Rabu, 25 November 2009

PERHATIAN AL-QURAN DAN SUNNAH TERHADAP WAKTU




PERHATIAN AL-QURAN DAN SUNNAH
TERHADAP WAKTU

Al-Quran dan Sunnah memberi perhatian terhadap waktu dalam beberapa versi, dengan penggambaran yang beraneka. Sebagai permulaan tentang pentingnya waktu dan besarnya nikmat Allah di dalamnya. Al-Quran menyebutkan pemberian dan karuna Allah kepada manusia:

“Dan Dia telah menundukan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya) dan telah menundukan bagimu malam dan siang. Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari apa yang segala kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah. Tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).” (Ibrahim: 33-34)

“Dan Dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur.” (Al-Furqan: 62)

Allah menjadikan malam sebagai pengganti siang dan sebaliknya siang menggantikan malam, maka siapa saja yang tertinggal pekerjaannya pada suatu waktu dapat mengusahakannya di waktu lain.

Dalam menerangkan pentingnya waktu, Allah bersumpah sebagaimana terdapat pada permulaan beberapa surat makkiyah dalam Al-Quran: (Demi malam apabila menutupi cahaya siang dan siang apabila terang-benderang), (Demi fajar dan malam yang sepuluh), (Demi waktu sepenggalah naik, dan demi malam apabila telah sunyi), (Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian),. Menurut pendapat para ahli tafsir, apabila Allah bersumpah dengan suatu dari ciptaan-Nya, maka itu akan menjadikan pandangan manusia tertuju kepadanya dan mengingatkan mereka

Dr.Yusuf al-qardhawi “waktu dalam kehidupan manusia”. Hal 1-4
akan manfaatnya yang besar dan pengaruhnya yang abadi.
Sunnah Nabi datang menekankan nilai waktu, dan menetapkan tanggungjawab manusia terhadapnya di hadapan Allah pada hari kiamat hingga dua di antara empat pertanyaan yang terpenting yang akan ditanyakan di hari perhitungan nanti adalah mengenai waktu.

“Dari Mu’adz Bin Jabal, bersabda Rasulullah Saw, “tidak akan tergelincir (binasa) kedua kaki seorang hamba di hari kiamat, hingga ditanyakan kepadanya empat perkara: usianya untuk apa ia habiskan, masa mudanya bagaimana ia pergunakan, hartanya dari mana ia dapatkan dan pada siapa ia keluarkan, serta ilmunya dan apa-apa yang ia perbuat dengannya.” (H.R. Bazzar dan Thabrani)

Demikianlah, manusia itu akan ditanyakan umurnya secara umum dan masa mudanya secara khusus, karena masa muda selain bagian daripada usia, juga mempunyai arti yang istimewa, sebagai masa kehidupan yang ceria dan penuh dengan cita-cita, juga merupakan masa di antara dua kelemahan; kelemahan masa kanak-kanak dan kelemahan di masa tua. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran:

“Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan kamu sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat kemudian Dia menjadikan kamu sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban.” (Ar-Rum: 54)

Serang. Sabtu, 28 maret 2009

Hambali ibnu ranim







Dr.Yusuf al-qardhawi “waktu dalam kehidupan manusia”. Hal 1-4
NAMA : HAMBALI
FAK : SYARIAH & HUKUM
JUR : AL-AKHWALU AS-SYAKSYIAH
PRODI : PERADILAN AGAMA
E-MAIL : aliranim@ymail.com

0 komentar:

alipoetry © 2008 Por *Templates para Você*