Selasa, 08 Maret 2011

"TOPENG" SEPERTI APA YANG TENGAH KITA KENAKAN...


terkadang kita juga bisa memulai sesuatu kembali ketika kita bangkit dari sebuah kesalahan. dan sepertinya hal itulah yang terjadi pada hariku sekarang ini. kesalahan terhadap diri yang pernah khilaf kuperbuat memang belum mampu kumaafkan secara pribadi, namun setelah kupikir lebih dalam lagi, kenapa aku tak mampu mencoba memaafkan kesalahan diriku ini padahal kesalahan yang pernah ada diluar diriku-pun telah mampu kumaafkan meski terkadang rasa kekecewaanya cukup besar.

"setiap kejadian kan ada hikmah yang dapat kita ambil". kata itulah yang selalu teringat, kata yang sepertinya biasa namun bagiku kata yang keluar dari kejujuran seorang guruku ini teramat luar biasa. dan kata itu ternyata terbukti pada kehidupanku setelah berusaha kupahami setiap kejadian yang ada disisi kehidupanku, baik kejadian yang baik mau-pun kejadian yang buruk atau tidak menyenangkan.

perbaikan diri setelah merasa cukup bersalah pada setiap jengkal langkah kehidupan, kini "perbaikan diri, telah dapat memberiku pelajaran berharga, bagaimana diri kita selama ini telah memakai "topeng". bukan sekedar "topeng" yang dipakai kera dalam sirkus atau "topeng" yang dipakai oleh seorang badut untuk menghibur setiap diri manusia, akan tetapi "topeng" yang kita pakai ini berbahaya karena bentuk dan sifatnya yang abstrak sering menipu orang lain bahkan diri. bahaya sekali jika diri kita sendiri yang terkadang tertipu dan tidak mampu mengendalikan diri kita sendiri. celakanya kita bisa terjungkal dan terjerumus kedasar yang dalam dan mengakibatkan kita tenggelam di dasar-nya yang gelap sehingga kita tak mampu memperoleh cahayauntuk menjadi petunjuk jalan kehidupan kita.

jika kita ingin mengetahui "topeng" apa yang tengah kita kenakan saat ini, cobalah dengan melihat diri/ tujuan apa yang kita miliki dalam setiap gerak dan sifat yang kita tunjukan, contoh. pakaian yang rapih dan bersih yang kita pakai apakah itu sebagai sesuatu yang berlandaskan keimanan kita kepada Allah SWT yang senantiasa mencintai keindahan ataukah kita telah benar-benar memakai "topeng" dalam artian sebenarnya kita memakai pakaian rapih dan bersih itu ada kepentingan lain selain tujuan ibadah sebagai keimanan kita seperti sikap riya' atau ingin meraih simpati atau mendapat pujian dari orang lain.

atau contoh sederhana namun ketika kumendengarnya dari seorang guruku ini cukup mengena, beliau mengatakan "seorang perempuan yang keluar rumah yang memakai parfum itu bertujuan untuk apa? apakah untuk memberi keharuman guna dirinya sendiri ataukah ada tujuan lain dibalik itu (mencari perhatian orang lain/laki-laki), jika parfum itu memberikan keharuman untuk dirinya sendiri kenapa parfum itu tidak dipakai dekat kedua lubang hidungnya saja". jika kita memahami kata-kata guruku itu hanya sekedarnya saja pastinya kita hanya memahami perkataan beliau hanya gurauan semata, namun jika kita mau kaji lebih dalam lagi kita akan mendapatkan hal lain yang lebih dari sekedar itu. coba saja kita pahami tujuan apa sebenarnya dari perempuan itu atau "topeng" apa yang tengah ia kenakan saat ia keluar dari rumahnya dengan memakai farfum, apakah ia memakai farfum itu untuk tujuan yang baik ataukah ada tujuan lain yang kita tak pernah tau. kita memang takan pernah tau jawaban sesungguhnya karena memang "topeng" yang tengah dikenakannya itu bersifat abstrak bahkan jika ia sendiri tak mampu memahami dirinya sendiri ia takan pernah tau seperti apa sebenarnya dirinya itu.

sulit sekali memang bagi kita untuk melepas "topeng" pada kehidupan kita, kita selalu saja menyembunyikan jati diri kita sebenarnya, kita selalu saja menyembunyika rasa kepedihan, cinta, kemarahan atau bentuk emosi dan sifat kita dengan "topeng" kehidupan kita yang sulit kita lepaskan.

dan mungkin saja saya pribadi, saat menulis setiap kata ini tengah memakai "topeng" dari setiap emosi atau sifat yang akan direpresentasikan dikehidupan saya yang tak mampu saya representasikan dengan baik di kehidupan sesungguhnya.

namun mengenai "topeng" yang tengah kita pakai, kita tak perlulah takut atau merasa salah dengan "topeng" yang tengah kita kenakan, karena menurut saya tak selamanya "topeng" yang tengah kita kenakan itu tak selamanya selalu bersifat buruk, adakalanya "topeng" yang tengah kita kenakan itupun memiliki sifat dan tujuan yang baik. semoga saja "topeng" yang tengah kita kenakan sekarang bersifat baik dan membawa kebenaran pada setiap langkah kehidupan kita. begitu juga dengan kata-kata ini.


Wallahu Ta’ala A’lam...


pondok mungil....



Lye

0 komentar:

alipoetry © 2008 Por *Templates para Você*