twijfelen
Ini cerita tentang
seorang manusia yang mengisahkan tema cinta yang tidak betul-betul ia fahami,
yang kisahnya rumit unuk difahami dan lebih rumit daripada sekedar mengurai
benang benang yang kusut, yang gelap untuk disusuri lebih gelap daripada sekedar
sunyi malam yang pekat tanpa sebiji lentera pun yang menyinarinya.
Jika saja sebuah
langkah yang telah ada semenjak kita terlahirkan di dunia ini dan berjuta
langkah yang akan kita lalui itu memiliki suatu petunjuk dan arah yang jelas,
mungkin takan ada lagi pertanyaan-pertanyaan seperti: apa? mengapa? dan
bagaimana?. Lalu apa sebenarnya yang membuat kita selalu bertanya tentang
kehidupan ini tak terkecuali dengan “cinta” yang mulai dari cerita kehidupan
ini berawal sampai pada kehidupan saat ini manusia selalu saja dihadapkan
dengan segala pertanyaan yang hadir karena cinta. Segala yang positif dan yang
negatif ada dari kisah cinta.
Bayang-bayang kerinduan, kasih sayang, ketulusan, kesetiaan
terkadang pula, kebencian, kekecewaan, amarah, putus asa, adalah sedikit dari
kisah tentang cinta dan masih banyak lagi kisah yang belum pernah kita ketahui
dan bahkan kita tidak dapat membayangkannya sebelum kita benar-benar
menyelaminya sebagai seseorang yang telah berenang dalam samudera terdalam
tentang sebuah cerita cinta.
Kesetiaan… inilah bahasa yang manis dan indah bila disandingkan
dengan kata cinta, kita akan melihatnya bagai mahkota yang dikenakan oleh
seorang rupawan yang memiliki tutur kata dan prilaku yang agung. Kesetiaan ini
memanglah sesuatu yang sangat indah, namun kesetiaan ini tak mudah bagi
seseorang manusia menemukannya baik itu ia mencari dari manusia lainnya atau
bahkan mencari pada dirinya sendiri. Coba saja, lihatlah diri kita, apakah kita
benar-benar memiliki sebuah kesetiaan? yang apabila benar kita memilikinya,
maka diri kita adalah salah satu dari sekumpulan orang-orang yang agung di mata
sang pecinta sejati.
Terkadang untuk melangkahkan kaki ke dalam cerita cinta kita akan
membentur tembok yang kokoh yang tak mudah kita hancurkan, ketulusan dan
kepedulian kita seringkali akan dianggap sesuatu yang tabu atau ketika kita
mulai membatasinya karena rasa ketakutan akan dianggap sebagai seseorang yang
memaksakan kehendak hanya untuk cinta keduniawian, yang padahal cinta kita
adalah cinta suci yang disandarkan setelah kita mencintai Tuhan, Rasul dan
dibawah cinta kepada Ayahanda dan Ibunda kita. Seringkali juga kita mendapatkan
label “Gombal” atau seseorang akan mengatakan “Semua jelas, kepedulian
berbanding lurus dengan kebutuhan. Palsu dan penuh basa basi”.
Namun itulah sebuah kisah tentang cinta yang tidak benar-benar
manusia memahaminya, percaya atau tidak, terima atau tidak itulah sebuah
kenyataan dan manusia harus benar-benar tau diri sebagai boneka kehidupan dan
menjalaninya dengan usaha walau hanya satu kata, kesetiaan dan kesabaran. Satu
yang harus kita miliki pula, Tuhan punya segala yang baik untuk kita.
1 komentar:
Twijfelen apa kak?
Posting Komentar