BUMI KITA
(ditulis untuk mengenang jasa bumi
pada manusia)
Dia-lah
yang menciptakan segala yang ada di bumi untuk kalian, kemudian ia berkehendak pula menciptakan langit, maka Dia menjadikannya tujuh
lapis. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. (Al Qur'an,
2:29)
Sungguh kita telah tercipta
sebagai khalifah di Bumi ini, untuk saling ber-interaksi, untuk saling
mencinta, untuk saling menumbuhkan semangat, untuk saling berbagi kebaikan dan
yang jelas kita tercipta untuk untuk saling berbagi kasih sayang yang tulus
yang suci dan sebening embun pagi. Dan semua itu tidak hanya dilakukan diantara
kita sesama manusia melainkan kita sebagai Manusia juga dengan Bumi yang merupakan
bagian dari alam semesta. "Sedikit ungkapan Bumi yang terekam dalam pita
khayalanku".
Banyak versi terciptanya Bumi dan
alam semesta ini. Pertama, teori big bang yang mengatakan alam semesta ini
terbentuk dari benturan antara dua planet besar, sehingga membentuk benda-benda
angkasa seperti planet-planet, bintang, dan benda langit lainnya. Kemudian dari
benda langit yang saling berdekatan membentuk kelompok sendiri-sendiri dengan
berputar sesuai orbitnya mengelilingi pusat kelompok tersebut. Kedua, teori
kabut yang mengatakan bahwa Bumi dan benda angkasa lainnya terbentuk dari kabut
yang berkondensasi (memadat) yang kemudian berkelompok dan mengorbit terhadap
pusat dari kelompok tersebut. Dan apapun teori terciptanya Bumi ini yang
jelas di hari Bumi dan kebetulan sekali dihari Jumat yang Indah ini mari kita
merenungi nasib Bumi ini, Bumi kita.
Apa sih Bumi itu ? Bumi adalah
benda langit yang termasuk ke dalam tata surya dan diliputi oleh gas oksigen
sebagai zat penting kehidupan makhluk di Bumi. Bumi juga dilapisi oleh ozon
yang terdapat pada lapisan stratosfer, sehingga radiasi matahari tidak langsung
memanggang permukaan Bumi. Bumi yang mempuyai diameter sekitar 12.000 km ini
telah menjadi pijakan Manusia semenjak ratusan ribu tahun. Dari tahun ke tahun
"Manusia" menggali dan mencipta sesuatu yang terkandung dari Bumi
ini, entah sampai berapa milyar meter metrik perut Bumi di eksploitasi hingga
sampai saat ini. Eksploitasi Bumi secara radikal bermula dari revolusi industri
pada abad 18-an, dimana telah ditemukannya berbagai teknologi yang mesti
memerlukan energi untuk menjalankan aktifitas tersebut. Akibatnya banyak
aktifitas penggalian secara membabi-buta telah merusak ekosistem dunia. Paham
materialis yang berkembang saat itupun secara tidak langsung ikut berpengaruh
terhadap kebijakan-kebijakan “Manusia”. Menurut pandangan mereka bahwa Manusia
adalah subjek dari alam ini dan berhak seutuhnya untuk mengatur alam, padahal
harus kita cermati juga, kita sebagai Manusia pun merupakan bagian daripada
alam . jika kita mampu mencermatinya alam semesta sebagai realisasi
rancangan pasti Ilmu Allah dalam ujud bangunan keseluruhan maupun bagian-bagian-nya
baik berupa Manusia, berupa Bumi atau apapun atau sampai pada satuan-satuan
perinciannya yang paling halus, molekulair, atomis, merupakan satu proses yang
berlangsung diatas prinsip mizan (keseimbangan), yakni satu bentuk gerak yang
merupakan unit kerja sama erat nan harmonis, dimana tiap-tiap bagiannya
mengarahkan gerak khususnya tertuju kepada gerak kesempurnaan.
Manusia sebagai mahluk Allah
diciptakan dari unsure Bumi dan kepentingan hidupnya terikat dan takan lepas
dari Bumi. Sebagai Mahluk biologis, tubuh Manusia merupakan satu unit yang
tersusun atas lembaga tubuh yang berproses dengan "nervous system"
(sistem syaraf) sebagai inti pusaran geraknya. Peran utama dalam proses hidup
Manusia sebagi satu unit biologis dipegang atau diarahkan oleh nervous system
yang berpusat pada "cerebrum" (otak besar), "cerebellum"
(otak kecil) dan "medulla spinalis"(spinal cord, yaitu susunan sumsum
tulang belakang), dimana jaringan-jaringannya menyerap keseluruh bagian
tubuhnya sampai yang sehalus-halus-nya. Berkas syaraf yang fungsinya
mengaktifkan dan mengontrol lembaga-lembaga tubuh yang berstatus otonom,
seperti pada lembaga peredaran darah, lembaga pernafasan, lembaga pencernaan
dan apa yang berlangsung dibawah control pusat syaraf, seperti susunan otot
pada kaki dan tangan, namun kesemuanya tak pernah terputus hubungan dengan
pusatnya. disamping berkas-berkas syaraf penggerak dan pengontrol
lembaga-lembaga dan anggota tubuh, ada pula jaringan syaraf penyerap keseluruh
bagian yaitu syaraf "traffic" sebagai pengontrol tertib
"distribusi nutrisi" (pembagian makanan) dan syaraf sensorik sebagai
penangkap kesan untuk dikirim kepusat melalui jaringan-jaringan syaraf
komunikasi yang merupakan jalan-jalan ganda "vise verse" (melihat dan
menangkap yaitu syaraf "afferent" (penyampai perintah dari pusat
kebagian yang bersangkutan) dan syaraf-syaraf inilah yang menjadi penghubung
antara pusat dengan alat peng-inderaan (mata, telinga, hidung, lidah, kulit),
yang disebut juga panca indera.
Dan Proses inter-relasi (saling
mengisi) antara pusat Nervous system dengan panca indera kita sebagai Manusia
dalam hubungan lingkungan hidup Manusia, dinamakan proses kesadaran. Proses
inilah yang menyebabkan manusia mempunyai "mental, kemampuan
berfikir" dan merasa, menimbang, dan memutuskan dengan petuntjuk ilmu.
Proses ini pula yang menyebabkan Manusia yang menjelma (penjelmaan) dari kulit
bumi menjadi mahluk psycho social yaitu mahluk budaya yang peka dan memiliki
kecintaan dan kasih sayang tidak hanya kepada sesama Manusia melainkan kepada
bagian alam semesta lainnya termasuk Bumi.
Apabila kita tidak bisa menguasai
sistem syaraf "nervous system"
kita untuk melakukan hal-hal yang baik pada alam semesta termasuk Bumi
dan lebih mengedepankan ego atau sifat ”Manusia" yang terus
mengeksploitasi perut bumi berdampak secara tidak langsung terhadap Bumi itu
sendiri, salah satu dampak yang sudah
kita rasakan adalah seperti pemanasasn global atau global warming yang
merupakan naiknya suhu Bumi karena berbagai aktivitas alam dan Manusia itu
sendiri, terutama industrialisasi di Bumi. Menurut penelitian yang dilakukan
oleh salah satu badan di PBB mengatakan bahwa apabila pemanasan global terus
berlangsung tanpa diikuti oleh penanganan yang maksimal, maka dalam beberapa
ratus tahun ke depan es yang berada dikutub dan greenland akan mencair dan
menaikan permukaan laut setinggi 40 m. Pada perjanjian Kyoto-Jepang tahun 1992
ditegaskan kepada seluruh Negara, terutama kepada negara maju untuk mengurangi efek
rumah kaca sebesar 50 % pertahunnya. Tapi, Negara-negara yang memprakarsai
perjanjian Kyoto pun tidak kuasa untuk mencegah pemanasan global itu sendiri,
Seperti menekan Amerika serikat dan China untuk mematuhi peraturan tersebut.
Bahkan pada perjanjian terkait pemanasan global pada tahun 2007 kemarin yang
diadakan di Bali belum bisa menekan negara penghasil emisi karbon
terbesar.
Untuk menghindari hal-hal yang
tidak kita inginkan marilah mulai saat ini kita memikirkan dan melaksanakan
bagaimana kita harus merawat, mencintai, mengasihi dan menyayangi bumi, karena
dia adalah kehidupan kita sendiri. Tanpa dia apalah kita. Kita adalah bagian
daripadanya.
Selamat hari Bumi (22, April 2011)
semoga bumiku, bumimu, dan bumi kita selalu tetap mencintai kita.
Pencinta
Bumi
Lye_alvan
0 komentar:
Posting Komentar