MELANJUTKAN KEMULIAAN MAKHLUK BERFIKIR
Rumah penetahuan: berpikir dan belajar. Kompas klasika senin, 2 maret 2009
Ketika Renne Decartes mencetuskan cogito ergo sum (aku berfikir, maka aku ada), sesungguhnya di sinilah kesadaran akan kekuatan berfikir manusia bermula, sekaligus takan berujung meski peradaban modern nan canggih kini tercipta pemikiran manusia masih akan terus berevolusi dengan cakrawala yang sulit diduga batasannya..
Ya, manusia memang makhluk yang berfikir dengan pemikiran yang terus berkembang. Dan lantaran kecenderungannya untuk berfikir itulah, maka manusia mampu belajar. Belajar menjadi bagian dari kegiatan berfikir yang membuka jalan bagi manusia untuk menyempurnakan kemuliannya. Begitu bernilai urgensinya, sehingga kegiatan belajar dan berfikir ini di lembagakan dalam wujud sekolah.
Bicara soal sekolah banyak orang menyemaikan harapan di tempat ini untuk menemukan pengetahuan praktis dan final yang langsung bisa diterapkan. Padahal, sekolah sejatinya adalah tempat manusia melakukan pencarian (baca:belajar) makna hidup dan kehidupan secara terus menerus.dengan bergitu, kemulian manusia akan terjaga.
Termasuk yang manakah diri kita? Yang manapun pilihannya, kegiatan belajar butuh kesungguhan dan keterbukaan. Mulailah menentukan sediri prioritas nilai dan prinsip tanpa didikte siapapun. Namun cobalah terlebih dahulu memahami dengan baik pemikiran orang lain, sebelum kita memberi pendapat.
Saat kita sulit mengerti pelajaran yang kita dapat hari ini, lebih baik mencari cara lainnya ketimbang (membaca ulang) pelajara tersebut seorang diri. Jangan ragu mendiskusikan pelajaran tersebut denga orang lain: (guru/dosen, teman, kelompok belajar, pembimbing akademik atau orang-orang di sekitar).
Lontarkan terus tantangan pada diri sendiri untuk memahami lebuh banyak lagi masalah. Belajar akan menjadi kegiatan “pembangkit adrenalin” yang terasa mengasyikan. Dan bukan mustahil gagasan-gagasan brilian akan kita ciptakan.
By : Hambali Ibnu Ranim (HMB)
0 komentar:
Posting Komentar