Senin, 02 Januari 2012

sunyi malam tahun baru



Sunyi Malam Tahun Baru


Saat tak tahu apa yang harus ditulis. Dan kesunyianlah yang memaksa tanganku meraih kertas bercahaya ini. ternyata disitulah ego kerinduan_ku sedang memuncak dan tak perduli akan sekeliling ku yang mulai bising saat ini, suara petasan dan kembang api yang menggelegar itu seolah tak berarti bagi kesepian hatiku, saat diri ini merasa sendiri ternyata saat itulah ku pergi tinggalkan semuanya yang mereka anggap sebuah hiburan tuk menyambut tahun baru, saat aku merasa sedih ternyata aku yang seringkali lupa bagaimana rasanya bahagia_pun merasakan benar kebahagiaan yang pernah ku raih meski hanya sebentar aku melihatnya, menatapnya dengan diam.

Hidup adalah pendewasaan diri, saat diselimuti bahagia, saat dihujani sengsara, saat bermandikan cahaya dan saat diselimuti kegelapan itulah jalan yang harus kutempuh. Dan ego dari rasa_ku ini, entahlah apakah ini sebuah kesalahan, aku tak pernah lagi mampu berkata dengannya, aku tak mampu lagi meski hanya sebentar menatap sorot matanya yang bening, aku tak mampu lagi meski hanya sekedar menanyakan. “apa khabar???”. Salahkah aku dengan semua perasaan yang kuselimutkan pada malam sunyimu? salahkah aku yang menanam benih kasih diantara luas taman hatimu? Dan maaf jika sampai saat ini, meski  aku merasa tak pantas di sisi keindahanmu, namun aku tak mampu mengusir rasa ini tuk mencintaimu.


Jika dunia ini adalah sebuah pergelaran yang Tuhan ciptakan, dengan manusia sebagai para pemainnya lalu mengapa aku merasa dipermainkan? Bukan oleh keindahanmu, bukan karena diam_mu untukku, bukan karena kebencianmu untukku. Namun karena perasaanku sendiri yang tak menentu.


Mungkin sekarang memang sudah waktunya berganti musim, hari mulai hujan terus didahului dengan langit hitam kelam, ada sedikit rasa takut dalam diriku karena malam ini aku sendiri dan kesepian. Kemudian turunlah hujan, aku dengan sejuta kemampuanku menjadi tidak berarti apa-apa disaat hujan, hanya bisa terdiam, mungkin merenung. banyak memori yang tiba-tiba keluar berloncatan disaat hujan dan kesepian ini menyelimuti malamku. Sejuta kenangan yang tanpa permisi telah memenuhi seluruh isi kepala. Perasaan-perasaan yang hanya di dapat pada saat hujan turun hujan deras dan letupan kembang api yang menghiasi, aku hanya memilih mencermati, Mengagumi, membiarkan diri, beristirahat sejenak dari hiruk pikuk dunia sendiri, aku juga yang marah karena aktivitasnya terhenti. terputus dari sesuatu yang disebut dengan peradaban dan aku dilanda rasa takut, merasa hujan seperti badai yang menghampiri seluruh hidupku.

Namun dalam malamku yang dipenuhi kerinduan setelah siang itu kecemburuanku melanda rongga hatiku aku selalu berusaha menutup malam ini dengan senyuman dan kukatakan dalam hatiku, sedikit lagi, malam akan berlalu, petasan yang berisik itu akan sirna dan kerinduanmu akan dihangatkan fajar esok hari, matahari akan kembali bersinar. Sedikit lagi, keceriaan akan kembali mengisi hari. Sedikit lagi. Seperti yang ia katakan tahun lalu. “Maukah Kau Tunggu Aku Satu Tahun Lagi???”

2 komentar:

Anonim mengatakan...

kenapa bisa demikian???
sabar... suatu saat kebahagiaan pasti menjemputmu...

Anonim mengatakan...

kenapa bisa demikian???
sabar... suatu saat kebahagiaan pasti menjemputmu...

alipoetry © 2008 Por *Templates para Você*