PENGERTIAN
AL-QUR’AN
Dari segi bahasa, para ulama berbeda
pendapat mengenai lafadz al-Qur’an. Sebagian berpendapat, penulisan lafadz
tersebut dibubuhi huruf hamzah (dibaca al-Qur’an).
Para ulama yang berpendapat bahwa
lafadz al-Qur’an ditulis tanpa huruf hamzah (dibaca al-Quran) adalah sebagai
berikut:
1. Asy
Syafi’i (wafat 204 H) mengatakan, lafadz al-Qur’an tersebut bukan berasal dari
akar kata qa-ra-a (membaca), sebab kalau akarnya qa-ra-a, maka tentu setiap
sesuatu yang dibaca dapat dinamai al-Qur’an. Lafadz tersebut memang nama khusus
bagi al-Qur’an, sama halnya dengan nama Taurat dan Injil.
2. Al
Farra’ (wafat 207 H) (Al Farra adalah seorang ulama ahli nahwu dan terkenal
pula sebagai ahli bahasa arab di kufah. Nama aslinya adalah Yahya bin Ziyad
ad-Dailami dan memiliki julukan abu Zakariya, ia menulis buku tentang Ma’ani
al-Qur’an (ma’na al-Qur’an). Lihat : As Shalih, Subhi, Membahas Ilmu-Ilmu
al-Qur’an,: Jakarta: Pustaka Firdaus, 2001. hal.10) berpendapat, lafadz
al-Qur’an diambil dari kata qara’in (penguat/kaitan) karena al-Qur’an terdiri
atas ayat-ayat yang saling menguatkan (berkaitan) dan terdapat kemiripan antara
satu ayat dengan ayat-ayat lainnya.
3. Al
Asy’ari (wafat 324 H) (Nama lengkapnya adalah Imam Abu Musa bin Ismail
al-Asy’ari, pemimpin golongan Asy’ariyyah (kaum Asy’ariyyin). Buku-bukunya
sangat terkenal, terutama mengenai sanggahannya terhadap pandangan para ahli
bid’ah, penganut faham Jahmiyyah, dan juga terhadap kaum Khawarij dan kaum
Rawafidh. Lihat: As Shalih, Subhi, Membahas Ilmu-Ilmu al-Qur’an,: Jakarta:
Pustaka Firdaus, 2001. hal.10) berpendapat, lafadz al-Qur’an diambil dari
kata kerja qurana (menyertakan/gabungan) karena al-Qur’an menyertakan surat,
ayat, dan huruf-huruf.
Para
ulama yang berpendapat bahwa lafadz al-Qur’an ditulis dengan tambahan huruf
hamzah ditengahnya (al-Qur’an) adalah sebagai berikut:
1. Al-
Lihyani (wafat 215 H) (Nama aslinya adalah Abu Hasan ‘Ali bin Hazim, ahli
bahasa arab terkenal, buku-bukunya banyak dimanfaatkan oleh Ibnu Sayyidin dalam
menulis buku berjudul al-Mukhassash. Lihat : As Shalih, Subhi, Membahas
Ilmu-Ilmu al-Qur’an,: Jakarta: Pustaka Firdaus, 2001. hal.11) berpendapt,
lafadz al-Qur’an merupakan kata jadian dari kata dasar qara’a yang bermakna
membaca.
2. Az
Zajjaj (wafat 311 H) (Nama lengkapnya adalah Ibrahim bin as-Sirri, dijuluki Abu
Ishaq, penulis buku Ma’anil Qur’an, Lihat: As Shalih, Subhi, Membahas
Ilmu-Ilmu al-Qur’an,: Jakarta: Pustaka Firdaus, 2001. hal.11) berpendapat,
lafad al-Qur’an merupakan kata sifat, diambil dari kata dasar al-qar’ yang artinya
menghimpun karena al-Qur’an menghimpun atau mengumpulkan intisari kitab-kitab
suci terdahulu.
Pendapat
yang lazim dipegang masyarakat pada umumnya adalah pendapat Al-Lihyani.
Pendapat yang lebih kuat dan tepat karena dalam bahasa arab lafadz al-Qur’an
adalah bentuk mashdar yang maknanya sinonim dengan qira’ah, yakni bacaan.
Sebagai contoh Firman Allah SWT:
¨bÎ) $uZøn=tã ¼çmyè÷Hsd ¼çmtR#uäöè%ur ÇÊÐÈ #sÎ*sù çm»tRù&ts% ôìÎ7¨?$$sù ¼çmtR#uäöè% ÇÊÑÈ
17. Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di
dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya.
18.
apabila Kami telah selesai membacakannya Maka ikutilah bacaannya itu.
Menurut
Dairatul Ma’arif Al Islamiyah, Schwally dan Weelhausen berpendapat, bahwa
kalimat “Qur’an” berasal dari bahasa Ibro (Suryani) yang ditulis “kiryani” =
“keryani” artinya “yang dibacakan”. Menurut pendapat Dairatul Ma’arif,
perkataan “qara’a” yang berarti “dia telah membaca”, bukan bahasa arab asli,
hanya bahasa asing yang dimasukkan ke dalamnya. (Ash Shiddieqy, Hasbi, Sejarah
dan Pengantar Ilmu al-Qur’an / Tafsir, Jakarta: Bulan Bintang, 1992, hal 4-5.).
Dari
segi terminology (Istilah), pengertian al-Qur’an adalah sebagai berikut:
1. Menurut
Manna’ Al-Qaththan : Al-Qur’an ialah Kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
SAW dan orang-orang yang membacanya adalah ibadah, juga akan memperoleh pahala.
2. Menurut
Al- Jurjani : Al-Qur’an ialah yang diturunkan kepada Rasulallah SAW, ditulis
dalam mushaf, dan diriwayatkan secara mutawattir tanpa keraguan.
3. Menurut
Abu Syahbah : Al-Qur’an adalah kitab Allah SWT yang diturunkan baik lafadz
maupun maknanya kepada Nabi terakhir, Muhammad SAW, diriwayatkan secara
mutawattir, yakni dengan penuh keyakinan dan kepastian (kesesuaiannya dengan
apa yang diturunkan kepada Muhammad), serta ditulis dengan mushaf, mulai dari
awal surat Al-Fatihah (1) sampai akhir surat An-Nas (114).
4. Menurut
Al-Zarqani : Al-Qur’an ialah lafal yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW,
dari permulaan surat Al-Fatihah sampai akhir surat An-Nas.
5. Menurut
Abdul Wahhab Khallaf : Al-Qur’an adalah kitab Allah yang diturunkan kepada hati
Rasulallah, Muhammad bin Abdullah melalui al-Ruhul Amin (Malaikat Jibril as)
dengan lafal-lafalnya yang berbahasa arab dan maknanya yang benar, agar ia
menjadi hujjah bagi Rasul, bahwa ia benar-benar Rasulallah, menjadi
Undang-undang bagi manusia, memberi petunjuk kepada mereka, dan menjadi sarana
pendekatan diri dan ibadah kepada Allah SWT dengan membacanya. Al-Qur’an itu
terhimpun dalam mushaf, dimulai dengan surat al-Fatihah dan diakhiri dengan
surat An-Nas, disampaikan kepada kita dengan mutawattir dari generasi ke
generasi secara tulisan maupun lisan. Ia terpelihara dari perubahan atau
pergantian. (Anwar, Rosihan, Ulumul Qur’an, Bandung: Pustaka Setia, 2006 hal
32).
6. Menurut
Para Ahli Ilmu Kalam (Teologi Islam): Al-Qur’an ialah kalimat-kalimat yang maha
bijaksana yang maha azali yang tersusun dari huruf-huruf yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad SAW mulai dari awal surat Al-Fatihah sampai dengan surat An-Nas,
yang mempunyai keistimewaan-keistimewaan yang terlepas dari sifat-sifat
kebendaan dan azali. (Djalal, Abduh, Ulumul Qur’an, : Surabaya, Dunia Ilmu,
2000 hal 8).
7. Menurut
Kalangan Pakar Ushul Fiqih. Fiqih dan Bahasa Arab: Al-Qur’an ialah Kalam Allah
SWT yang diturunkan kepada Nabi-Nya, Muhammad SAW, lafadz-lafadznya mengandung
mukjizat, membacanya mempunyai nilai ibadah, diturunkan secara mutawattir, dan
ditulis pada mushaf mulai dari awal surat al-Fatiha samapi akhir surat An-Nas.
0 komentar:
Posting Komentar