dan menyebutkan sebanyak-banyaknya benda yang mempunyai warna, bentuk dan ciri tertentu
PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN
Mempraktikkan gerak dasar jalan, lari dan loncat dalam permainan sederhana, serta nilai sportivitas, kejujuran, kerjasama, toleransi dan percaya diri
Menerapkan konsep arah dalam berjalan, berlari dan melompat.
Praktek langsung Menerapkan konsep arah dalam berjalan, berlari dan melompat.
Berjalan dengan berbagai pola langkah dan kecepatan
Praktek langsung berjalan dengan pola
SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN
SENI RUPA
Mengidentifikasi unsur rupa pada benda di alam sekitar
Menyebutkan unsur rupa di lingkungan sekolah
Mengamati lingkungan lalu menyebutkan benda-benda yang dilihatnya
Mengelompokkan berbagai jenis: bintik gari, bidang, warna dan bentuk pada benda dua dan tiga dimensi di alam sekitar
Mengamati lingkungan lalu mengelompokkan benda berdasarkan garis, bintik dsb
SENI MUSIK
Mengidentifikasi unsur/elemen musik dari berbagai sumber bunyi yang dihasilkan tubuh manusia
Bertepuk tangan dengan pola
Bermain tepuk tangan dengan berbagai pola yang dicontohkan
SENI TARI
Mengidentifikasi fungsi tubuh dalam melaksanaan gerak di tempat
Bergerak bebas sesuai irama musik
Mendengarkan musik dan bergerak bebas mengikuti irama
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Menyebutkan jenis kelamin anggota keluarga.
Menyebutkan jenis kelamin teman sebangkunya
Meyebutkan agama-agama yang ada di Indonesia
Menyebutkan agama yang dikenalnya
Lampiran 4: Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS : I
TEMA : LINGKUNGAN
MINGGU/HARI : I/Senin
ALOKASI WAKTU : 5 x 35 menit
INDIKATOR:
Bahasa Indonesia:
Menanyakan data diri dan nama orangtua serta saudara teman sekelas
Menjiplak berbagai bentuk gambar, lingkaran, dan bentuk huruf
Matematika:
Membilang atau menghitung secara urut
Menyebutkan banyak benda
Menceritakan pengalamannya saat pagi, siang atau malam hari
IPA
Menunjukkan sebanyak-banyaknya benda yang mempunyai warna, bentuk dan ciri tertentu
IPS
Menyebutkan nama lengkap dan nama panggilan
SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN
Bertepuk tangan dengan pola
PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN
Menerapkan konsep arah dalam berjalan, berlari dan melompat.
SARANA DAN SUMBER BELAJAR:
Kartu-kartu kata
Lembar kerja (jam)
Bola
STRATEGI KEGIATAN
A.Pembukaan (1 X 35 menit)
Berdoa bersama
Menyanyi lagu kasih ibu sambil bertepuk dengan variasi 1-2-1-2
Guru meminta beberapa anak untuk menyebutkan identitas dirinya seperti nama dan alamatnya, dan menceritakan suatu pengalaman yang menyenangkan dirinya
Guru meminta anak untuk berkeliling di kelas sambil melompat satu kaki dengan membilang (menghitung secara urut) lompatannya
Guru meminta beberapa anak mengemukakan tentang kegiatan yang dapat dilakukan pada waktu pagi hari, siang hari dan malam hari
B. Inti (3 x 35 menit)
Di kelas anak secara individual diminta untuk mengamati berbagai benda yang ada dalam kelasnya. memilih benda yang ada di kelas, menghitungnya dan menuliskan lambang bilangan dari jumlah benda yang dihitungnya (kegiatan ini dilakukan beberapa kali)
Kegiatan berikutnya (atau bagi yang sudah menyelesaikan kegiatan pertama) dapat membaca kalimat sederhana dari kartu-kartu kata yang sudah disiapkan guru
Guru meminta anak untuk melihat jam dinding dikelasnya, lalu anak diminta untuk menggambarkan jam didinding tersebut dilengkapi dengan penunjukkan jarum jam pada saat anak melihat dan menggambarkannya.
C. Penutup (1 x 35 menit)
Guru bercerita tentang perlunya air bagi makhluk hidup, yang dilanjutkan dengan tanya jawab
Pesan-pesan moral bagi anak misalnya tentang perlunya hemat air, perlunya mandi/menjaga kebersihan
Kamis, 03 Desember 2009
Diposting oleh
alipoetry, hukum sebagai petunjuk hidup saya... anda... dan mereka,,,,
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar