Jumat, 26 Oktober 2012

PENGERTIAN AL-QUR’AN




PENGERTIAN AL-QUR’AN

            Dari segi bahasa, para ulama berbeda pendapat mengenai lafadz al-Qur’an. Sebagian berpendapat, penulisan lafadz tersebut dibubuhi huruf hamzah (dibaca al-Qur’an).
            Para ulama yang berpendapat bahwa lafadz al-Qur’an ditulis tanpa huruf hamzah (dibaca al-Quran) adalah sebagai berikut:
1.      Asy Syafi’i (wafat 204 H) mengatakan, lafadz al-Qur’an tersebut bukan berasal dari akar kata qa-ra-a (membaca), sebab kalau akarnya qa-ra-a, maka tentu setiap sesuatu yang dibaca dapat dinamai al-Qur’an. Lafadz tersebut memang nama khusus bagi al-Qur’an, sama halnya dengan nama Taurat dan Injil.
2.      Al Farra’ (wafat 207 H) (Al Farra adalah seorang ulama ahli nahwu dan terkenal pula sebagai ahli bahasa arab di kufah. Nama aslinya adalah Yahya bin Ziyad ad-Dailami dan memiliki julukan abu Zakariya, ia menulis buku tentang Ma’ani al-Qur’an (ma’na al-Qur’an). Lihat : As Shalih, Subhi, Membahas Ilmu-Ilmu al-Qur’an,: Jakarta: Pustaka Firdaus, 2001. hal.10) berpendapat, lafadz al-Qur’an diambil dari kata qara’in (penguat/kaitan) karena al-Qur’an terdiri atas ayat-ayat yang saling menguatkan (berkaitan) dan terdapat kemiripan antara satu ayat dengan ayat-ayat lainnya.
3.      Al Asy’ari (wafat 324 H) (Nama lengkapnya adalah Imam Abu Musa bin Ismail al-Asy’ari, pemimpin golongan Asy’ariyyah (kaum Asy’ariyyin). Buku-bukunya sangat terkenal, terutama mengenai sanggahannya terhadap pandangan para ahli bid’ah, penganut faham Jahmiyyah, dan juga terhadap kaum Khawarij dan kaum Rawafidh. Lihat: As Shalih, Subhi, Membahas Ilmu-Ilmu al-Qur’an,: Jakarta: Pustaka Firdaus, 2001. hal.10) berpendapat, lafadz al-Qur’an diambil dari kata kerja qurana (menyertakan/gabungan) karena al-Qur’an menyertakan surat, ayat, dan huruf-huruf.
Para ulama yang berpendapat bahwa lafadz al-Qur’an ditulis dengan tambahan huruf hamzah ditengahnya (al-Qur’an) adalah sebagai berikut:
1.    Al- Lihyani (wafat 215 H) (Nama aslinya adalah Abu Hasan ‘Ali bin Hazim, ahli bahasa arab terkenal, buku-bukunya banyak dimanfaatkan oleh Ibnu Sayyidin dalam menulis buku berjudul al-Mukhassash. Lihat : As Shalih, Subhi, Membahas Ilmu-Ilmu al-Qur’an,: Jakarta: Pustaka Firdaus, 2001. hal.11) berpendapt, lafadz al-Qur’an merupakan kata jadian dari kata dasar qara’a yang bermakna membaca.
2.    Az Zajjaj (wafat 311 H) (Nama lengkapnya adalah Ibrahim bin as-Sirri, dijuluki Abu Ishaq, penulis buku Ma’anil Qur’an, Lihat: As Shalih, Subhi, Membahas Ilmu-Ilmu al-Qur’an,: Jakarta: Pustaka Firdaus, 2001. hal.11) berpendapat, lafad al-Qur’an merupakan kata sifat, diambil dari kata dasar al-qar’ yang artinya menghimpun karena al-Qur’an menghimpun atau mengumpulkan intisari kitab-kitab suci terdahulu.
Pendapat yang lazim dipegang masyarakat pada umumnya adalah pendapat Al-Lihyani. Pendapat yang lebih kuat dan tepat karena dalam bahasa arab lafadz al-Qur’an adalah bentuk mashdar yang maknanya sinonim dengan qira’ah, yakni bacaan. Sebagai contoh Firman Allah SWT:

¨bÎ) $uZøŠn=tã ¼çmyè÷Hsd ¼çmtR#uäöè%ur ÇÊÐÈ   #sŒÎ*sù çm»tRù&ts% ôìÎ7¨?$$sù ¼çmtR#uäöè% ÇÊÑÈ  
17. Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya.
18. apabila Kami telah selesai membacakannya Maka ikutilah bacaannya itu.

Menurut Dairatul Ma’arif Al Islamiyah, Schwally dan Weelhausen berpendapat, bahwa kalimat “Qur’an” berasal dari bahasa Ibro (Suryani) yang ditulis “kiryani” = “keryani” artinya “yang dibacakan”. Menurut pendapat Dairatul Ma’arif, perkataan “qara’a” yang berarti “dia telah membaca”, bukan bahasa arab asli, hanya bahasa asing yang dimasukkan ke dalamnya. (Ash Shiddieqy, Hasbi, Sejarah dan Pengantar Ilmu al-Qur’an / Tafsir, Jakarta: Bulan Bintang, 1992, hal 4-5.).
Dari segi terminology (Istilah), pengertian al-Qur’an adalah sebagai berikut:
1.      Menurut Manna’ Al-Qaththan : Al-Qur’an ialah Kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan orang-orang yang membacanya adalah ibadah, juga akan memperoleh pahala.
2.      Menurut Al- Jurjani : Al-Qur’an ialah yang diturunkan kepada Rasulallah SAW, ditulis dalam mushaf, dan diriwayatkan secara mutawattir tanpa keraguan.
3.      Menurut Abu Syahbah : Al-Qur’an adalah kitab Allah SWT yang diturunkan baik lafadz maupun maknanya kepada Nabi terakhir, Muhammad SAW, diriwayatkan secara mutawattir, yakni dengan penuh keyakinan dan kepastian (kesesuaiannya dengan apa yang diturunkan kepada Muhammad), serta ditulis dengan mushaf, mulai dari awal surat Al-Fatihah (1) sampai akhir surat An-Nas (114).
4.      Menurut Al-Zarqani : Al-Qur’an ialah lafal yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, dari permulaan surat Al-Fatihah sampai akhir surat An-Nas.
5.      Menurut Abdul Wahhab Khallaf : Al-Qur’an adalah kitab Allah yang diturunkan kepada hati Rasulallah, Muhammad bin Abdullah melalui al-Ruhul Amin (Malaikat Jibril as) dengan lafal-lafalnya yang berbahasa arab dan maknanya yang benar, agar ia menjadi hujjah bagi Rasul, bahwa ia benar-benar Rasulallah, menjadi Undang-undang bagi manusia, memberi petunjuk kepada mereka, dan menjadi sarana pendekatan diri dan ibadah kepada Allah SWT dengan membacanya. Al-Qur’an itu terhimpun dalam mushaf, dimulai dengan surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat An-Nas, disampaikan kepada kita dengan mutawattir dari generasi ke generasi secara tulisan maupun lisan. Ia terpelihara dari perubahan atau pergantian. (Anwar, Rosihan, Ulumul Qur’an, Bandung: Pustaka Setia, 2006 hal 32).
6.      Menurut Para Ahli Ilmu Kalam (Teologi Islam): Al-Qur’an ialah kalimat-kalimat yang maha bijaksana yang maha azali yang tersusun dari huruf-huruf yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW mulai dari awal surat Al-Fatihah sampai dengan surat An-Nas, yang mempunyai keistimewaan-keistimewaan yang terlepas dari sifat-sifat kebendaan dan azali. (Djalal, Abduh, Ulumul Qur’an, : Surabaya, Dunia Ilmu, 2000 hal 8).
7.      Menurut Kalangan Pakar Ushul Fiqih. Fiqih dan Bahasa Arab: Al-Qur’an ialah Kalam Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi-Nya, Muhammad SAW, lafadz-lafadznya mengandung mukjizat, membacanya mempunyai nilai ibadah, diturunkan secara mutawattir, dan ditulis pada mushaf mulai dari awal surat al-Fatiha samapi akhir surat An-Nas.

0 komentar:

alipoetry © 2008 Por *Templates para Você*