Rabu, 22 Februari 2012

satu syair dari UIN




The Red Molotov (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)


Raga terasa rapuh, ditelan kelapuhan
Kini kurasa jenuh, karena jiwa tak terbasuh
Mungkin suatu saat, akan kubuka sesaat
Walau diam tanpa suara, pasti nyata kan bicara


Takkan pernah kubisa, berpaling dariMU
Takkan pernah kumampu, menghindar dariMU


Lelah memendam jenuh, menjelma kekalutan
Dada menahan malu, mengoyakkan kepiluan
Rahasia yang terungkap, tentang sesak dan gejolak
Menepiskan sesat jiwa, menitiskan genta cinta


Takkan pernah kubisa berpaling dariMU
Takkan pernah kumampu menghindar dariMU
Takkan pernah kubisa berlari dariMU
Takkan pernah kumampu menghindar dariMU


Air yang mengalir, udara yang berhembus
Menembus sukma jiwa, sejukkan hati lara
Angin menghempas
dada terkoyak, jiwa berontak
Lepaskan semu, lemparkan sendu, basahi kalbu
Mengurung malu
tersujud haru, menggenggam syahdu
Sirnalah pilu, hilanglah ragu, tegar kuberdiri


aaa…aaa…aaa…
aaa…aaa…aaa…


Takkan pernah kuragu, mendekap diriMU
Takkan pernah kujemu, memandang wajahMU
Takkan pernah kujenuh, mendengar suaraMU
Takkan pernah kumalu, menjadi milikMU

Takkan pernah
Takkan pernah
Takkan pernah
Takkan pernah


Takkan pernah kubisa berpaling dariMU
Takkan pernah kumampu menghindar dariMU



“Maaf jika ada yang merasa terluka, hambali tak pernah menginginkan siapapun terluka baik melalui tangan, lidah, atau hati hambali. Tak pernah sedikitpun menginginkan siapapun baik musuh atau sahabat terluka oleh hambali apalagi seseorang yang menjadi bagian yang kusayangi. Dan seandainya ada yang merasa tersakiti tanpa kusengaja sungguh tak pernah ada niat untuk melakukan untuk itu, sungguh sedikitpun aku tak pernah berani menyentuhmu untuk menyakitimu apalagi lebih dari itu. Atau mungkin jika kata ini adalah sentuhan yang kau anggap sebagai tamparan bagimu, sungguh tak ada niat kata yang kubuat ini sebagai alat untuk menyakitimu. Sungguh tak ada niat untuk itu…”

0 komentar:

alipoetry © 2008 Por *Templates para Você*