(1) AYAM DAN SAPI ζ
Kenapa sih", kata seorang kaya pada pelayannya, "orang-orang mengatakan aku pelit. Padahal semua orang kan tahu kalau aku wafat nanti, aku akan memberikan semua yang aku punya pada yayasan sosial dan panti asuhan?"
"Akan saya ceritakan fabel tentang ayam dan sapi," jawab pelayannya.
"Sapi begitu populer, sedangkan sang ayam tidak sama sekali. Hal ini sangat mengherankan sang ayam.'Orang-orang berkata begitu manis tentang kelemah lembutan dan matamu yang begitu memancarkan penderitaan', kata ayam pada sapi. 'Mereka mengira kamu begitu murah hati, karena tiap hari kamu memberi mereka krim dan susu. Tapi bagaimana dengan aku? Aku memberikan semua yang aku punya. Aku memberikan daging ayam. Aku memberikan bulu-buluku. Bahkan mereka memasak dan membuat sup dengan kakiku untuk kaldu. Tidak ada yang seperti itu. Kenapa sih kok bisa begitu ?'"
"Apakah anda tahu apa jawaban sang sapi?", kata pelayan.
"Sang sapi berkata, 'Mungkin karena aku memberikannya sewaktu aku masih hidup.'"
(2) BAJU DAN KUDA ζ
Nasrudin diundang berburu, tetapi hanya dipinjami kuda yang lamban. Tidak lama, hujan turun deras. Semua kuda dipacu kembali ke rumah. Nasrudin melepas bajunya, melipat, dan menyimpannya, lalu membawa kudanya ke rumah. Setelah hujan berhenti, dipakainya kembali bajunya. Semua orang takjub melihat bajunya yang kering, sementara baju mereka semuanya basah, padahal kuda mereka lebih cepat.
"Itu berkat kuda yang kau pinjamkan padaku," ujar Nasrudin ringan.
Keesokan harinya, cuaca masih mendung. Nasrudin dipinjami kuda yang cepat, sementara tuan rumah menunggangi kuda yang lamban. Tak lama kemudian hujan kembali turun deras. Kuda tuan rumah berjalan lambat, sehingga tuan rumah lebih basah lagi. Sementara itu, Nasrudin melakukan hal yang sama dengan hari sebelumnya.Sampai rumah, Nasrudin tetap kering.
"Ini semua salahmu!" teriak tuan rumah, "Kamu membiarkan aku mengendarai kuda brengsek itu!".
"Masalahnya, kamu berorientasi pada kuda, bukan pada baju."
(3) BELAJAR DARI KELEDAI ζ
Suatu hari keledai milik seorang petani jatuh ke dalam sumur. Hewan itu menangis dengan memilukan selama berjam-jam, sementara si petani memikirkan apa yang harus dilakukannya.
Akhirnya, ia memutuskan bahwa hewan itu sudah tua dan sumur juga perlu ditimbun ( ditutup – karena berbahaya); jadi tidak berguna untuk menolong si keledai. Ia mengajak tetangga-tetangganya untuk datang membantunya. Mereka membawa sekop dan mulai menyekop tanah ke dalam sumur.
Pada mulanya, ketika si keledai menyadari apa yang sedang terjadi, ia menangis penuh kengerian. Tetapi kemudian, semua orang takjub, karena si keledai menjadi diam. Setelah beberapa sekop tanah lagi dituangkan ke dalam sumur, si petani melihat ke dalam sumur dan tercengang karena apa yang dilihatnya.
Walaupun punggungnya terus ditimpa oleh bersekop-sekop tanah dan kotoran, si keledai melakukan sesuatu yang menakjubkan. Ia mengguncang-guncangkan badannya agar tanah yang menimpa punggungnya turun ke bawah, lalu menaiki tanah itu
Sementara tetangga-tetangga si petani terus menuangkan tanah kotor ke atas punggung hewan itu, si keledai terus juga menguncangkan badannya dan melangkah naik. Segera saja, semua orang terpesona ketika si keledai meloncati tepi sumur dan melarikan diri !
~~~~~~~~~~
Kehidupan terus saja menuangkan tanah dan kotoran kepadamu, segala macam tanah dan kotoran. Cara untuk keluar dari 'sumur' (kesedihan, masalah, beban pikiran) adalah dengan menguncangkan segala tanah dan kotoran dari diri kita (pikiran, dan hati kita) dan melangkah naik dari 'sumur' dengan menggunakan hal-hal tersebut sebagai pijakan.
Setiap masalah-masalah kita merupakan satu batu pijakan untuk melangkah. Kita dapat keluar dari 'sumur' yang terdalam dengan terus berjuang, jangan pernah menyerah !
Guncangkanlah hal negatif yang menimpa dan melangkahlah naik !!!
"Entah ini adalah waktu kita yang terbaik atau waktu kita yang terburuk, inilah satu-satunya waktu yang kita miliki saat ini !"
(4) BELAJAR SEUMUR HIDUP ζ
Bila anda menganggap bahwa anda sudah tak perlu lagi belajar selepas meraih ijazah sekolah, maka anda salah. Dunia sedang berjalan semakin cepat. Manusia bekerja semakin baik. Persoalan yang muncul semakin rumit. Anda memerlukan berbagai ketrampilan yang baru. Bukan hanya sebagai alat untuk meraih kemajuan. Namun untuk berada di suatu tempat, anda dituntut untuk tahu bagaimana menjaga posisi. Karena itu, jangan berhenti belajar.
Pelajarilah hal-hal baru dengan penuh antusias. Belajar berarti membuka diri anda pada dunia yang luas ini. Belajar mengingatkan, sesungguhnya anda tak mungkin tahu semua jawaban. Belajar mengajarkan pelajaran terpenting dalam hidup, yaitu kerendahan hati untuk bertanya.
Memang benar, sarang burung Manyar tak mengalami perubahan sejak berabad-abad lalu. Mungkin, hingga berabad-abad ke depan. Juga benar, ikan Salmon mungkin takkan mengubah perjalanannya ke sungai air tawar untuk meletakkan telur- telur mereka. Namun, kehidupan manusia selalu berubah. Bukan hanya dari tahun ke tahun, atau dari bulan ke bulan. Tetapi, dari hari ke hari. Manusia akan menemukan cara-cara terbaik bagi hidup mereka. Rahasia alam ini terlalu besar untuk dimengerti dalam umur yang fana ini. Anda tidak harus mengetahui semua jawaban. Namun, anda harus berusaha tahu apa yang terbaik bagi hidup anda. Untuk itu anda harus belajar. Seumur hidup anda.
(5) KATAK ζ
Seekor katak A yang telah lama terkurung dalam sebuah tempurung, suatu hari berhasil keluar dari tempurung yang mengurungnya. Dengan gembira ia melompat-lompat menikmati kebebasannya. Di perjalanan dia bertemu dengan katak B, namun dia keheranan mengapa katak B itu bisa melompat lebih tinggi dan lebih jauh darinya.
Dengan penasaran ia menghampiri katak B itu dan bertanya, Mengapa kau bisa melompat lebih tinggi dan lebih jauh, padahal kita tidak jauh berbeda dari usia ataupun bentuk tubuh ?".
Katak B pun menjawabnya dengan pertanyaan "Di manakah kau selama ini tinggal ? Karena semua katak yang hidup di alam bebas pasti bisa melakukan seperti yang aku lakukan. "Saat itu katak A baru tersadar bahwa selama ini tempurung itulah yang membuat lompatannya tidak sejauh dan setinggi katak lain yang hidup di alam bebas.
Kadang-kadang kita sebagai manusia, tanpa sadar, pernah juga mengalami hal yang sama dengan katak A. Lingkungan yang buruk, hinaan, masa lalu yang buruk, kegagalan yang beruntun, perkataan teman atau pendapat tetangga seolah membuat kita terkurung tempurung semu yang membatasi semua kelebihan kita. Lebih sering kita mempercayai mentah-mentah apapun yang mereka voniskan kepada kita tanpa pernah berpikir benarkah Anda separah itu? Bahkan lebih buruk lagi, kita lebih memilih mempercayai mereka daripada mempercayai diri sendiri.
Tidakkah Anda pernah mempertanyakan kepada nurani bahwa Anda bisa "melompat lebih tinggi dan lebih jauh" kalau Anda mau menyingkirkan "tempurung" itu ? Tidakkah Anda ingin membebaskan diri agar Anda bisa mencapai sesuatu yang selama ini Anda anggap di luar batas kemampuan Anda ?
Beruntung sebagai manusia kita dibekali Tuhan kemampuan untuk berjuang, tidak hanya menyerah begitu saja pada apa yang kita alami. Karena itu teman, teruslah berusaha mencapai apapun yang Anda ingin capai. Sakit memang, lelah memang... apibila Anda sudah sampai di puncak, semua pengorbanan itu pasti akan terbayar.
Kehidupan Anda akan lebih baik kalau hidup dengan cara hidup pilihan Anda.
Bukan cara hidup seperti yang mereka pilihkan untuk Anda.
(6) BOLA DI DALAM KANTONG KERTAS ζ
Seorang pemain profesional bertanding dalam sebuah turnamen golf. Ia baru saja membuat pukulan yang bagus sekali yang jatuh di dekat lapangan hijau. Ketika ia berjalan di fairway, ia mendapati bolanya masuk ke dalam sebuah kantong kertas pembungkus makanan yang mungkin dibuang sembarangan oleh salah seorang penonton. Bagaimana ia bisa memukul bola itu dengan baik ?
Sesuai dengan peraturan turnamen, jika ia mengeluarkan bola dari kantong kertas itu, ia terkena pukulan hukuman. Tetapi kalau ia memukul bola bersama-sama dengan kantong kertas itu, ia tidak akan bisa memukul dengan baik. Salah-salah, ia mendapatkan skor yang lebih buruk lagi. Apa yang harus dilakukannya?
Banyak pemain mengalami hal serupa. Hampir seluruhnya memilih untuk mengeluarkan bola dari kantong kertas itu dan menerima hukuman. Setelah itu mereka bekerja keras sampai ke akhir turnamen untuk menutup hukuman tadi. Hanya sedikit, bahkan mungkin hampir tidak ada, pemain yang memukul bola bersama kantong kertas itu. Resikonya terlalu besar.
Namun, pemain profesional kita kali ini tidak memilih satu di antara dua kemungkinan itu. Tiba-tiba ia merogoh sesuatu dari saku celananya dan mengeluarkan setempurung korek api. Lalu ia menyalakan satu batang korek api dan membakar kantong kertas itu. Ketika kantong kertas itu habis terbakar, ia memilih tongkat yang tepat, membidik sejenak, mengayunkan tongkat, wus, bola terpukul dan jatuh persis di dekat lobang di lapangan hijau. Bravo! Dia tidak terkena hukuman dan tetap bisa mempertahankan posisinya.
Ada orang yang menganggap kesulitan sebagai hukuman, dan memilih untuk menerima hukuman itu. Ada yang mengambil resiko untuk melakukan kesalahan bersama kesulitan itu. Namun, sedikit sekali yang bisa berpikir kreatif untuk menghilangkan kesulitan itu dan menggapai kemenangan.
(7) CINTA YANG TAK PERNAH PADAM ζ
Ketika aku berjalan kaki pulang ke rumah di suatu hari yang dingin, kakiku tersandung sebuah dompet yang tampaknya terjatuh tanpa sepengetahuan pemiliknya. Aku memungut dan melihat isi dompet itu kalau-kalau aku bisa menghubungi pemiliknya. Tapi, dompet itu hanya berisi uang sejumlah tiga Dollar dan selembar surat kusut yang sepertinya sudah bertahun-tahun tersimpan di dalamnya. Satu-satunya yang tertera pada amplop surat itu adalah alamat si pengirim. Aku membuka isinya sambil berharap bisa menemukan petunjuk.
Lalu aku baca tahun "1924". Ternyata surat itu ditulis lebih dari 60 tahun yang lalu. Surat itu ditulis dengan tulisan tangan yang anggun di atas kertas biru lembut yang berhiaskan bunga-bunga kecil di sudut kirinya.Tertulis di sana, "Sayangku Rasyid", yang menunjukkan kepada siapa surat itu ditulis yang ternyata bernama Rasyid. Penulis surat itu menyatakan bahwa ia tidak bisa bertemu dengannya lagi karena ibu telah melarangnya. Tapi, meski begitu ia masih tetap mencintainya. Surat itu ditandatangani oleh Layla. Surat itu begitu indah.
Tetapi tetap saja aku tidak bisa menemukan siapa nama pemilik dompet itu. Mungkin bila aku menelepon bagian penerangan mereka bisa memberitahu nomor telepon alamat yang ada pada amplop itu. "Operator," kataku pada bagian peneragan, "Saya mempunyai permintaan yang agak tidak biasa. sedang berusaha mencari tahu pemiliki dompet yang saya temukan di jalan. Barangkali anda bisa membantu saya memberikan nomor telepon atas alamat yang ada pada surat yang saya temukan dalam dompet tersebut ?".
Operator itu menyarankan agar aku berbicara dengan atasannya, yang tampaknya tidak begitu suka dengan pekerjaan tambahan ini. Kemudian ia berkata, "Kami mempunyai nomor telepon alamat tersebut, namun kami tidak bisa memberitahukannya pada anda." Demi kesopanan, katanya, ia akan menghubungi nomor tersebut, menjelaskan apa yang saya temukan dan menanyakan apakah mereka berkenan untuk berbicara denganku. Aku menunggu beberapa menit.
Tak berapa lama ia menghubungiku, katanya, "Ada orang yang ingin berbicara dengan anda." Lalu aku tanyakan pada wanita yang ada di ujung telepon sana, apakah ia mengetahui seseorang bernama Layla. Ia menarik nafas, "Oh, kami membeli rumah ini dari keluarga yang memiliki anak perempuan bernama Layla. Tapi, itu 30 tahun yang lalu!". "Apakah anda tahu di mana keluarga itu berada sekarang?" tanyaku.
"Yang aku ingat, Layla telah menitipkan ibunya di sebuah panti jompo beberapa tahun lalu," kata wanita itu. "Mungkin, bila anda menghubunginya mereka bisa mencaritahu di mana anak mereka, Layla , berada. "Lalu ia memberiku nama panti jompo tersebut. Ketika aku menelepon ke sana, mereka mengatakan bahwa wanita, ibu Layla, yang aku maksud sudah lama meninggal dunia. Tapi mereka masih menyimpan nomor telepon rumah di mana anak wanita itu tinggal. Aku mengucapkan terima kasih dan menelepon nomor yang mereka berikan. Kemudian, di ujung telepon sana, seorang wanita mengatakan bahwa Layla sekarang tinggal di sebuah panti jompo.
"Semua ini tampaknya konyol," kataku pada diriku sendiri. Mengapa pula aku mau repot-repot menemukan pemilik dompet yang hanya berisi tiga Dollar dan surat yang ditulis lebih dari 60 tahun yang lalu?. Tapi, bagaimana pun aku menelepon panti jompo tempat Layla sekarang berada. Seorang pria yang menerima teleponku mengatakan, "Ya, Layla memang tinggal bersama kami. "Meski waktu itu sudah menunjukkan pukul 10 malam, aku meminta agar bisa menemui Layla. "Ok," kata pria itu agak bersungut-sungut, "bila anda mau, mungkin ia sekarang sedang menonton TV di ruang tengah."
Aku mengucapkan terima kasih dan segera berkendara ke panti jompo tersebut. Gedung panti jompo itu sangat besar. Penjaga dan perawat yang berdinas malam menyambutku di pintu. Lalu, kami naik ke lantai tiga. Di ruang tengah, perawat itu memperkenalkan aku dengan Layla. Ia tampak manis, rambut ubannya keperak-perakan, senyumnya hangat dan matanya bersinar-sinar. Aku menceritakan padanya mengenai dompet yang aku temukan. Aku pun menunjukkan padanya surat yang ditulisnya. Ketika ia melihat amplop surat berwarna biru lembut dengan bunga-bunga kecil di sudut kiri, ia menarik nafas dalam-dalam dan berkata, "Anak muda, surat ini adalah hubunganku yang terakhir dengan Rasyid”. Matanya memandang jauh, merenung dalam-dalam. Katanya dengan lembut, "Aku amat-amat mencintainya. Saat itu aku baru berusia 16 tahun, dan ibuku menganggap aku masih terlalu kecil. Oh, Ia sangat tampan.
Rasyid Munawwar adalah pria yang luar biasa. "Bila kau bertemu dengannya,katakan bahwa aku selalu memikirkannya, Dan,......."Ia ragu untuk melanjutkan, sambil menggigit bibir ia berkata,"......katakan, aku masih mencintainya. Tahukah kau, anak muda," katanya sambil tersenyum. Kini air matanya mengalir, "aku tidak pernah menikah selama ini. Aku pikir, tak ada seorang pun yang bisa menyamai Rasyid. "Aku berterima kasih pada Layla dan mengucapkan selamat tinggal. Aku menuruni tangga ke lantai bawah. Ketika melangkah keluar pintu, penjaga di sana menyapa, "Apakah wanita tua itu bisa membantu anda?"
Aku sampaikan bahwa Layla hanya memberikan sebuah petunjuk, "Aku hanya mendapatkan nama belakang pemilik dompet ini. Aku pikir, aku biarkan sajalah dompet ini untuk sejenak. Aku sudah menghabiskan hampir seluruh hariku untuk menemukan pemilik dompet ini."Aku keluarkan dompet itu, dompat kulit dengan benang merah di sisi-sisinya. Ketika penjaga itu melihatnya, ia berseru, "Hei, tunggu dulu. Itu adalah dompet Pak Munawwar! Aku tahu persis dompet dengan benang merah terang itu. Ia selalu kehilangan dompet itu. Aku sendiri pernah menemukannya dompet itu tiga kali di dalam gedung ini."
"Siapakah Pak Munawwar itu?" tanyaku. Tanganku mulai gemetar. "Ia adalah penghuni lama gedung ini. Ia tinggal di lantai delapan. Aku tahu pasti, itu adalah dompet Rasyid Munawwar. Ia pasti menjatuhkannya ketika sedang berjalan-jalan di luar. "Aku berterima kasih pada penjaga itu dan segera lari ke kantor perawat. Aku ceritakan pada perawat di sana apa yang telah dikatakan oleh si penjaga.Lalu, kami kembali ke tangga dan bergegas ke lantai delapan. Aku berharap Pak Munawwar masih belum tertidur. Ketika sampai di lantai delapan, perawat berkata, "Aku pikir ia masih berada di ruang tengah. Ia suka membaca di malam hari. Ia adalah Pak tua yang menyenangkan. "Kami menuju ke satu-satunya ruangan yang lampunya masih menyala. Di sana duduklah seorang pria membaca buku. Perawat mendekati pria itu dan menanyakan apakah ia telah kehilangan dompet. Pak Munawwar memandang dengan terkejut. Ia lalu meraba saku belakangnya dan berkata, "Oh ya, dompetku hilang!" Perawat itu berkata, "Tuan muda yang baik ini telah menemukan sebuah dompet. Mungkin dompet anda?" Aku menyerahkan dompet itu pada Pak Munawwar. Ia tersenyum gembira. Katanya, "Ya, ini dompetku! Pasti terjatuh tadi sore. Aku akan memberimu hadiah". "Ah tak usah," kataku”. Tapi aku harus menceritakan sesuatu pada anda. Aku telah membaca surat yang ada di dalam dompet itu dengan harap aku mengetahui siapakah pemilik dompet ini".
Senyumnya langsung menghilang. "Kamu membaca surat ini?". "Bukan hanya membaca, aku kira aku tahu di mana Layla sekarang”. Wajahnya tiba-tiba pucat. "Layla ? Kau tahu di mana ia sekarang ? Bagaimana kabarnya ? Apakah ia masih secantik dulu ? Katakan, katakan padaku," ia memohon, "Ia baik-baik saja, dan masih tetap secantik seperti saat anda mengenalnya," kataku lembut. Lelaki tua itu tersenyum dan meminta, "Maukah anda mengatakan padaku di mana ia sekarang ? Aku akan meneleponnya esok". Ia menggenggam tanganku, "Tahukah kau anak muda, aku masih mencintainya. Dan saat surat itu datang hidupku terasa berhenti. Aku belum pernah menikah, aku selalu mencintainya".
"Rasyid," kataku, "Ayo ikuti aku." Lalu kami menuruni tangga ke lantai tiga. Lorong-lorong gedung itu sudah gelap. Hanya satu atau dua lampu kecil menyala menerangi jalan kami menuju ruang tengah di mana Layla masih duduk sendiri menonton TV. Perawat mendekatinya perlahan.
"Layla," kata perawat itu lembut. Ia menunjuk ke arah Rasyid yang sedang berdiri di sampingku di pintu masuk". Apakah anda tahu pria ini ?". Layla membetulkan kacamatanya, melihat sejenak, dan terdiam tidak mengucapkan sepatah katapun. Rasyid berkata pelan, hampir-hampir berbisik, "Layla, ini aku, Rasyid. Apakah kau masih ingat padaku?". Layla gemetar, "Rasyid! Aku tak percaya. Rasyid! Kau! Rasyidku!". Rasyid berjalan perlahan ke arah Layla. Mereka lalu berpelukan. Perawat dan aku meninggalkan mereka dengan air mata menitik di wajah kami. "Lihatlah," kataku. "Lihatlah, bagaimana Tuhan berkehendak. Bila Ia berkehendak, maka jadilah".
Sekitar tiga minggu kemudian, di kantor aku mendapat telepon dari rumah panti jompo itu.
"Apakah anda berkenan untuk hadir di sebuah pesta perkawinan di hari Minggu mendatang? Rasyid dan Layla akan menikah!". Dan pernikahan itu, pernikahan yang indah. Semua orang di panti jompo itu mengenakan pakaian terbaik mereka untuk ikut merayakan pesta. Layla mengenakan pakaian abu-abu terang dan tampak cantik. Sedangkan Rasyid mengenakan jas hitam dan berdiri tegak. Mereka menjadikan aku sebagai wali mereka. Rumah panti jompo memberi hadiah kamar bagi mereka.
Dan bila anda ingin melihat bagaimana sepasang pengantin berusia 76 dan 79 tahun bertingkah seperti anak remaja, anda harus melihat pernikahan pasangan ini. Akhir yang sempurna dari sebuah hubungan cinta yang tak pernah padam selama 60 tahun.
(8) PERBEDAAN ANTARA CINTA & SUKA ζ
1. Di depan orang yang kamu "CINTA", jantungmu akan berdebar-debar dengan cepat.
Di depan orang yang kamu "SUKA", kamu akan selalu bahagia.
2.Di depan orang yang kamu "CINTA", musim dingin serasa musim semi. Tetapi di depan orang yang kamu "SUKA" musim dingin sama saja dengan musim dingin yang indah.
3. Jika kamu melihat ke dalam mata orang yang kamu "CINTA", maka kamu akan bersemu. Tetapi jika kamu melihat ke dalam mata orang yang kamu "SUKA", maka kamu akan tersenyum.
4. Di depan orang yang kamu "CINTA", kamu tidak akan dapat mengungkapkan apa yang ada di benakmu. Tetapi di depan orang yang kamu "SUKA", kamu dapat mengungkapkannya.
5. Di depan orang yang kamu "CINTA", kamu cenderung malu. Tetapi di depan orang yang kamu "SUKA", kamu bisa menunjukkan diri kamu yang sebenarnya.
6. Orang yang kamu "CINTA", biasanya akan muncul di benakmu setiap 2 menit. Kamu tidak akan dapat menatap langsung ke mata orang yang kamu CINTA-i. Tetapi kamu akan selalu tersenyum jika menatap mata orang yang kamu " SUKA-i".
7. Ketika orang yang kamu CINTA-i sedang menangis, kamu akan ikut menangis bersamanya. Tetapi jika orang yang kamu SUKA-i menangis, kamu akan mengakhirinya dengan kelegaan.
8. Perasaan dari "CINTA" dimulai dari tatapan mata. Dan perasaan "SUKA" dimulai dari pendengaran telinga. Jadi,
9. jika kamu berhenti menyukai seseorang, yang harus kamu lakukan adalah menutup telingamu. Tetapi jika kamu mencoba untuk menutup matamu.....,
CINTA akan berbalik menjadi tetesan air mata dan akan selalu berbekas di hatimu selamanya....
Tentang Cinta
Dengan Cinta hati bisa Luka, dengan Cinta hati bisa bahagia, dengan Cinta semua bisa terjadi....tetapi dengan Cinta tak harus memiliki...tetapi dengan Cinta harus berkorban demi Cinta
Rakit Asmara
Mungkin ..arti semua arti dari semua makna akan cinta itu hanyalah khayalan kita. Namun terasa nikmat kadang , dan juga tak sedikit pula yag sengsara terasa dalam kalbu. Namun harus terlaksana bagaikan selaksa panah-panah yang tak pernah berhenti mencapai sasarannya. bak roda yang berputar dalam lingkarannya, yang tidak bisa lepas dari garis lingkarnya. Haruskah kita berteriak..... ataukah kita merintih ???
Mungkin sang bayu akan terus mengajak kita untuk berkelana. Namun rajutan bambu kita tetap kita yang menakhodai dengan segala kegamangan-kegamangan kalbu yang kita miliki. Perseteruan apalagi kini ...?! hanya mungkin... Dia Yang di atas sana mungkin menonton bak film yang terputar dalam slide monitor. yah....kita...aku...atau diri ini....atau siapakah kita, yang jelas harus kita hadapi dan jalani.......
(9) DI SINI LETAK MASALAHMU ζ
Ada seorang montir yang mempunyai kemampuan analisa sangat hebat dalam memperbaiki segala alat mekanik. Setelah bekerja dengan setia selama 30 tahun kepada perusahaan, akhirnya dia pensiun.
Beberapa tahun kemudian, perusahaan tempatnya bekerja dulu tiba-tiba menghubungi dia karena adanya kerusakan yang tak mampu mereka tangani pada salah satu mesin seharga jutaan dollar. Mereka telah mencoba segala cara dan mengerahkan banyak montir ahli untuk memperbaiki mesin tersebut, tapi tidak ada hasilnya. Dalam keputusasaan, akhirnya perusahaan menghubungi si montiryang sudah pernah memperbaiki banyak masalah mekanik di perusahaan.
Si montir dengan enggan memenuhi panggilan itu. Dia menghabiskan waktu seharian untuk menganalisa mesin raksasa tersebut. Sampai akhirnya ketika sudah hampir malam, dia mencoret tanda "x" pada salah satu komponen mesindan berkata "Di sini letak masalahmu".
Komponen tersebut diganti dan mesin berjalan dengan sempurna lagi. Atas jasa tersebut, perusahaan menerima selembar faktur tagihan senilai US$ 50,000 dari sang montir. Para manajer perusahaan yang kaget dengan nilai tagihan sebesar itu minta sang montir untuk segera memperinci setiap poin tagihan.
Sang montir menjawab singkat :
Coretan kapur US$1
Mengetahui tempat untuk menaruh coretan dengan tepat US$49,999
~~~~~~~~~~~
Seorang awam memperlihatkan pekerjaan mudahnya seolah dikerjakan seorang profesional, sedangkan seorang profesional memperlihatkan pekerjaannya seolah mudah dikerjakan seorang awam. Seringkali jasa seseorang tidak dihargai sebagaimana orang menghargai benda.
(10) EMAS ATAU KUNINGAN
Alkisah seorang raja yang kaya raya dan sangat baik. Ia mempunyai banyak sekali emas dan kuningan sehingga antara emas dan kuningan tercampur menjadi satu.
Suatu hari raja yang baik hati ini memberikan hadiah emas kepada seluruh rakyatnya, dia membuka gudangnya lalu mempersilakan rakyatnya mengambil kepingan emas terserah mereka.
Karena antara emas dan kuningan tercampur menjadi satu maka sulit sekali di bedakan, mana yang emas dan mana yang kuningan, lalu mana yang emasnya 24 karat dan mana yang emasnya hanya 1 karat, namun ada peraturan dari sang raja, yaitu apabila mereka sudah memilih dan mengambil satu dari emas itu, mereka tidak boleh mengembalikannya lagi.
Tetapi raja menjanjikan bagi mereka yang mendapat emas hanya 1 karat atau mereka yang mendapatkan kuningan, mereka dapat bekerja dikebun raja dan merawat pemberian raja itu dengan baik, maka raja akan menambah dan memberikan kadar karat itu sedikit demi sedikit.
Mendengar itu bersuka citalah rakyatnya, sambil mengelu-elukan rajanya. Mereka datang dari semua penjuru tempat, dan satu persatu dari mereka dengan berhati-hati mengamat-amati benda-benda itu, waktu yang diberikan kepada mereka semua ialah satu setengah hari, dengan perhitungan setengah hari untuk memilih, setengah hari untuk merenungkan, dan setengah hari lagi untuk memutuskan.
Para prajurit selalu siaga menjaga keamanan pemilihan emas tersebut, karena tidak jarang terjadi perebutan emas yang sama di antara mereka. Selama proses pemilihan berlangsung, seorang prajurit mencoba bertanya kepada salah seorang rakyatnya, "Apa yang kau amat-amati, sehingga satu setengah hari kau habiskan waktumu disini?", Jawab orang itu "Tentu saja aku harus berhati-hati, aku harus mendapatkan emas 24 karat itu", lalu tanya prajurit itu lagi "Seandainya emas 24 karat itu tidak pernah ada, atau hanya ada satu di antara setumpuk emas ini, apakah engkau masih saja mencarinya, sedangkan waktumu sangat terbatas?", jawab orang itu lagi". Tentu saja tidak, aku akan mengambil emas terakhir yang ada ditanganku begitu waktuku habis".
Lalu prajurit itu berkeliling dan ia menjumpai seorang yang tampan, melihat perangainya ia adalah seorang kaya, bertanyalah prajurit itu kepadanya "Hai orang kaya, apa yang kau cari di sini, bukankah engkau sudah lebih dari cukup?", jawab orang kaya itu "Bagiku hidup adalah uang, kalau aku bisa mengambil emas ini, tentu saja itu berarti menambah kekayaanku".
Kemudian prajurit itu kembali mengawasi satu persatu dari mereka, maka tampak olehnya seseorang, yang sejak satu hari ia selalu menggenggam kepingan emasnya, lalu dihampirinya orang itu "Mengapa engkau diam di sini? Tidakkah engkau memilih emas-emas itu ? Atau tekadmu sudah bulat untuk mengambil emas itu?". Mendengar perkataan prajurit itu, orang ini hanya diam saja, maka prajurit itu bertanya lagi "Atau engkau yakin bahwa itulah emas 24 karat, sehingga engkau tidak lagi berusaha mencari yang lain?", orang itu masih terdiam, prajurit itu semakin penasaran, lalu ia lebih mendekat lagi "Tidakkah engkau mendengar pertanyaanku?", sambil menatap prajurit, orang itu menjawab "Tuan saya ini orang miskin, saya tidak pernah tahu mana yang emas dan mana yang kuningan, tetapi hati saya memilih emas ini, sayapun tidak tahu berapa kadar emas ini, atau jika ternyata emas ini hanya kuningan pun saya juga tidak tahu", "Lalu mengapa engkau tidak mencoba bertanya kepada mereka, atau kepadaku kalau engkau tidak tahu" tanya prajurit itu lagi.
"Tuan, emas dan kuningan ini milik raja, jadi menurut saya hanya raja yang tahu, mana yang emas dan mana yang kuningan, mana yang 1 karat dan mana yang 24 karat. Tapi satu hal yang saya percaya adalah janji raja untuk mengubah kuningan menjadi emas, itu yang lebih penting" jawabnya lugu. Prajurit ini semakin penasaran "Mengapa bisa begitu?", "Bagi saya berapapun kadar karat emas ini cukup buat saya, karena kalau saya bekerja, saya membutuhkan waktu bertahun-tahun menabung untuk membeli emas, tuan" prajurit tampak tercengang mendengar jawaban dari orang ini, lalu ia melanjutkan perkataannya "lagi pula tuan, peraturannya saya tidak boleh menukar emas yang sudah saya ambil", "Tidakkah engkau dapat mengambil emas-emas yang lain dan menukarkannya sekarang, selagi masih ada waktu?" tanya prajurit lagi, "Saya sudah menggunakan waktu itu, kini waktu setengah hari terakhir saya, inilah saatnya saya mengambil keputusan, jika saya gantikan emas ini dengan yang lain, belum tentu saya mendapat yang lebih baik dari punya saya ini. Saya memutuskan untuk mengabdi pada raja dan merawat milik saya ini, untuk menjadikannya emas yang murni", tak lama lagi lonceng istana berbunyi, tanda berakhir sudah kegiatan mereka.
Lalu raja keluar dan berdiri di tempat yang tinggi sambil berkata "wahai rakyatku yang kukasihi, semua emas yang kau genggam itu adalah hadiah yang telah kuberikan, sesuai dengan perjanjian, tidak seorangpun diperbolehkan menukar ataupun menyia-nyiakan hadiah itu, jika didapati hal di atas maka orang itu akan mendapat hukuman karena ia tidak menghargai raja". Kata-kata raja itu disambut hangat oleh rakyatnya. Lalu sekali lagi dihadapan rakyatnya, raja ingin memberitahu tentang satu hal "Dan ketahuilah, bahwa sebenarnya tidak ada emas 24 karat itu, hal ini dimaksudkan bahwa kalian semua harus mengabdi kepada kerajaan, dan hanya akulah yang dapat menambah jumlah karat itu, karena akulah yang memilikinya. Selama satu setengah hari, setengah hari yang kedua yaitu saat kuberikan waktu kepada kalian semua untuk merenungkan pilihan, kalian kutunggu untuk datang kepadaku menanyakan perihal emas itu, tetapi sayang sekali hanya satu orang yang datang kepadaku untuk menanyakannya".
Demikianlah raja yang baik hati dan bijaksana itu mengajar rakyatnya, dan selama bertahun-tahun ia dengan sabar menambah karat satu persatu dari emas rakyatnya.
~~~
Kisah di atas dapat direfleksikan dalam mencari pasangan hidup:
(1) Bagi yang sedang mencari pasangan alias cari pacar (setengah hari untuk memilih)
Memilih memang boleh, tapi manusia tidak ada yang sempurna, jangan lupa emas-emas itu milik sang raja, jadi hanya dia yang tahu menahu masalah itu, artinya setiap manusia milik Allah SWT, jadi berdoalah untuk berkomunikasi dengan-Nya tentang pasangan Anda.
(2) Bagi yang telah memperoleh pasangan tapi belum menikah (setengah hari untuk merenungkan). Mungkin pertama kali Anda mengenal, si dia nampak emas 24 karat, ternyata setelah bertahun-tahun kenal, si dia hanya berkadar 10 karat. Di luar, memang kita dihadapkan dengan banyak pilihan, sama dengan rakyat yang memilih emas tadi, akan tetapi pada saat kita sudah mendapatkannya, belum tentu jika kita melepaskannya kita akan mendapat yang lebih baik. Jadi jika dalam tahap ini Anda merasa telah mendapatkan dia, hal yang terbaik dilakukan ialah menilai secara obyektif siapa dia (karena itu keterbukaan dan komunikasi sangat penting dalam menjalin hubungan), dan menyelaraskan hati Anda bersamanya. Begitu Anda tahu tentang hal terjelek dalam dirinya sebelum Anda menikah itu lebih baik, dengan demikian Anda tidak merasa shock setelah menikah. Tinggal bagaimana Anda menerimanya, Anda mampu menerimanya atau tidak, Anda mengusahakan perubahannya atau tidak, "cinta selalu berjuang", dan jangan anggap tidak pernah ada masalah dalam jalan cinta Anda. Justru jika dalam tahap ini Anda tidak pernah mengalami masalah dengan pasangan Anda (tidak pernah bertengkar mungkin), Anda malah harus berhati- hati, karena ini adalah hubungan yang tidak sehat, berarti banyak kepura-puraan yang ditampilkan dalam hubungan Anda. Yang terpenting adalah niat baik diantara pasangan, sehingga dengan komitmen dan cinta, segala sesuatu selalu ada jalan keluarnya. Meskipun dalam tahap ini Anda masih punya waktu setengah hari lagi untuk memutuskan, artinya anda masih dapat berganti pilihan, akan tetapi pertimbangkan dengan baik hal ini.
(3) Bagi yang telah menikah (setengah hari untuk memutuskan)
Dalam tahap ini, siapapun dia berarti anda telah mengambil keputusan untuk memilihnya, jangan berpikir untuk mengambil keuntungan dari pasangan Anda. Jika ini terjadi berarti Anda egois, sama halnya dengan orang kaya di atas, dan dengan demikian Anda tidak pernah puas dengan diri pasangan Anda, maka tidak heran banyak terjadi perselingkuhan. Anda tidak boleh merasa menyesal dengan pilihan Anda sendiri, jangan kuatir raja selalu memperhatikan rakyatnya, dan menambah kadar karat pada emasnya.
Jadi percayalah kalau Allah SWT pasti akan memperhatikan Anda, dan Dia yang paling berkuasa mengubah setiap orang. Perceraian bukanlah solusi, sampai kapan kita harus menikah lalu bercerai, menikah lagi dan bercerai lagi ???, Ingatlah si dia adalah hadiah, siapapun dia terimalah dia karena sekali lagi itulah pilihan Anda, ingat ini adalah setengah hari terakhir yaitu waktu untuk memutuskan, setelah itu Anda tidak boleh menukar atau menyia-nyiakan emas Anda, jadi peliharalah pasangan Anda sebagaimana hadiah terindah yang telah Allah berikan. Dan apapun yang terjadi dengan pasangan Anda, komunikasikanlah dengan Allah SWT, karena Dia yang memiliki hati setiap manusia.
(11) IMPIAN HIDUP ANDA ζ
Mungkin suatu hal yang tidak perlu ditanyakan lagi, pasti semua di antara kalian sudah memiliki rencana atau rancangan yang akan dicapai. Tetapi seperti yang sering saya alami adalah kehilangan fokus dalam mencapai semuanya. Banyak sekali hal-hal di dunia ini yang membuat kita kehilangan arah dari tujuan kita semula. Halangan dari lingkungan sekitar, orang-orang yang dekat dengan kita mengatakan kita tidak akan bisa, dan yang paling umum hambatan terbesar adalah dari diri kita sendiri.
Menjadi orang yang berhasil itu sulit, tetapi percayalah menjadi orang yang gagal lebih sulit lagi! Keadaan akan menjadi lebih menekan dan bertambah sulit.
"Failure is not an option" (kegagalan bukanlah suatu pilihan). Dan menetapkan tujuan adalah salah satu jalan awal bila anda ingin mencapainya. Anda tidak bisa pergi ke stasiun kereta dan waktu petugas loket menanyakan anda mau pergi ke mana anda menjawab, "Terus terang saya belum memikirkan akan pergi kemana, saya akan naik kereta dan memikirkannya di perjalanan". Hidup tidak seperti itu, hidup adalah kereta. Hidup memerlukan tujuan sebelum anda memutuskan untuk naik kereta yang mana dan jenis apa .
Dan sekarang apa impian anda? Apa harapan anda?. Dan kemudian hal yang paling penting apakah anda sekarang ini ada di kereta yang benar? Kalau tidak, cepat "tarik rem darurat itu dan hentikan kereta ini, anda harus turun dan naik kereta yang menuju kearah impian anda, jangan tunggu sampai berhenti di stasiun berikutnya".
Terkadang dalam perjalanan ini kita lupa pada tujuan kita semula, perjalanan ini panjang dan memakan ingatan. Mungkin anda perlu menuliskan tujuan dan menggambarkannya, anda ingin mempunyai keidupan yang layak tetapi kehidupan layak yang bagaimana? Jadikan impian itu sangat-sangat spesifik, misalnya anda ingin menjadi manager. Manager di perusahaan apa ? Kapan anda akan menjadi manager ? Berapa banyak orang yang akan anda pimpin ?
Impian, harapan dan tujuan yang dimaksud di sini tidak sama dengan keinginan. Keinginan hanya ada di kepala, semua orang ingin jadi sukses tetapi sedikit orang yang benar-benar mau menetapkan tujuan bahwa dia pasti sukses. Keinginan tidak bisa menggugah anda tetapi tujuan dan impian akan membuat anda bangkit dan berjuang untuk mencapai tujuan anda, tidak peduli apapun yang menghalangi anda.
(12) JANGAN MERASA DIRI LEBIH BAIK DARI YANG LAIN ζ
Sebuah kapal karam di tengah laut karena terjangan badai dan ombakhebat. Hanya dua orang lelaki yang bisa menyelamatkan diri dan berenang ke sebuah pulau kecil yang gersang. Dua orang yang selamat itu tak tahu apa yang harus dilakukan. Namun, mereka berdua yakin bahwa tidak ada yang dapat dilakukan kecuali berdoa.
Untuk mengetahui doa siapakah yang paling dikabulkan, mereka sepakat untuk membagi pulau kecil itu menjadi dua wilayah. Dan mereka tinggal sendiri-sendiri berseberangan di sisi-sisi pulau tersebut.
Doa pertama mereka panjatkan, mereka memohon agar diturunkan makanan.Esok harinya, lelaki ke satu melihat sebuah pohon penuh dengan buah-buahan tumbuh di sisi tempat tinggalnya. Sedangkan di daerah tempat tinggal lelaki yang lainnya tetap kosong.
Seminggu kemudian, lelaki yang ke satu merasa kesepian dan memutuskan untuk berdoa agar diberikan seorang istri. Keesokan harinya, ada kapal yang karam dan satu-satunya penumpang yang selamat adalah seorang wanita yang berenang dan terdampar di sisi tempat lelaki ke satu itu tinggal. Sedangkan di sisi tempat tinggal lelaki ke dua tetap saja tidak ada apa-apanya.
Segera saja, lelaki ke satu ini berdoa memohon rumah, pakaian, dan makanan. Keesokan harinya,seperti keajaiban saja, semua yang diminta hadir untuknya. Sedangkan lelaki yang kedua tetap saja tidak mendapatkan apa-apa. Akhirnya, lelaki ke satu ini berdoa meminta kapal agar ia dan istrinya dapat meninggalkan pulau itu. Pagi harinya mereka menemukan sebuah kapal tertambat di sisi pantainya. Segera saja lelaki ke satu dan istrinya naik ke atas kapal dan siap-siap untuk berlayar meninggalkan pulau itu. Ia pun memutuskan untuk meninggalkan lelaki ke dua yang tinggal di sisi lain pulau. Menurutnya, memang lelaki kedua itu tidak pantas menerima berkah tersebut karena doa-doanya tak pernah terkabulkan.
Begitu kapal siap berangkat, lelaki ke satu ini mendengar suara dari langit menggema, "Hai, mengapa engkau meninggalkan rekanmu yang ada di sisi lain pulau ini?"
"Berkahku hanyalah milikku sendiri, karena hanya doakulah yang dikabulkan," jawab lelaki ke satu ini."Doa lelaki temanku itu tak satupun dikabulkan. Maka,ia tak pantas mendapatkan apa-apa.""Kau salah!" suara itu membentak membahana."Tahukah kau bahwa rekanmu itu hanya memiliki satu doa. Dan,semuadoanya terkabulkan. Bila tidak, maka kau takkan mendapatkan apa-apa."
"Katakan padaku," tanya lelaki ke satu itu.
"Doa macam apa yang ia panjatkan sehingga aku harus merasa berhutang atas semua ini padanya?".
"Ia berdoa agar semua doamu dikabulkan!"
~~~~~~~~~~
Kesombongan macam apakah yang membuat kita merasa lebih baik dari yang lain ? Sadarilah betapa banyak orang yang telah mengorbankan segala sesuatu demi keberhasilan kita. Tak selayaknya kita mengabaikan peran orang lain, dan janganlah menilai seseorang / sesuatu hanya dari "yang terlihat" saja.
(13) JIKA HIDUP INI ADALAH SEBIDANG TEMBOK ζ
Jika anda anggap hidup ini bagai sebidang tembok, agar kokoh bangunlah dengan batu-batu besar nan kuat. Batu-batu besar itu adalah sesuatu yang berat dipikul, keras dijinjing; sesuatu yang kita perjuangkan atas nama cinta; yang senantiasa kita perjuangkan; sesuatu yang padanya kita rela berkorban, berjerih-jerih, bahkan menukarnya dengan segenap jiwa dan raga.
Sesuatu itu bisa berupa keluarga, persahabatan, pekerjaan, atau apa pun yang begitu berharga sehingga kita harus membangunnya kuat-kuat; serta memolesnya indah-indah.
Namun demikian, agar bebatuan besar itu saling rekat-merekat kuat, ia harus ditautkan dengan pasir-pasir kecil. Pasir-pasir lembut yang melindungi telapak kaki kita dari perihnya peristiwa. Pasir-pasir itu adalah kegembiraan dalam syukur, senyuman di balik peluh, serta kehangatan hubungan antar sesama. Jika demikian, maka kita akan dapati sebuah tembok yang menjadi monumen simbol kehadiran kita di dunia ini. Dan, itu tentu jauh lebih baik ketimbang hanya sekedar meninggalkan sepasang nisan di atas kubur.
Anda takkan pernah belajar lebih sedikit, anda hanya bisa belajar lebih banyak. (R. Buckminster Fuller)
Kebutaan di abad 21 ini bukan mereka yang tak bisa membaca dan menulis, namun mereka yang tak bisa belajar, mengubah pelajaran dan mengulang pelajaran. (Alvin Toffler)
(14) KATA HATI ( AKU MENCINTAIMU ) ζ
Sebagian besar orang butuh mendengar "Tiga kata sederhana" itu.
Kadang-kadang mereka mendengarnya pada saat yang tepat.
Aku berjumpa dengan Fatimah pada hari ia dibawa ke bangsal perawatan, tempatku bekerja sebagai tenaga relawan. Suaminya, Khalil, berdiri dengan gugup dekat-dekat ketika ia dipindahkan dari tempat tidur dorong ke tempat tidur rumah sakit. Walaupun Fatimah berada pada tahap-tahap akhir perjuangannya melawan kanker, ia masih sadar dan ceria. Kami merasa ia sudah pasrah. Aku sudah selesai menuliskan namanya pada semua peralatan rumah sakit yang akan digunakannya, lalu bertanya kalau-kalau ia masih membutuhkan sesuatu.
"Oh ya," katanya, "Bisakah kamu tunjukkan pada saya bagaimana menggunakan TV? Saya sangat senang nonton opera sabun dan tak ingin ketinggalan". Fatimah orang yang romantis. Dia menyukai opera-opera sabun, novel-novel, dan film-film romantis dengan kisah cinta yang bagus. Ketika kami makin saling mengenal, ia membukakan rahasia betapa frustasinya menikah 4 tahun lamanya dengan seorang pria yang selalu menyebutnya, "Perempuan Pandir".
"Oh, saya tahu Khalil mencintai saya," katanya, "tetapi dia tak pernah sekalipun mengatakan dia mencintai saya, atau mengirimkan kartu-kartu pada saya". Ia mendesah lalu memandang ke luar jendela mengamati pepohonan di halaman. "Akan saya berikan apa saja ia mengatakan "Aku mencintaimu", tetapi hal itu memang bukan pembawaannya."
Khalil menjenguk Fatimah setiap hari. Pada mulanya ia hanya duduk di samping tempat tidur sementara Fatimah menonton opera-opera sabun. Kemudian ketika Fatimah mulai lebih banyak tidur, ia berjalan hilir mudik di gang di luar ruangan. Lalu setelah Fatimah tak lagi menonton TV dan makin sedikit saat-saat ia sadar, aku mulai menghabiskan lebih banyak waktu dengan Khalil.
Dia menceritakan pekerjaannya sebagai tukang kayu serta kesukaannya pergi memancing. Dia dan Fatimah tak mempunyai anak, tetapi mereka menikmati saat-saat liburan dengan pergi melancong, sampai Fatimah jatuh sakit. Khalil tak dapat mengungkapkan perasaan-perasaannya menghadapi kenyataan istrinya dalam keadaan sekarat.
Suatu hari, saat minum kopi di kafetaria, aku menggiringnya ke pokok pembicaraan tentang wanita dan bagaimana mereka membutuhkan suasana romantis dalam hidup mereka. Betapa mereka suka akan kartu-kartu dan surat-surat cinta yang sentimental.
"Apakah kamu katakan pada Fatimah bahwa kamu mencintainya?" aku bertanya (walau aku tahu jawabannya), dan ia melihat padaku seakan-akan aku telah gila.
"Itu tak perlu saya lakukan," katanya. "Dia tahu saya mencintainya"
"Saya yakin dia tahu," kataku, meraih dan menyentuh tangannya - kasar, tangan seorang tukang kayu yang mengenggam cangkir seakan-akan itulah satu-satunya tempat ia bergantung.
"Tetapi ia butuh mendengar hal itu, Khalil. Dia butuh mendengar bahwa ia berarti bagimu selama sekian tahun. Cobalah pikirkan hal itu.
Kami kembali ke kamar Fatimah. Khalil menghilang ke dalam, sedangkan aku pergi mengunjungi pasien lainnya. Kemudian aku melihat Khalil duduk di samping tempat tidur. Ia mengenggam tangan Fatimah saat ia tidur. Tanggal 7 Februari.
Dua hari kemudian aku berjalan menuju bangsal itu pada sore hari. Di sana berdiri Khalil, bersender pada dinding gang, memandang ke lantai. Aku sudah tahu dari perawat kepala bahwa Fatimah telah meninggal pada pukul 9 pagi itu.
Ketika Khalil melihatku, ia membiarkan dirinya dirangkul lama dalam pelukan. Wajahnya basah oleh air mata dan ia tergetar. Akhirnya ia kembali bersandar di tembok dan menghela napas panjang.
"Saya harus mengatakan sesuatu," katanya. "Saya harus mengatakan betapa lega rasanya berkata kepadanya." Ia berhenti untuk membersihkan hidungnya. "Lama saya memikirkan apa yang kamu katakan, dan pagi ini saya mengatakan betapa saya amat mencintainya... dan bahagia menikah dengannya. Andai saja kamu melihat senyumnya....."
Aku menuju ke kamar untuk mengucapkan salam perpisahanku pada Fatimah. Disana, di meja samping tempat tidur, ada sebuah kartu valentine yang besar dari Khalil. Tentu anda juga tahu, hal sentimental yang mengatakan, "Untuk istriku yang luar biasa...Aku mencintaimu"
(15) KENAPA BISA BERTAHAN...? ζ
Bulan April ini, adalah tahun ke sepuluh saya berada di Batam, seumur dengan perusahaan tempat saya bekerja.Teman-teman seangkatan saya sudah banyak yang mengundurkan diri dan pindah ke tempat yang lain.
Banyak yang bertanya kenapa saya bisa bertahan dengan masalah yang besar yang saya hadapi dalam pekerjaan sehari-hari sedangkan orang lain mungkin sudah nggak kuat. Resep yang saya pakai adalah bagaimana kita bisa menyesuaikan diri dan menikmati apa yang sekarang ini ada biarpun itu berbentuk masalah.
Kebahagiaan adalah perasaan untuk menikmati apa yang kita miliki sekarang ini. Itulah yang saya terapkan juga dalam menghadapi pekerjaan. Seorang teman karib saya punya pengalaman bekerja.
Yang pertama di galangan kapal, mengelas di pantai Batam yang gersang dan panas, tapi kerjanya bebas. Setelah keluar dia pindah di perusahaan lain, bekerja di kantor yang ber AC, tenang tapi sibuk. Sebulan berjalan dia milih keluar dan mencari pekerjaan seperti di tempat awal.
Kuncinya satu, kita menikmati apa yang ada. Dia menikmati kebebasannya biarpun disitu panas terik matahari daripada kantor ber AC tapi tegang.
Apa yang bisa anda nikmati dari yang sekarang ada pada anda ???
Disitulah kebahagiaan tersembunyi.
(16) KETIKA MENANG BUKAN SEGALANYA ζ
Karena merasa setiap orang yang saya temui pasti membawa makna belajar, maka ketika mengetahui seorang sahabat dokter bertugas demikian lama di unit gawat darurat, saya memintanya untuk mencatat pesan-pesan terakhir orang yang mau meninggal. Begitu tahu permintaan ini akan digunakan sebagai pesan yang dibaca ribuan orang, maka ia menyanggupi untuk mencatatnya selama dua minggu. Yang mengejutkan saya, dalam dua minggu pengamatan tadi, tidak ada satu orang pun yang akan meninggal yang menitipkan harta, atau membanggakan hasil-hasil 'kemenangannya' selama hidup. Tidak juga ada orang yang berpesan untuk membunuh musuh-musuhnya. Apa lagi untuk mengingat-ingat dendamnya pada orang lain. Hampir semua orang yang mau meninggal – demikian tutur dokter tadi serius - menitipkan keluarga dekatnya (isteri, suami,anak, ibu, bapak dll) ke orang yang ditinggalkan.
Dan kalau boleh saya sarikan dalam satu kesimpulan, semua responden merasakan 'hutang' cinta ke orang-orang yang ditinggalkan. Tidak ada yang merasa tidak memiliki hutang cinta. Seolah-olah memberikan pelajaran, semua manusia yang hidup di dunia ini meninggalkan hutang cinta. Dalam bahasa akuntansi, harta cinta kita selalu lebih sedikit dibanding kandengan hutangnya.
Lama sempat saya tercenung dengan penemuan sederhana terakhir dan dengan sedikit kejernihan, saya pun termasuk manusia dengan saldo negatif cinta.
Lebih-lebih ketika mengingat, bahwa rel karir dan kemajuan di mana pun ditandai oleh orang-orang yang amat bernafsu untuk menang. Menang, menang dan menang, itulah mesin pendorong kemajuan. Dan tiba-tiba setelah mencermati penemuan sahabat dokter di atas, rupanya di penghujung kehidupan, kemenangan bukanlah segala-galanya. Bahkan, menjadi sumber dari banyaknya hutang cinta kepada orang lain.
Anda dan saya beruntung mengetahuinya bukan ketika sudah berada di gerbang akhir kehidupan. Namun, ketika waktu masih terbentang lebar untuk membuat saldo cinta kita jadi positif, waktu yang tersedia untuk membuat harta cinta lebih besar dibandingkan dengan hutang cinta kita pada orang lain masih tersisa. Pertanyaannya kemudian, dari manakah kita sebaiknya memulai usaha untuk mengurangi hutang cinta ?
Saya memang tidak mau menyuapi Anda, namun hanya menghadirkan pembanding sebagai bahan inspirasi. Yang jelas, ketika tulisan ini dibuat, saya sedang dilanda gesekan-gesekan karir yang besar bersama orang lain. Kalau tidak hati-hati, bisa menghadirkan api yang bisa membakar banyak orang.
Sebagai manusia biasa, sayapun tergoda untuk memuaskan ego saya. Lebih-lebih berhadapan dengan bawahan. Ibarat berperang, posisi di atas memiliki kemungkinan menang jauh lebih tinggi. Lebih-lebih dengan bungkus 'politicking' yang cantik dan manis. Semuanya bisa dipermainkan, musuh-musuh kita bisa dibuat sakit hatinya melalui tangan-tangan orang lain. Akan tetapi, mengingat pentingnya harta cinta dalam hidup, dan mengurangi hutang cinta, saya memaksa diri untuk tidak melakukannya. Tentu saja dengan resiko kehilangan muka dan diinjaknya gengsi di depan orang banyak. Berat dan membebani memang, namun inilah pilihan sikap yang saya yakini bisa membuat harta cinta bertambah.
Kita juga, tentu saja pernah, atau malah sering berhadapan dengan gesekan-gesekan karir semacam ini dan selalu digoda untuk selalu tampil sebagai pemenang. Adalah menjadi pilihan, apakah ikut nafsu untuk senantiasa menang, atau ikut menabung cinta. Yang jelas, berbeda dengan orang-orang yang sudah berada di gerbang akhir kehidupan yang hanya bisa pasrah, kita masih punya banyak kesempatan untuk lebih dari sekadar pasrah.
Di samping di jalur karir, jalur keluarga juga amat berpotensi menjadi sumber dari hutang-hutang cinta. Secara lebih khusus, karena di rumahlah kita tampil hampir telanjang. Sebab, di sinilah kita hidup dengan topeng yang amat minimal. Menyadari hal ini, kita memang tidak bisa membuat hutang cinta menjadi nol, apa lagi di rumah. Lebih-lebih tugas sebagai orang tua, suami dan isteri yang kadang harus bersikap tegas. Namun, kita bisa mengimbanginya dengan tabungan-tabungan cinta yang dikenang.
Dan berbeda dengan hal-hal negatif yang mudah sekali diingat dan dikenang, tindakan-tindakan cinta mudah sekali lenyap dari kenangan. Satu tindakan menyakiti hati, bisa diingat orang selamanya. Namun, seribu tindakan mencintai belum tentu diingat satupun. Oleh karena alasan inilah, maka diperlukan tabungan cinta yang bergunung-gunung agar tabungan cinta jadi positif. Seorang sahabat saya di luar negeri pernah menyarikan hidup dan kehidupan dalam satu kalimat sederhana namun indah : to live a life with love. Memenuhi kehidupan dengan cinta. Dan bukan sebuah kebetulan, kalau tiga kata yang menjadi inti kalimat tadi (live, life, love) memiliki unsur yang amat mirip dan dekat. Karena ketiganya (hidup, kehidupan dan cinta) memang diciptakan sebagai satu paket yang saling berkait. Terdengar sulit dicapai memang, dan sayapun kerap masih salah dan khilaf, namun bukankah akan lebih sulit lagi mencapainya kalau ia baru kita mulai ketika kita tidak berdaya di gerbang kematian ?
(17) KUATNYA SEBONGKAH HARAPAN ζ
Dahulu, ada seorang pengusaha yang cukup berhasil di kota ini. Ketika sang suami jatuh sakit, satu per satu pabrik mereka dijual. Harta mereka terkuras untuk berbagai biaya pengobatan. Hingga mereka harus pindah ke pinggiran kota dan membuka rumah makan sederhana. Sang suami pun telah tiada. Beberapa tahun kemudian, rumah makan itu pun harus berganti rupa menjadi warung makan yang lebih kecil di sebelah pasar. Setelah lama tak mendengar kabarnya, kini setiap malam tampak sang istri dibantu oleh anak dan menantunya menggelar tikar berjualan lesehan di alun-alun kota. Cucunya sudah beberapa. Orang-orang pun masih mengenal masa lalunya yang berkelimpahan. Namun, ia tak kehilangan senyumnya yang tegar saat meladeni para pembeli. Wahai ibu, bagaimana kau sedemikian kuat ?
"Harapan nak ! Jangan kehilangan harapan. Bukankah seorang guru dunia pernah berujar, karena harapanlah seorang ibu menyusui anaknya. Karena harapanlah kita menanam pohon meski kita tahu kita takkan sempat memetik buahnya yang ranum bertahun-tahun kemudian. Sekali kau kehilangan harapan, kau kehilangan seluruh kekuatanmu untuk menghadapi dunia".
(8) LEPASKAN ζ
Suatu hari, seorang anak kecil sedang bermain-main dengan sebuah vas bunga yang sangat mahal. Ia memasukkan tanggannya ke dalam vas bunga dan ..ops..tidak dapat menariknya keluar kembali. Ia mulai menangis dan menarik perhatian ayahnya. Sang ayah mencoba membantu sekuat tenaga menarik tangan anaknya dari vas bunga, namun gagal. Setelah beberapa kali mencoba dan gagal, akhirnya mereka berpikir untuk memecahkan saja vas bunga mahal itu.
Tapi tiba-tiba, sang ayah mendapat ide, "Nah begini saja anakku, kita coba sekali lagi. Lepaskan genggaman tanganmu yang ada di dalam vas itu. Luruskan telapak tanganmu seperti ini, " kata sang ayah sambil menunjukkan telapak tangannya. "Lalu ..hopla..tariklah keluar."
Mendengar itu si anak malah merengek yang membuat sang ayah keheranan.
Katanya, "Nggak bisa yah! Aku nggak bisa melepaskan genggamanku karena nanti uang receh yang aku pegang ini bisa terlepas lagi."
Bukankah banyak dari kita yang bertingkah seperti anak kecil tadi. Begitu sibuk menggenggam sesuatu yang tak begitu berharga namun rela mengorbankan kebebasan kita. Sekiranya kita dapat segera melepaskan hal-hal sepele dari hati dan fikiran kita, akan terbentanglah jalan yang selama ini tertutup di mana kedamaian menjadi istananya dan kesuksesan bertahta di sana.
Lepaskan....... Biarkan mereka pergi.....
Think Big.... Do Big.... Be optimize....
(19) MASIH ADA BIS LAIN ζ
Pada suatu malam yang dingin dan hujan, saya sedang menunggu bis. Saya melihat seorang perempuan tua turun dari sebuah bis dan kemudian berjalan perlahan ke tempat pemberhentian bis. Setelah berdiam beberapa saat dia berbicara kepada saya. "Malam yang buruk, ya? Tapi saya harap saya tidak perlu menunggu terlalu lama." Dengan sedikit ingin tahu, saya bertanya tentang bis mana yang ia tunggu. Ketika ia memberi tahu, saya berkata, "Lho, Anda baru saja turun dari bis sebelum tempat yang anda tuju ?".
"Begini, katanya terbata-bata dengan sedikit malu, "di bis tadi ada seorang pemuda cacat. Tak seorang pun menawarkan tempat duduk kepadanya, dan saya tahu bahwa dia akan merasa malu kalau seorang ibu tua seperti saya berdiri untuknya. Karena itu saya berpura-pura sudah waktunya untuk turun dan saya membunyikan bel ketika ia sedang berada di sisi kursi saya. Dia tidak merasa malu, dan bagi saya – masih selalu ada bis lain."
Kita hanya hidup sekali, tetapi jika kita menjalaninya dengan benar, maka sekali berarti cukup. (Joe E. Lewis)
(20) MENGAPA HARUS MEMILIKI? ζ
Di manakah kita bisa temukan keindahan hidup ? Di sebuah sudut alun-alun kota ini, sepasang suami istri pedagang kaki lima meringkuk dalam tenda dikelilingi oleh beberapa anaknya. Hujan deras turun sejak petang. Penganan yang dipajang sudah dingin dari tadi. Tapi mereka tetap saling bercanda sambil membiarkan suara radio kecil meramaikan suasana dengan sedikit gemerisik. Kau pasti rugi, pak? "Ya, tidak apa-apa, semoga besok cuaca terang," demikian jawabnya. "Kami ini pedagang kecil, mas. Tak punya apa-apa. Jadi kalau toh rugi, kami tak kehilangan apa-apa. Orang yang takut kehilangan biasanya mereka yang merasa memiliki apa yang diusahakannya. Padahal, siapa yang bisa menjamin malam ini tidak hujan? Betapa hebatnya pemilik hujan itu sehingga bisa membuat warung kami tak ada pengunjung? Bahkan kami sendiri tidak kuasa atas perniagaan ini."
Ah, betapa sederhananya. Bila kita mengaku berkuasa atas apa yang kita "miliki", kita tercebur dalam lautan ilusi yang menenggelamkan saat apa yangkita "miliki" hanyut terdera ombak. "Memiliki" adalah rantai besi yang mengikat kita pada batu karang dasar laut. Menyadari ketidakkuasaan diri di hadapan semesta raya adalah kunci pembuka rantai itu.
~~~~~~~~~~
SHidup ini terkadang aneh. Kalau anda menolak untuk menerima bukan yang terbaik, seringkali anda justru akan menerimanya. (Somerset Maughan)
(21) MENGASAH KAPAK
Alkisah ada seorang penebang pohon yang sangat kuat. Dia melamar pekerjaan pada seorang pedagang kayu, dan dia mendapatkannya. Gaji dan kondisi kerja yang diterimanya sangat baik. Karenanya sang penebang pohon memutuskan untuk bekerja sebaik mungkin.
Sang majikan memberikan sebuah kapak dan menunjukkan area kerjanya. Hari pertama sang penebang pohon berhasil merobohkan 18 batang pohon. Sang majikan sangat terkesan dan berkata, "Bagus, bekerjalah seperti itu!"
Sangat termotivasi oleh pujian majikannya, keesokan hari sang penebang pohon bekerja lebih keras lagi, tetapi dia hanya berhasil merobohkan 15 batang pohon. Hari ketiga dia bekerja lebih keras lagi, tetapi hanya berhasil merobohkan 10 batang pohon. Hari-hari berikutnya pohon yang berhasil dirobohkannya makin sedikit. "Aku mungkin telah kehilangan kekuatanku", pikir penebang pohon itu.
Dia menemui majikannya dan meminta maaf, sambil mengatakan tidak mengerti apa yang terjadi. "Kapan saat terakhir kau mengasah kapak?", sang majikan bertanya.
"Mengasah? Saya tidak punya waktu untuk mengasah kapak. Saya sangat sibuk mengapak pohon," katanya.
Kehidupan kita sama seperti itu. Seringkali kita sangat sibuk sehingga tidak lagi mempunyai waktu untuk mengasah kapak. "Di masa sekarang ini, banyak orang lebih sibuk dari sebelumnya, tetapi mereka lebih tidak berbahagia dari sebelumnya. Mengapa? Mungkinkah kita telah lupa bagaimana caranya untuk tetap tajam?
Tidaklah salah dengan aktivitas dan kerja keras. Tetapi tidaklah seharusnya kita sedemikian sibuknya sehingga mengabaikan hal-hal yang sebenarnya sangat penting dalam hidup, seperti kehidupan pribadi, menyediakan waktu untuk membaca, dan lain sebagainya.
Kita semua membutuhkan waktu untuk tenang, untuk berpikir dan merenung,untuk belajar dan bertumbuh. Bila kita tidak mempunyai waktu untuk mengasah kapak, kita akan tumpul dan kehilangan efektifitas. Jadi mulailah dari sekarang,memikirkan cara bekerja lebih efektif dan menambahkan banyak nilai kedalamnya.
(22) NOBODY'S PERFECT ζ
Ini kisah perjumpaaan dua orang sehabat yang sudah puluhan tahun berpisah. Mereka kangen2an, ngobrol santai sambil minum kopi di sebuah cafe. Awalnya topik yang dibicarakan adalah soal2 nostalgia zaman sekolah dulu, namun pada akhirnya menyangkut kehidupan mereka sekarang ini.
"Ngomong2, mengapa sampai sekarang kamu belum menikah?" ujar seorang kepada temannya yang sampai sekarang masih membujang. "Sejujurnya sampai saat ini saya masih terus mencari wanita yang sempurna. Itulah sebabnya saya masih melajang. Dulu waktu saya di Bandung, saya berjumpa dengan wanita yang cantik yang amat pintar. Saya pikir inilah wanita ideal saya dan cocok menjadi istri saya. Namun belakangan di masa pacaran ketahuan dia amat sombong. Hubungan kami putus sampai disitu.
Di Yogyakarta saya ketemu seorang perempuan yang cantik jelita ,ramah dan dermawan. Pada perjumpaan pertama aku kasmaran. Hatiku berdesir kencang, inilah wanita idealku. Namun belakangan saya ketahui, ia banyak tingkah dan tidak bertanggung jawab.
Dan ketika aku di Jakarta, aku ketemu wanita yang manis, baik, periang dan pintar. Dia sangat menyenangkan apalagi bila diajak berbicara,selalu nyambung dan penuh humor. Tapi terakhir aku ketahui kalau dia dari keluarga yang berantakan dan selalu menuntut. Akhirnya kami berpisah.
Saya terus mencari, namun selalu mendapatkan kekurangan dan kelemahan pada wanita yang saya taksir. Sampai pada suatu hari, saya bersua dengan wanita ideal yang saya dambakan selama ini. Ia begitu cantik, pintar, baik hati, dermawan dan penuh humor. Dia juga sangat perhatian dan sayang kepada orang lain. Saya pikir inilah pendamping hidup saya yang dikirim oleh Tuhan untuk saya".
"Lantas", sergah temannya yang dari tadi tekun mendengarkan "Apa yang terjadi?
Mengapa kamu tidak langsung meminangnya?".
Yang ditanya diam sejenak dan akhirnya dengan suara lirih si bujangan itu menjawab, "Baru belakangan aku ketahui bahwa ia juga sedang mencari pria yang sempurna".
Kita sudah pasti bisa menebak maksud dari cerita ini ? .... Nobody's perfect.
Jadi jangan menyia-nyiakan apa yang sudah ada di hadapan kita, belum tentu nanti kita mendapatkan yang lebih baik dari yang sekarang kita dapat, ok ! Lagipula kalau ingin mencari yang sempurna, check dulu diri kita sendiri, apakah sudah sempurna di hadapan orang lain.
(23) SAYA BELAJAR... ζ
Saya belajar, bahwa saya tidak dapat memaksa orang lain mencintai saya.
Saya hanya dapat melakukan sesuatu untuk orang yang saya cintai...
Saya belajar, bahwa butuh waktu bertahun-tahun untuk membangun kepercayaan dan hanya beberapa detik saja untuk menghancurkannya...
Saya belajar, bahwa orang yang saya kira adalah orang yang jahat, justru adalah orang yang membangkitkan semangat hidup saya serta orang yang begitu perhatian pada saya....
Saya belajar, bahwa persahabatan sejati senantiasa bertumbuh walau dipisahkan oleh jarak yang jauh. Beberapa di antaranya melahirkan cinta sejati...Saya belajar, bahwa jika seseorang tidak menunjukkan perhatian seperti yang saya inginkan, bukan berarti bahwa dia tidak mencintai saya....
Saya belajar, bahwa sebaik-baiknya pasangan itu, mereka pasti pernah melukai perasaan saya,dan untuk itu saya harus memaafkannya......Saya belajar, bahwa saya harus belajar mengampuni diri sendiri dan orang lain...., kalau tidak mau dikuasai perasaan bersalah terus menerus....
Saya belajar, bahwa tidak masalah berapa buruknya patah hati itu, dunia tidak pernah berhenti hanya gara-gara kesedihan saya... Saya belajar, bahwa saya tidak dapat merubah orang yg saya sayangi, tapi semua itu tergantung dari diri mereka sendiri....Saya belajar, bahwa lingkungan dapat mempengaruhi pribadi saya, tapi saya harus bertanggung jawab untuk apa yang saya telah lakukan....Saya belajar, bahwa dua manusia dapat melihat sebuah benda, tapi kadang dari sudut pandang yang berbeda.... Saya belajar, bahwa tidaklah penting apa yang saya miliki, tapi yang penting adalah siapa saya ini sebenarnya....
Saya belajar, bahwa tidak ada yang instant atau serba cepat di dunia ini, semua butuh proses dan pertumbuhan, kecuali saya ingin sakit hati....
Saya belajar, bahwa saya harus memilih apakah menguasai sikap dan emosi atau sikap dan emosi itu yang menguasai diri saya...Saya belajar, bahwa saya punya hak untuk marah, tetapi itu bukan berarti saya harus benci dan berlaku bengis....Saya belajar, bahwa kata-kata manis tanpa tindakan adalah saat perpisahan dengan orang yang saya cintai...Saya belajar, bahwa orang-orang yang saya kasihi..., adalah mereka yang sering segera diambil dari kehidupan saya....
Love doesn't make the world go round.
Love is what makes the ride worth while.
~~~
Happy Birthday & Happy Valentine to Remilda Februastuti...
(24) SERBUK KAYU DAN ARLOJI ζ
Ada seorang tukang kayu. Suatu saat ketika sedang bekerja, secara tak disengaja arlojinya terjatuh dan terbenam di antara tingginya tumpukan serbuk kayu. Arloji itu adalah sebuah hadiah dan telah dipakainya cukup lama. Ia amat mencintai arloji tersebut. Karenanya ia berusaha sedapat mungkin untuk menemukan kembali arlojinya. Sambil mengeluh mempersalahkan keteledoran diri sendiri si tukang kayu itu membongkar tumpukan serbuk yang tinggi itu.
Teman-teman pekerja yang lain juga turut membantu mencarinya. Namun sia-sia saja. Arloji kesayangan itu tetap tak ditemukan. Tibalah saat makan siang. Para pekerja serta pemilik arloji tersebut dengan semangat yang lesu meninggalkan bengkel kayu tersebut. Saat itu seorang anak yang sejak tadi memperhatikan mereka mencari arloji itu, datang mendekati tumpukan serbuk kayu tersebut. Ia menjongkok dan mencari. Tak berapa lama berselang ia telah menemukan kembali arloji kesayangan si tukang kayu tersebut. Tentu si tukang kayu itu amat gembira. Namun ia juga heran, karena sebelumnya banyak orang telah membongkar tumpukan serbuk namun sia-sia. Tapi anak ini cuma seorang diri saja, dan berhasil menemukan arloji itu.
"Bagaimana caranya engkau mencari arloji ini?", tanya si tukang kayu. "Saya hanya duduk secara tenang di lantai. Dalam keheningan itu saya bisa mendengar bunyi 'tik-tak, tik-tak'". Dengan itu saya tahu di mana arloji itu berada", jawab anak itu.
~~~~~~~~
Keheningan adalah pekerjaan rumah yang paling sulit diselesaikan selama hidup.
Sering secara tidak sadar kita terjerumus dalam seribu satu macam 'kegaduhan'
(25) SIAPA YANG HARUS DIDAHULUKAN ζ
Ada sebuah perusahaan besar yang sedang mencari karyawan. Dalam tes tertulisnya, mereka hanya memberikan satu kasus untuk dijawab:
"Anda sedang mengendarai motor di tengah malam gelap gulita dan hujan lebat di sebuah daerah yang penduduknya sedang diungsikan semuanya karena bencana banjir. Pemerintah setempat hanya bisa memberikan bantuan 1 buah bis yang saat ini juga sedang mengangkut orang-orang ke kota terdekat. Saat itu juga Anda melewati sebuah perhentian bis satu-satunya di daerah itu. Di perhentian bis itu, Anda melihat 3 orang yang merupakan orang terakhir di daerah itu yang sedang menunggu kedatangan bis :
* seorang nenek tua yang sekarat
* seorang dokter yang pernah menyelematkan hidup Anda sebelumnya
* seseorang yang selama ini menjadi idaman hati Anda dan akhirnya Anda temukan.
Anda hanya bisa mengajak satu orang untuk membonceng Anda.
Siapakah yang akan Anda ajak ? Dan, jelaskan jawaban Anda mengapa Anda melakukan itu!"
Sebelum Anda menjawab, ada beberapa hal yang perlu Anda pertimbangkan:
*Seharusnya Anda menolong nenek tua itu dulu karena dia sudah sekarat. Jika tidak segera ditolong akan meninggal. Namun, kalau dipikir-pikir, orang yang sudah tua memang sudah mendekati ajalnya. Sedangkan yang lainnya masih sangat muda dan harapan hidup ke depannya masih panjang.
*Dokter itu pernah menyelamatkan hidup Anda. Inilah saat yang tepat untuk membalas budi kepadanya. Tapi, kalau dipikir, kalau sekadar membalas budi bisa lain waktu kan ? Namun, kita tidak pernah tahu kapan kita akan mendapatkan kesempatan itu lagi.
*Mendapatkan idaman hati adalah hal yang sangat langka. Jika kali ini Anda lewatkan, mungkin Anda tidak akan pernah ketemu dia lagi. Dan, impian Anda akan kandas selamanya. Jadi yang mana yang Anda pilih ?
Dari sekitar 2000 orang pelamar, hanya 1 orang yang diterima bekerja di perusahaan tersebut. Orang tersebut tidak menjelaskan jawabannya, hanya menulis dengan singkat: "Saya akan memberikan kunci motor saya kepada sang dokter dan meminta dia untuk membawa nenek tua yang sedang sekarat tersebut untuk ditolong segera. Sedangkan saya sendiri akan tetap tinggal di sana dengan sang idaman hati saya untuk menunggu ada yang kembali menolong kami."
Ya, jawaban di atas adalah jawaban yang terbaik bukan ? Tapi, kenapa sebagian besar hal tersebut tidak kita pikirkan sebelumnya ? Apakah karena kita terbiasa dengan tidak mau untuk melepas apa yang sudah kita dapatkan di tangan dengan susah payah? Dan, bahkan berusaha meraih sebanyak-banyaknya?
Terkadang..., dengan rela untuk melepaskan sesuatu yang kita miliki, melepaskan kekeraskepalaan kita, mengakui segala keterbatasan yang kita miliki dan melepaskan semua keinginan kita untuk sesuatu yang lebih mulia, kita akan mendapatkan sesuatu yang jauh lebih besar.
(26) SUATU MALAM DI SEBUAH PESTA ζ
Suatu malam, di sebuah pesta, seorang perempuan muda dikagetkan oleh pertemuannya dengan seorang sahabat yang telah lama tidak dijumpainya. "Saya agak kesulitan untuk memulai perbincangan," kata sahabat lama perempuan muda itu berterus terang. "Tetapi, bagaimana hidup? Apakah kau bahagia?" Apakah ia bahagia? Malam itu adalah pesta, dan setiap orang bukan saja berhak, tetapi wajib bahagia. Lagi pula, ia bertemu dengan sahabat lamanya, dan disapa oleh sebuah pertanyaan impresif yang menggairahkan kesadarannya. Jadi, bukankah ia tinggal menjawab dengan serangkaian cerita yang membuktikan bahwa ia memang tengah bahagia?
Perempuan muda itu pun mulai menjawab bahwa ia banyak tertawa malam itu. Mungkin karena pesta itu sendiri memang dirancang dengan ide yang amat menarik dan dengan tujuan untuk menyenangkan semua yang hadir. Pesta itu diadakan di tengah kebun yang dipenuhi palma dan kamboja, dengan rumah-rumah kayu beratap rumbia, dan dilingkungi oleh persawahan khas Bali Tengah yang bertatahkan cahaya obor di setiap sudutnya.
Ada tari-tarian tradisional yang anggun, joged Bumbung yang semarak, yang dipadukan dengan peragaan busana kontemporer dan musik akustik. Lebih penting lagi, ada bulan bercahaya menjelang purnama. Apa lagi?
Anehnya, perempuan muda itu merasa pipinya kelu oleh senyumnya sendiri. Semakin tawa ria membahana di sekelilingnya, ia merasa semakin sunyi. Dilepaskan pandangannya ke setiap meja yang dipenuhi makanan, dan ia baru tersadar bahwa porsi makanan yang diambilnya bahkan lebih sedikit dari porsi sarapannya setiap pagi.
Perempuan muda itu tidak mau menyerah. Ia lalu bercerita tentang keberhasilannya dalam bekerja. Dalam hitungan tahun di satu jari tangan, atas hasil prestasi kerjanya sendiri, ia telah menduduki posisi penting yang membuatnya sering harus melakukan perjalanan dinas ke luar negeri. Atas biaya kantornya, ia pun akan segera melanjutkan pendidikannya.
Anehnya, ada rasa jeri di hatinya ketika kini, agenda perkawanannya ternyata hampir seluruhnya diletakkan dalam kerangka bisnis; ia tidak pernah lagi bersahabat dengan seseorang yang tidak memiliki keahlian atau uang, sekalipun orang itu jujur dan enak diajak berbincang. Sebaliknya, ia lebih memilih untuk membina hubungan baik dengan seseorang yang sulit, atau bahkan kalau perlu, musuhnya sendiri, untuk keperluan memperluas jaringan dan menguatkan posisinya. Baginya, bersahabat bahkan sudah menjadi bagian dari strategi, yakni untuk mengetahui kelemahan saingannya sendiri, dan kemudian mengalahkannya dengan elegan.
Perempuan muda itu kemudian mencoba memulai cerita tentang kehidupan pribadinya, namun urung. Tiba-tiba ia bingung mengais-ngais kehidupan pribadinya sendiri. Maka, ia pun ganti bertanya, "Bagaimana dengan kausendiri?". "Aku?" dan sahabatnya itu tersenyum. "Aku sakit. Kanker. Mungkin,hidupku tidak lagi lama".
Perempuan itu tertegun, "Astagfirullah. Tentu kau sangat menderita."
"Secara fisik, ya," tetapi sahabatnya itu kemudian tersenyum dengan amat indah.
"Tetapi, aku bahagia. Aneh bukan ? Setidaknya, aku kini tahu bahwa pesta, uang, kedudukan, dan semua kesenangan itu tidak pernah mengajariku lebih baik dari pada sakitku yang menyebalkan ini."
"Memang kau belajar apa?" sergah perempuan itu.
"Aku belajar bahwa hakikat hidup itu sesungguhnya sederhana, yakni untuk belajar mati dengan baik; mati yang tidak dibebani oleh harta atau penyesalan apa pun, selain kecemasan kecil untuk dapat berada di sisi-Nya dan merasakan senyum-Nya yang abadi."
(27) LIMA KIAT PRAKTIS MENGHADAPI PERSOALAN HIDUP
Suatu hal yang pasti tidak akan luput dari keseharian kita adalah yang disebut masalah atau persoalan hidup, di manapun, kapanpun, apapun dan dengan siapapun, semuanya adalah potensi masalah. Namun andaikata kita cermati dengan seksama ternyata dengan persoalan yang persis sama, sikap orangpun berbeda-beda, ada yang begitu panik, goyah, kalut, stress tapi ada pula yang menghadapinya dengan begitu mantap, tenang atau bahkan malah menikmatinya.
Berarti masalah atau persoalan yang sesungguhnya bukan terletak pada persoalannya melainkan pada sikap terhadap persoalan tersebut. Oleh karena itu siapapun yang ingin menikmati hidup ini dengan baik, benar, indah dan bahagia adalah mutlak harus terus-menerus meningkatkan ilmu dan keterampilan dirinya dalam menghadapi aneka persoalan yang pasti akan terus meningkat kuantitas dan kualitasnya seiring dengan pertambahan umur, tuntutan, harapan, kebutuhan, cita-cita dan tanggung jawab.
Kelalaian kita dalam menyadari pentingnya bersungguh-sungguh mencari ilmu tentang cara menghadapi hidup ini dan kemalasan kita dalam melatih dan mengevaluasi ketrampilan kita dalam menghadapi persoalan hidup berarti akan membuat hidup ini hanya perpindahan kesengsaraan, penderitaan, kepahitan dan tentu saja kehinaan yang bertubi-tubi. Na'udzubillah.
1. Siap
Siap apa? Siap menghadapi yang cocok dengan yang diinginkan dan siap menghadapi yang tidak cocok dengan keiinginan.
Kita memang diharuskan memiliki keinginan, cita-cita, rencana yang benar dan wajar dalam hidup ini, bahkan kita sangat dianjurkan untuk gigih berikhtiar mencapai apapun yang terbaik bagi dunia akhirat, semaksimal kemampuan yang Allah SWT berikan kepada kita.
Namun bersamaan dengan itu kitapun harus sadar-sesadarnya bahwa kita hanyalah makhluk yang memiliki sangat banyak keterbatasan untuk mengetahui segala hal yang tidak terjangkau oleh daya nalar dan kemampuan kita.
Dan pula dalam hidup ini ternyata sering sekali atau bahkan lebih sering terjadi sesuatu yang tidak terjangkau oleh kita, yang di luar dugaan dan di luar kemampuan kita untuk mencegahnya, andaikata kita selalu terbenam tindakan yang salah dalam mensikapinya maka betapa terbayangkan hari-hari akan berlalu penuh kekecewaaan, penyesalan, keluh kesah, kedongkolan, hati yang galau, sungguh rugi padahal hidup ini hanya satu kali dan kejadian yang tak didugapun pasti akan terjadi lagi.
Ketahuilah kita punya rencana, Allah SWT pun punya rencana, dan yang pasti terjadi adalah apa yang menjadi rencana Allah SWT.
Yang lebih lucu serta menarik, yaitu kita sering marah dan kecewa dengan suatu kejadian namun setelah waktu berlalu ternyata "kejadian" tersebut begitu menguntungkan dan membawa hikmah yang sangat besar dan sangat bermanfaat, jauh lebih baik dari apa yang diharapkan sebelumnya.
Alkisah ada dua orang kakak beradik penjual tape, yang berangkat dari rumahnya di sebuah dusun pada pagi hari seusai shalat shubuh, di tengah pematang sawah tiba-tiba pikulan sang kakak berderak patah, pikulan di sebelah kiri masuk ke sawah dan yang di sebelah kanan masuk ke kolam. Betapa kaget, sedih, kesal dan merasa sangat sial, jualan belum, untung belum bahkan modalpun habis terbenam, dengan penuh kemurungan mereka kembali ke rumah. Tapi dua jam kemudian datang berita yang mengejutkan, ternyata kendaraan yang biasa ditumpangi para pedagang tape terkena musibah sehingga seluruh penumpangnya cedera bahkan di antaranya ada yang cedera berat, satu-satunya di antara kelompok pedagang yang senantiasa menggunakan angkutan tersebut yang selamat hanyalah dirinya, yang tidak jadi berjualan karena pikulannya patah. Subhanallah, dua jam sebelumnya patah pikulan dianggap kesialan besar, dua jam kemudian patah pikulan dianggap keberuntungan luar biasa.
Oleh karena itu bulatkan tekad, sempurnakan ikhtiar namun hati harus tetap menyerahkan segala keputusan dan kejadian terbaik kepada Allah SWT. Dan siapkan mental kita untuk menerima apapun yang terbaik menurut ilmu Allah SWT. Allah SWT, berfirman dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 216, "Boleh jadi engkau tidak menyukai sesuatu padahal bagi Allah SWT lebih baik bagimu, dan boleh jadi engkau menyukai sesuatu padahal buruk dalam pandangan Allah SWT."
Maka jikalau dilamar seseorang, bersiaplah untuk menikah dan bersiap pula kalau tidak jadi nikah, karena yang melamar kita belumlah tentu jodoh terbaik seperti yang senantiasa diminta oleh dirinya maupun orang tuanya. Kalau mau mengikuti Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri, berjuanglah sungguh-sungguh untuk diterima di tempat yang dicita-citakan, namun siapkan pula diri ini andaikata Allah Yang Maha Tahu bakat, karakter dan kemampuan kita sebenarnya akan menempatkan di tempat yang lebih cocok, walaupun tidak sesuai dengan rencana sebelumnya.
Melamar kerja, lamarlah dengan penuh kesungguhan, namun hati harus siap andaikata Allah SWT, tidak mengijinkan karena Allah SWT, tahu tempat jalan rizki yang lebih berkah.
Berbisnis ria, jadilah seorang profesional yang handal, namun ingat bahwa keuntungan yang besar yang kita rindukan belumlah tentu membawa maslahat bagi dunia akhirat kita, maka bersiaplah menerima untung terbaik menurut perhitungan Allah SWT. Demikianlah dalam segala urusan apapun yang kita hadapi.
2. Ridha
Siap menghadapi apa pun yang akan terjadi, dan bila terjadi, satu-satunya langkah awal yang harus dilakukan adalah mengolah hati kita agar ridha/rela akan kenyataan yang ada. Mengapa demikian? Karena walaupun dongkol, uring-uringan dan kecewa berat, tetap saja kenyataan itu sudah terjadi. Pendek kata, ridha atau tidak, kejadian itu tetap sudah terjadi. Maka, lebih baik hati kita ridha saja menerimanya.
Misalnya, kita memasak nasi, tetapi gagal dan malah menjadi bubur. Andaikata kita muntahkan kemarahan, tetap saja nasi telah menjadi bubur, dan tidak marah pun tetap bubur. Maka, daripada marah menzalimi orang lain dan memikirkan sesuatu yang membuat hati mendidih, lebih baik pikiran dan tubuh kita disibukkan pada hal yang lain, seperti mencari bawang goreng, ayam, seledri, keripik, dan kecap supaya bubur tersebut bisa dibuat bubur ayam spesial. Dengan demikian, selain perasaan kita tidak jadi sengsara, nasi yang gagal pun tetap bisa dinikmati dengan lezat.
Kalau kita sedang jalan-jalan, tiba-tiba ada batu kecil nyasar entah dari mana dan mendarat tepat di kening kita, hati kita harus ridha, karena tidak ridha pun tetap benjol. Tentu saja, ridha atau rela terhadap suatu kejadian bukan berarti pasrah total sehingga tidak bertindak apa pun. Itu adalah pengertian yang keliru. Pasrah / ridha hanya amalan, hati kita menerima kenyataan yang ada, tetapi pikiran dan tubuh wajib ikhtiar untuk memperbaiki kenyataan dengan cara yang diridhai Allah SWT. Kondisi hati yang tenang atau ridha ini sangat membantu proses ikhtiar menjadi positif, optimal, dan bermutu.
Orang yang stress adalah orang yang tidak memiliki kesiapan mental untuk menerima kenyataan yang ada. Selalu saja pikirannya tidak realistis, tidak sesuai dengan kenyataan, sibuk menyesali dan mengandai - andai sesuatu yang sudah tidak ada atau tidak mungkin terjadi. Sungguh suatu kesengsaraan yang dibuat sendiri.
Misalkan tanah warisan telah dijual tahun yang lalu dan saat ini ternyata harga tanah tersebut melonjak berlipat ganda. Orang-orang yang malang selalu saja menyesali mengapa dahulu tergesa-gesa menjual tanah. Kalau saja mau ditangguhkan, niscaya akan lebih beruntung. Biasanya, hal ini dilanjutkan dengan bertengkar saling menyalahkan sehingga semakin lengkap saja penderitaan dan kerugian karena memikirkan tanah yang nyata-nyata telah menjadi milik orang lain.
Yang berbadan pendek, sibuk menyesali diri mengapa tidak jangkung. Setiap melihat tubuhnya ia kecewa, apalagi melihat yang lebih tinggi dari dirinya. Sayangnya, penyesalan ini tidak menambah satu senti pun jua. Yang memiliki orang tua kurang mampu atau telah bercerai, atau sudah meninggal sibuk menyalahkan dan menyesali keadaan, bahkan terkadang menjadi tidak mengenal sopan santun kepada keduanya, mempersatukan, atau menghidupkannya kembali. Sungguh banyak sekali kita temukan kesalahan berpikir, yang tidak menambah apa pun selain menyengsarakan diri.
Ketahuilah, hidup ini terdiri dari berbagai episode yang tidak monoton. Ini adalah kenyataan hidup, kenanglah perjalanan hidup kita yang telah lalu dan kita harus benar-benar arif menyikapi setiap episode dengan lapang dada, kepala dingin, dan hati yang ikhlas. Jangan selimuti diri dengan keluh kesah karena semua itu tidak menyelesaikan masalah, bahkan bisa jadi memperparah masalah.
Dengan demikian, hati harus ridha menerima apa pun kenyataan yang terjadi sambil ikhtiar memperbaiki kenyataan pada jalan yang diridhai Allah SWT.
3. Jangan Mempersulit Diri
Andaikata kita mau jujur, sesungguhnya kita ini paling hobi mengarang, mendramatisir, dan mempersulit diri. Sebagian besar penderitaan kita adalah hasil dramatisasi perasaan dan pikiran sendiri. Selain tidak pada tempatnya, pasti ia juga membuat masalah akan menjadi lebih besar, lebih seram, lebih dahsyat, lebih pahit, lebih gawat, lebih pilu daripada kenyataan yang aslinya, Tentu pada akhirnya kita akan merasa jauh lebih nelangsa, lebih repot di dalam menghadapinya/mengatasinya.
Orang yang menghadapi masa pensiun, terkadang jauh sebelumnya sudah merasa sengsara. Terbayang di benaknya saat gaji yang kecil, yang pasti tidak akan mencukupi kebutuhannya. Padahal, saat masih bekerja pun gajinya sudah pas-pasan. Ditambah lagi kebutuhan anak-anak yang kian membengkak, anggaran rumah tangga plus listrik, air, cicilan rumah yang belum lunas dan utang yang belum terbayar. Belum lagi sakit, tak ada anggaran untuk pengobatan, sementara umur makin menua, fisik kian melemah, semakin panjang derita kita buat, semakin panik menghadapi pensiun. Tentu saja sangat boleh kita memperkirakan kenyataan yang akan terjadi, namun seharusnya terkendali dengan baik. Jangan sampai perkiraan itu membuat kita putus asa dan sengsara sebelum waktunya.
Begitu banyak orang yang sudah pensiun ternyata tidak segawat yang diperkirakan atau bahkan jauh lebih tercukupi dan berbahagia daripada sebelumnya. Apakah Allah SWT. yang Mahakaya akan menjadi kikir terhadap para pensiunan, atau terhadap kakek-kakek dan nenek-nenek? Padahal, pensiun hanyalah salah satu episode hidup yang harus dijalani, yang tidak mempengaruhi janji dan kasih sayang Allah.
Maka, di dalam menghadapi persoalan apa pun jangan hanyut tenggelam dalam pikiran yang salah. Kita harus tenang, menguasai diri seraya merenungkan janji dan jaminan pertolongan Allah SWT. Bukankah kita sudah sering melalui masa-masa yang sangat sulit dan ternyata pada akhirnya bisa lolos?
Yakinlah bahwa Allah Yang Maha Tahu segalanya pasti telah mengukur ujian yang menimpa kita sesuai dengan dosis yang tepat dengan keadaan dan kemampuan kita. "Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu pasti ada kemudahan, dan sesudah kesulitan itu pasti ada kemudahan" (QS Al-Insyirah [94]:5-6). Sampai dua kali Allah SWT menegaskan janji-Nya. Tidak mungkin dalam hidup ini terus menerus mendapatkan kesulitan karena dunia bukanlah neraka. Demikian juga tidak mungkin dalam hidup ini terus menerus memperoleh kelapangan dan kemudahan karena dunia bukanlah surga. Segalanya pasti akan ada akhirnya dan dipergilirkan dengan keadilan Allah SWT.
4. Evaluasi Diri
Ketahuilah, hidup ini bagaikan gaung di pegunungan: apa yang kita bunyikan, suara itu pulalah yang akan kembali kepada kita. Artinya, segala yang terjadi pada kita adalah buah dari apa yang kita lakukan. "Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarrah pun, niscaya dia akan melihat balasannya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarrah pun, niscaya dia akan melihat balasannya pula" (QS Al-ZalZalah [99]: 7-8)
Allah SWT Maha Peka terhadap apapun yang kita lakukan. Dengan keadilan-Nya tidak akan ada yang meleset, siapa pun yang berbuat, sekecil dan setersembunyi apapun kebaikan, niscaya Allah SWT akan membalas berlipat ganda dengan aneka bentuk balasan yang terbaik menurut-Nya. Sebaliknya, kezaliman sehalus apapun yang kita lakukan yang tampaknya seperti menzalimi orang lain, padahal sesungguhnya menzalimi diri sendiri akan mengundang bencana balasan dari Allah SWT yang pasti lebih getir dan gawat. Naudzubillah.
Andaikata ada batu yang menghantam kening kita, selain hati harus ridha, kita pun harus merenung, mengapa Allah menimpakan batu ini tepat ke kening kita, padahal lapangan begitu luas dan kepala ini begitu kecil ? Bisa jadi semua ini adalah peringatan bahwa kita sangat sering lalai bersujud, atau sujud kita lalai dari mengingat-Nya. Allah tidak menciptakan sesuatu dengan sia-sia, pasti segalanya ada hikmahnya.
Dompet hilang? Mengapa dari satu bus, hanya kita yang ditakdirkan hilang dompet ? Jangan sibuk menyalahkan pencopet karena memang sudah jelas ia salah dan memang begitu pekerjaannya. Renungkankah: boleh jadi kita ini termasuk si kikir, si pelit, dan Allah Maha Tahu jumlah zakat dan sedekah yang dikeluarkan. Tidak ada kesulitan bagi-Nya untuk mengambil apapun yang dititipkan kepada hamba-hamba-Nya.
Anak nakal, suami kurang betah di rumah dan kurang mesra, rezeki seret dan sulit, bibir sariawan terus menerus, atau apa saja kejadian yang menimpa dan dalam bentuk apapun adalah sarana yang paling tepat untuk mengevaluasi segala yang terjadi. Pasti ada hikmah tersendiri yang sangat bermanfaat, andaikata kita mau bersungguh-sungguh merenunginya dengan benar.
Jangan terjebak pada sikap yang hanya menyalahkan orang lain karena tindakan emosional seperti ini hanya sedikit sekali memberi nilai tambah bagi kepribadian kita. Bahkan, apabila tidak tepat dan berlebihan, akan menimbulkan kebencian dan masalah baru.
Ketahuilah dengan sungguh-sungguh, dengan mengubah diri, berarti pula kita mengubah orang lain. Camkan bahwa orang lain tidak hanya punya telinga, tetapi mereka pun memiliki mata, perasaan, pikiran yang dapat menilai siapa diri kita yang sebenarnya.
Jadikanlah setiap masalah sebagai sarana efektif untuk mengevaluasi dan memperbaiki diri karena hal itulah yang menjadi keuntungan bagi diri dan dapat mengundang pertolongan Allah SWT.
5. Hanya Allah-lah Satu satunya Penolong
Sesungguhnya tidak akan terjadi sesuatu kecuali dengan izin Allah SWT. Baik berupa musibah maupun nikmat. Walaupun bergabung jin dan manusiaseluruhnya untuk mencelakakan kita, demi Allah tidak akan jatuh satu helai rambut pun tanpa izin-Nya. Begitu pun sebaliknya, walaupun bergabung jin dan manusia menjanjikan akan menolong atau memberi sesuatu, tidak pernah akan datang satu sen pun tanpa izin-Nya.
Mati-matian kita ikhtiar dan meminta bantuan siapapun, tanpa izin-Nya tak akan pernah terjadi yang kita harapkan. Maka, sebodoh-bodoh kita adalah orang yang paling berharap dan takut kepada selain Allah SWT. Itulah biang kesengsaraan dan biang menjauhnya pertolongan Allah SWT.
Ketahuilah, makhluk itu "La haula wala quwwata illa billahil' aliyyil ' azhim" tiada daya dan tiada upaya kecuali pertolongan Allah Yang Maha Agung. Asal kita hanyalah dari setetes sperma, ujungnya jadi bangkai, ke mana-mana membawa kotoran.
Allah menjanjikan dalam Surah Al-Thalaq ayat 2 dan 3, "Barang siapa yang bersungguh-sungguh mendekati Allah (bertaqwa), niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar bagi setiap urusannya, dan akan diberi rezeki dari tempat yang tidak disangka-sangka. Dan barang siapa yang bertawakal hanya kepada Allah, niscaya akan dicukupi segala kebutuhannya."
Jika kita menyadari dan meyakininya, kita memiliki bekal yang sangat cukup untuk mengarungi hidup ini, tidak pernah gentar menghadapi persoalan apapun karena sesungguhnya yang paling mengetahui struktur masalah kita yang sebenarnya berikut segala jalan keluar terbaik hanyalah Allah SWT Yang Maha Sempurna. Dia sendiri berjanji akan memberi jalan keluar dari segala masalah, sepelik dan seberat apapun, karena bagi Dia tidak ada yang rumit dan pelik, semuanya serba mudah dalam genggaman kekuasaan-Nya.
Pendek kata, jangan takut menghadapi masalah, tetapi takutlah tidak mendapat pertolongan Allah dalam menghadapinya. Tanpa pertolongan-Nya, kita akan terus berkelana dalam kesusahan, dari satu persoalan ke persoalan lain, tanpa nilai tambah bagi dunia dan akhirat kita… benar-benar suatu kerugian yang nyata.
Terimalah ucapan selamat berbahagia, bagi orang-orang yang taat kepada Allah dan semakin taat lagi ketika diberi kesusahan dan kesenangan, shalatnya terjaga, akhlaknya mulia, dermawan, hati bersih, dan larut dalam amal-amal yang disukai Allah.
Insya Allah, masalah yang ada akan menjadi jalan pendidikan dan Allah yang akan semakin mematangkan diri, mendewasakan, menambah ilmu, meluaskan pengalaman, melipatgandakan ganjaran, dan menjadikan hidup ini jauh lebih bermutu, mulia, dan terhormat di dunia akhirat.
(28) SENI MENIKMATI HIDUP
Ketika kita melihat orang yang matanya buta kita sering iba dan kasihan. Padahal yang paling harus dikasihani adalah orang yang berhati buta. Buta mata hanya tidak nampak dunia namun buta hati tidak nampak kebenaran dan bisa ditipu oleh nafsu syetan. Batapa sedihnya kalau mata melihat tapi hatinya buta. Orang yang hatinya buta, disuruh mengaspal jalan aspalnya yang diminum. Disuruh membangun jembatan, malah betonnya yang dimakan. Begitulah orang yang hatinya buta, selalu bingung tidak mengerti hidup ini mau kemana. Disangkanya hidup ini pontang panting hanya melihat dunia. Ada yang sudah punya kambing 99 tapi karena hatinya buta, yang dipikirkan kambing tetangga yang kurus karena dia ingin punya seratus. Serba salah karena tidak terlihat oleh mata hati.
Sekarang, penyakit apa kira-kira yang bersarang di tubuh kebanyakan manusia ? Mungkin penyakit yang banyak bersarang dalam diri kita adalah penyakit "hubbud dunya" atau terlalu cinta pada dunia. Harta, gelar, jabatan, pangkat, kedudukan, popularitas, pujian, penghargaan, siapapun yang terlalu cinta atau kesengsrem kumat penyakitnya. Sepanjang bangsa ini menganggap orang kaya itu sukses, siap-siap orang jadi kaya tanpa peduli halal dan haramnya. Sepanjang bangsa ini menganggap orang yang bergelar adalah sukses, jangan heran bila dalam waktu satu bulan dia mendapat sepuluh gelar dihadapannya. Kalau menjadi populer dianggap sebuah kesuksesan, tidak usah heran ada orang yang rela menggadaikan dirinya demi popularitas. Kalau kedudukan dianggap kesuksesan, jangan heran kalau banyak orang jadi akrab dengan dukun gara-gara rindu kedudukan. Padahal kalau memang dukun itu pinter, dia saja yang menjadi pejabat. Tidak salah orang menjadi kaya, bukan salah bergelar dan berpangkat, kalau saja pribadinya lebih mulia dari harta dan kedudukannya.
Ciri orang yang berpenyakit cinta dunia di antaranya adalah ketika dalam mencari dunia tidak peduli halal haram. Ada yang mengibaratkan seorang pecinta dunia itu seperti bocah kecil yang masih ingusan. Seorang bocah ingin petasan, dia menangis menjerit-jerit: "Mama, minta uang!". Kata Mamanya: "Tidak boleh!". Tapi anak itu terus menangis, merengek-rengek dan akhirnya sang mama iba lalu memberinya. Tiba-tiba dia gembira, kemudian dia lari pergi ke pasar membeli petasan sampai bersimbah keringat. Sesudah dia dapatkan petasan yang dia inginkan, dia lari sampai tidak lihat jalan akhirnya dia jatuh, sampai lututnya berdarah tapi masih gembira karena petasannnya tidak rusak. Sesampainya di rumah ketika petasan mau dibakar, dia tidak berani membakarnya dan disuruhlah orang lain untuk menyalakan petasannya. Dan ketika petasan dinyalakan dia sendiri menutup telinga sehingga tidak mendengar. Begitulah pecinta dunia, ibarat seorang anak kecil yang minta dibelikan petasan. Hidupnya pontang-panting pergi pagi pulang malam mencari harta dan ketika sudah didapat dia sendiri tidak menikmati bahkan tidak jarang disiksa oleh hartanya karena takut hilang.
Ciri selanjutnya adalah takabur. Ketika belum punya biasa-biasa saja tapi ketika sudah punya jabatan jadi sombong. Tas saja sudah tidak kuat membawa sendiri, harus dibawakan orang lain. Kursi ingin beda dengan yang lain, harus lebih besar. Segalanya ingin dibedakan, penampilan ingin beda seakan-akan kedudukan mengangkat derajat. Padahal tidak jarang orang jadi terhina justru karena kedudukan.
Ciri lainnya adalah suka pamer. Kerinduan ingin dipuji membuat tidak realistis, jadi banyak bohong, membuat lebih besar pasak daripada tiang. Kenapa jadi banyak cicilan ? Kadang kala justru karena ingin dipuji orang. Penghasilan berapa saja tetap kurang, penghasilan sejuta nyicil motor, penghasilan lima juta jadi nyicil mobil, tetap saja tekor. Makanya sepanjang kita masih menjadi manusia tukang pamer, kita tidak bisa sembuh dari penyakit cinta dunia. Fitrah manusia adalah suka akan keindahan, tapi bukan berarti jadi diperbudak oleh keindahan.
Berikutnya adalah dengki. Dengki itu senang melihat orang lain susah dan susah melihat orang lain senang. Orang lain naik pangkat dia naik tensi. Belum lagi minder, orang yang minder diperbudak oleh rasa malu yang berlebihan. Punya rumah merasa rumahnya paling kecil, paling jelek sehingga ketika ada temannya yang ingin bertamu ke rumahnya dia tegang. Dia menderita bukan karena tidak punya tapi karena tidak mensyukuri yang ada.
Inilah penyakit-penyakit kita. Mudah-mudahan kajian ini akan menyajikan secara sederhana bagaimana caranya bangkit, karena ternyata kenikmatan dan keindahan hidup hanya milik orang yang berhati bersih. Semoga Allah yang Maha menatap menggelorakan tekad selalu ingin menjaga kebeningan hati. Karena hati yang bening inilah yang membuat hidup ini manjadi lebih indah, lebih bermakna, dan lebih bermanfaat tidak hanya bagi dunia tapi juga bagi akhirat kelak. Belajarlah menikmati hidup dengan beningnya hati.
Allah Maha menatap, Maha mendengar, Maha Mengetahui apapun yang kita perbuat. Dunia hanyalah tempat mampir, betapa banyak orang yang terpesona terhadap silau dunia ini, betapa banyak orang yang terpedaya oleh harta, tertipu oleh nafsu, betapa banyak orang yang tergelincir menjadi ahli maksiat karena syahwat.
Tidak ada yang bisa merubah diri sebelum kita sendiri yang berani merubahnya. Tidak akan bisa kita merubah diri, sebelum kita berani jujur melihat kekurangan diri sendiri. Andai saja kita mau jujur, pujian yang datang kepada kita tidak pernah ada yang sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya. Allah menutupi aib, Allah menutupi kekurangan kebusukan kita sehingga orang lain terkecoh memuji diri kita ini. Andai saja kita mau jujur, penghinaan yang datang jauh lebih sederhana di banding kenyataan yang sesungguhnya. Sayang kita sering menipu diri kita sendiri. Kita bersembunyi di balik penampilan yang bagus, padahal kita busuk. Kita bersembunyi di balik mobil yang mahal, padahal kita begitu murah, kita begitu sering bersembunyi kedudukan yang tinggi padahal perilaku kita begitu rendah.
Tidak akan pernah kita menikmati hidup ini, jikalau diri sendiri saja sudah kita tipu. Apa yang tersisa pada diri ini andai melihat diri sendiri saja sudah tidak mampu. Kinilah saatnya kita merubah diri kita, kita ubah diri kita, kita ubah saudara-saudara kita, kita capai kebahagiaan hakiki dengan mengawali merubah diri kita sendiri. Andai kata perkataan dan perbuatan kita tidak sama, maka itulah yang akan menghinakan kita.
Mau tidak mau akan datang saat kita pergi dari dunia ini. Dunia hanyalah tempat mampir, sudah banyak orang sebelum kita yang mampir dan kini telah tiada menjadi tulang belulang di makan tanah, dikunyah belatung. Kita harus bersiap, hidup hanyalah mampir, kekayaan hanyalah sekedar titipan yang tidak pernah kita bawa. Sejenak saja kita mengaku-aku milik kita. Mau dibawa kemana? Dari dulu dunia tetap disini dan akan tetap di sini. Jangan sampai tertipu oleh dunia ini. Dunia hanyalah tempat mampir, Allahlah tujuannya. Allahlah tujuan akhir kita.
Learn much from the time behind `cause it wouldn`t com
Februari 2003
0 komentar:
Posting Komentar