Minggu, 19 Agustus 2012

TEORI DAN KEHIDUPAN SEHARI-HARI




TEORI DAN KEHIDUPAN SEHARI-HARI
(Salah satu bahan diskusi di asrama Himpunan Mahasiswa Banten Jakarta semester 1)

            Studi formal mengenai teori sosiologi tidak dimulai dalam ruang kelas, sadar atau tidak, semua orang sebetulnya berteori. Orang yang paling erat hubungannya dengan kegiatan praktek sekalipun, seperti seorang pengacara yang membela perkara dan memperingati hakim supaya tetap berpegang pada fakta, harus menginterpretasikan fakta sehingga relevan baginya. Ini namanya proses berteori.
            Berteori dengan jalan memberikan interpretasi itu sangatlah penting, karena perlu untuk menjelaskan peristiwa. Betapapun lingkungan suasana yang kita hadapi itu baik atau buruk, kita harus jelaskan kepada diri kita sendiri dan kepada orang lain, mengapa demikian. Caranya adalah dengan menghubungkan situasi sekarang dengan pengalaman atau keputusan-keputusan yang sudah kita berikan di masa lampau, pengaruh-pengaruh social atau tekanan-tekanan dari orang lain, krisis-krisis yang umumnya dihadapi pada waktu itu, atau hambatan-hambatan serta kesempatan-kesempatan yang tersedia dalam lingkungan itu. Orang tua berusaha menjelaskan mengapa anak-anaknya menanggung suatu akibat tertentu; mahasiswa berusaha menjelaskan kepada dirinya sendiri mengapa mereka tidak lulus walaupun mereka merasa bahwa tidak harus terjadi demikian; guru, polisi, para pemimpin politik menjelaskan kepada dirinya sendiri dan kepada orang lain, mengapa dan apa yang mereka buat.
            Merencanakan atau meramalkan masa depan menuntut kita untuk melihat apa yang ada dibelakang fakta, dan itu kita berarti berteori. Tak seorangpun dapat meramalkan masa depan dengan 100% tepat. Apa yang kita buat adalah membuat dugaan-dugaan dan menyesuaikan perilaku kita sekarang ini dalam hubungannya dengan harapan-harapan.Orang muda yang memilih karir, orang tua yang menyesuaikan diri dengan perilaku anak-anaknya, para langganan yang merencanakan perbelanjaan yang penting, penjual yang mengembangkan taktik-taktik penjualan, pemimpin politik yang berdebat mengenai dilemma kebijaksanaan luar negeri, dan mahasiswa yang berspekulasi mengenai kira-kira apa yang akan diberikan oleh professor dalam ujian yang akan datang, semua ini menunjukan kepada kita akan adanya kebutuhan untuk bisa melihat apa yang ada dibalik fakta yang ada sekarang, dan kita berteori.
Orang sangat berbeda dalam hal diamana mereka merencanakan masa depannya dengan sadar. Orang muda dalam masyarakat kita mungkin diharapkan merencanakan masa depan yang panjang, yang jauh lebih besar dibandingkan dengan orang yang sudah lanjut usia (yang mungkin mempunyai rencana yang seperti itu di masa yang silam). Ada juga perbedaan antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya yang berbeda kebudayaan, di mana yang satu memberikan tekanan pada usaha untuk mencapai tujuan di masa yang akan datang, sedangkan yang lainnya mempertahankan tradisi masa lampau. Tetapi sejauh tuindakan-tindakan sekarang ini dibimbing oleh gambaran mengenai masa yang akan datang, entah itu jangka panjang atau jangka pendek, samar-samar atau jelas, orang harus melihat apa yang ada di balik fakta, dan dia harus berteori.
Tidak terkandung dalam arti ini untuk mengatakan bahwa perilaku manusia itu hanyalah sekedar tindakan yang mengandung implikasi logis dalam perspektif teoritisnya. Kebanyakan dari kita bertindak dengan cara yang tidak konsisten dengan pemahaman teoretis kita sendiri.Sebagai contoh, seorang guru dapat merasa sangat yakin bahwa belajar yang paling efektif itu akan terjadi apabila mahasiswa menekuni tofik menurut pilihannya sendiri dan menurut kemampuannya; tetapi dalam kenyataannya, sang guru malah berpendirian bahwa semua mahasiswa mempelajari materi yang sudah baku menurut jadwal yang sudah ditentukan terlebih dahulu. Begitu pula salah seorang dalam suatu keluarga yang mengalami situasi konflik dapat sadar secara teoritis bahwa kerelaan untuk berkompromi dapat mengurangi perselisihan, tetapi dapat pula dia tidak rela secara emosional untuk bertindak demikian karena takut kehilangan muka. Walaupun demikian, sebagian besar tindakan manusia sekurang-kurangnya secara umum mencerminkan suatu perspektif teoritis.  

0 komentar:

alipoetry © 2008 Por *Templates para Você*