TEORI DAN KEHIDUPAN SEHARI-HARI
(Salah satu
bahan diskusi di asrama Himpunan Mahasiswa Banten Jakarta semester 1)
Studi formal mengenai teori
sosiologi tidak dimulai dalam ruang kelas, sadar atau tidak, semua orang
sebetulnya berteori. Orang yang paling erat hubungannya dengan kegiatan praktek
sekalipun, seperti seorang pengacara yang membela perkara dan memperingati
hakim supaya tetap berpegang pada fakta, harus menginterpretasikan fakta
sehingga relevan baginya. Ini namanya proses berteori.
Berteori dengan jalan memberikan
interpretasi itu sangatlah penting, karena perlu untuk menjelaskan peristiwa.
Betapapun lingkungan suasana yang kita hadapi itu baik atau buruk, kita harus
jelaskan kepada diri kita sendiri dan kepada orang lain, mengapa demikian.
Caranya adalah dengan menghubungkan situasi sekarang dengan pengalaman atau
keputusan-keputusan yang sudah kita berikan di masa lampau, pengaruh-pengaruh
social atau tekanan-tekanan dari orang lain, krisis-krisis yang umumnya
dihadapi pada waktu itu, atau hambatan-hambatan serta kesempatan-kesempatan
yang tersedia dalam lingkungan itu. Orang tua berusaha menjelaskan mengapa
anak-anaknya menanggung suatu akibat tertentu; mahasiswa berusaha menjelaskan
kepada dirinya sendiri mengapa mereka tidak lulus walaupun mereka merasa bahwa
tidak harus terjadi demikian; guru, polisi, para pemimpin politik menjelaskan
kepada dirinya sendiri dan kepada orang lain, mengapa dan apa yang mereka buat.
Merencanakan atau
meramalkan masa depan menuntut kita untuk melihat apa yang ada dibelakang
fakta, dan itu kita berarti berteori. Tak seorangpun dapat meramalkan masa
depan dengan 100% tepat. Apa yang kita buat adalah membuat dugaan-dugaan dan
menyesuaikan perilaku kita sekarang ini dalam hubungannya dengan harapan-harapan.Orang
muda yang memilih karir, orang tua yang menyesuaikan diri dengan perilaku
anak-anaknya, para langganan yang merencanakan perbelanjaan yang penting,
penjual yang mengembangkan taktik-taktik penjualan, pemimpin politik yang
berdebat mengenai dilemma kebijaksanaan luar negeri, dan mahasiswa yang
berspekulasi mengenai kira-kira apa yang akan diberikan oleh professor dalam
ujian yang akan datang, semua ini menunjukan kepada kita akan adanya kebutuhan
untuk bisa melihat apa yang ada dibalik fakta yang ada sekarang, dan kita
berteori.
Orang sangat berbeda dalam hal diamana mereka merencanakan masa
depannya dengan sadar. Orang muda dalam masyarakat kita mungkin diharapkan
merencanakan masa depan yang panjang, yang jauh lebih besar dibandingkan dengan
orang yang sudah lanjut usia (yang mungkin mempunyai rencana yang seperti itu
di masa yang silam). Ada juga perbedaan antara satu masyarakat dengan
masyarakat lainnya yang berbeda kebudayaan, di mana yang satu memberikan
tekanan pada usaha untuk mencapai tujuan di masa yang akan datang, sedangkan
yang lainnya mempertahankan tradisi masa lampau. Tetapi sejauh
tuindakan-tindakan sekarang ini dibimbing oleh gambaran mengenai masa yang akan
datang, entah itu jangka panjang atau jangka pendek, samar-samar atau jelas,
orang harus melihat apa yang ada di balik fakta, dan dia harus berteori.
Tidak terkandung dalam arti ini untuk mengatakan bahwa perilaku
manusia itu hanyalah sekedar tindakan yang mengandung implikasi logis dalam
perspektif teoritisnya. Kebanyakan dari kita bertindak dengan cara yang tidak
konsisten dengan pemahaman teoretis kita sendiri.Sebagai contoh, seorang guru
dapat merasa sangat yakin bahwa belajar yang paling efektif itu akan terjadi
apabila mahasiswa menekuni tofik menurut pilihannya sendiri dan menurut
kemampuannya; tetapi dalam kenyataannya, sang guru malah berpendirian bahwa
semua mahasiswa mempelajari materi yang sudah baku menurut jadwal yang sudah
ditentukan terlebih dahulu. Begitu pula salah seorang dalam suatu keluarga yang
mengalami situasi konflik dapat sadar secara teoritis bahwa kerelaan untuk
berkompromi dapat mengurangi perselisihan, tetapi dapat pula dia tidak rela
secara emosional untuk bertindak demikian karena takut kehilangan muka.
Walaupun demikian, sebagian besar tindakan manusia sekurang-kurangnya secara
umum mencerminkan suatu perspektif teoritis.
0 komentar:
Posting Komentar