(Final Liga Champion 2011)
Marilah kita tanya diri kita masing–masing. Tentang apa arti kehidupn menurut kita?
Hidup adalah…….??? Pertanyaan ini sering kali mencul, Coba isi titik – titik yang tersedia setelah kata adalah. Pertanyaan ini sederhana, namun saya yakin isinya pasti beragam. Bisa jadi hidup adalah perjuangan, atau hidup adalah tantangan, atau hidup adalah perjalanan atau hidup adalah kebahagiaan dan kepedihan, dll.
Jawaban dari pertanyaan tadi bisa jadi beragam, namun ada satu hal yang perlu diperhatikan : Jawaban dari pertanyaan tersebut mencerminkan keyakinan anda atas kehidupan. Orang yang meyakini bahwa hidup adalah perjuangan akan melihat bahwa hidup adalah sebuah perjuangan yang harus di perjuangkan. Maka dari itu, hari hari dalam hidupnya akan dijalani dengan berjuang. Sedangkan orang yang meyakini bahwa hidup adalah tantangan, akan melihat bahwa hidup yang dijalaninya adalah tantangan yang harus di pecahkan. Dia akan menjalani kehidupannya dengan “memecahkan tantangan”. Orang yang meyakini bahwa hidup adalah perjalanan akan melihat bahwa hidup adalah sebuah perjalanan panjang yang harus dicapai tujuannya. Maka dari itu dia akan menjalani kehidupannya dengan “berjalan” diatasnya dan orang yang memiliki pandangan hidup sebagai kebahagiaan dan kepedihan akan selalu berusaha bijaksana dalam menghadapi kedua rasa yang merupakan kehidupan itu. Cara kita meyakini kehidupan akan berimbas ke pola pikir kita. Pola pikir akan mempengaruhi tindakan, dan tindakan akan menghasilkan nasib kita pada akhirnya.
Sekarang, bagaimana kita sebagai orang beriman seharusnya memandang kehidupan?
“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (QS, Al-Hadid:20)
Note that : hidup adalah permainan. Waw, apakah ini berarti yang kita lakukan selagi hidup ini adalah bermain dan bersenang – senang?. Pahami konteks keseluruhan tersebut. Pemahaman yang coba di ajarkan Tuhan melalui (terjemahan) wahyu ini adalah bahwa hidup adalah sebuah permainan yang jangka waktunya pendek, maka dari itu kita harus menjadi pemain dari “permainan kehidupan”, bukannya main – main dalam kehidupan. Artinya pemain adalah mereka yang memainkan permainan dengan serius.
Seperti yang saya saksikan beberapa jam yang lalu pertandingan final liga champion Eropa antara Manchester United vs Barcelona. Mereka diberikan waktu dan peraturan-peraturan permainan yang sama, dan pandangan terhadap permainan merekalah yang berbeda namun satu tujuan yang sama adalah ingin keluar sebagai juara. Tak peduli waktu yang disediakan berapa menit dan berapa detik lagi sampai menuju injury time atau habisnya waktu, dan tak peduli juga hasil akhir akan seperti apa, namun kedua kesebelasan tersebut tetap berjuang untuk memperoleh hasil yang baik dan terus berusaha mempertunjukan permainan terbaik mereka sampai injuri time.
Ketika kita melihat permainan antara Manchester United VS Barcelona dimulai, seluruh pemain berada pada posisinya masing-masing. Mereka mulai menjalankan taktik dan strategi yang diberikan oleh pelatih. Bola dioper dari kaki ke kaki baik dengan operan pendek atau panjang hanya untuk satu tujuan yaitu mencetak gol di gawang lawan. Secara serempak seluruh anggota tim langsung menerapkan formasi bertahan ketika lawan mendapatkan bola dan mulai menyerang. Begitu pun ketika mereka mendapatkan bola, seluruh pemain pun mulai bergerak membentuk formasi penyerangan. Sesekali pemain harus sedikit mengolah bola untuk mengecoh lawan. Kemudian pemain lain bergerak tanpa bola untuk mendapatkan ruang dan kesempatan didaerah pertahanan lawan untuk mencetak gol tentu dengan dibatasi dengan sportivitas pada peraturan-peraturan yang sudah disepakati.
Begitu pun kehidupan kehidupan kita, tentu tidak hanya sekedar pemenuhan nafsu semata, segala macam dilakoni tanpa memikirkan hajat hidup orang lain, hingga ambisi terpenuhi. Jika begitu, kehidupan menjadi sesuatu yang suram, penuh ego manusia yang ingin menang sendiri. Kekerasan, kejahatan atau bahkan peperangan akan menjadi sesuatu yang lumrah. Kehidupan akan harmonis ketika masing-masing manusia menyadari perannya. Karakter pribadi dan keahlian menjadi dasar penentuan peran, dimana kerjasama dengan yang lain harus dilakukan. Tujuan pun merupakan hal yang mutlak dimiliki. Hingga perancangan dan penentuan strategi yang tepat lebih mudah dilakukan. Siapa yang bertugas menjaga gawang, mengatur serangan, menyerang, atau bahkan bergerak tanpa bola untuk membuka ruang dan kesempatan? Masing- masing harus sadar akan posisinya dan menjalankan tanggung jawab sesuai pos tugas yang telah diberikan agar 'permainan' dapat berjalan dan 'kemenangan' akan di gapai dengan aturan-aturan kehidupan yang telah dijelaskan oleh Tuhan sang pemilik kehidupan.
LANGKAH-LANGKAH BERPANDANGAN HIDUP YANG BAIK
Manusia pasti mempunyai pandangan hidup walaupun bagaimanapun bentuknya. Bagaimana kita memperlakukan pandangan hidup itu tergantung pada orang yang bersangkutan. Ada yang memperlakukan pandangan hidup itu sebagai sarana mencapai tujuan dan ada pula yang memperlakukan sebagai penimbul kesejahteraan, ketentraman dan sebagainya.
Akan tetapi yang terpenting, kita seharusnya mempunyai langkah-langkah berpandangan hidup ini. Karena hanya dengan mempunyai langkah-langkah itulah kita dapat memperlakukan pandangan hidup sebagai sarana mencapai tujuan dan cita-cita dengan baik, adapun langkah-langkah itu sebagai berikut :
1. Mengenal
Mengenal merupakan suatu kodrat bagi manusia yaitu merupakan tahap pertama dari setiap aktivitas hidupnya yang dalam hal ini mengenal apa itu pandangan hidup. Tentunya kita yakin dan sadar bahwa setiap manusia itu pasti mempunyai pandangan hidup, maka kita dapat memastikan bahwa pandangan hidup itu ada sejak manusia itu ada, dan bahkan hidup itu ada sebelum manusia itu belum turun ke dunia.
2. Mengerti
Tahap kedua untuk pandangan hidup yang baik adalah mengerti. Mengerti disini dmaksudkan mengerti terhadap pandangan itu sendiri. Bila dalam brnegara kita berpandangan pada Pancasila, maka dalam pandangan hidup pada Pancasila kita hendaknya mengerti apa Pancasila dan bagaimana mengatur kehidupan bernegara. Mengerti terhadap pandangan hidup di sini memegang peranan penting. Karena dengan mengerti ada kecenderungan mengikuti apa yang terdapat dalam pandangan hidup ini
3. Menghayati
Langkah selanjutnya setelah mengerti pandangan hidup adalah menghayati pandangan hidup itu. Dengan menghayati pandangan hidup kita memperoleh gambaran yang tepat dan benar mengenai kebenaran pandangan hidup itu sendiri. Menghayati disini dapat diibaratkan menghayati nilai-nilai yang terkandung didalamnya yaitu dengan memperluas dan memperdalam pengetahuan mengenai pandangan hidup itu sendiri. Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam rangka menghayati ini, menganalisa hal-hal yang berhubungan dengan pandangan hidup, bertanya kepada orang yang dianggap lebih tau dan lebih berpengalaman mengenai isi pandangan hidup itu atau mengenai pandangan hidup itu sendiri. Jadi dengan menghayati pandangan hidup kita akan memperoleh mengenai kebenaran tentang pandangan hidup itu sendiri.
4. Meyakini
4. Meyakini
Setelah mengetahui kebenaran dan validitas, baik secara kemanusiaan, maupun ditinjau dari segi kemasyarakatan maupun negara dari kehidupan di akherat, maka hendaknya kita menyakini pandangan hidup yang telah kita hayati itu. Meyakini ini merupakan suatu hal untuk cenderung memperoleh suatu kepastian sehingga dapat mencapai suatu tujuan hidupnya.
Dengan meyakini berarti secara langsung ada penerimaan yang ikhlas terhadap pandangan hidup itu. Adanya sikap menerima secara ikhlas ini maka ada kecenderungan untuk selalu berpedoman kepadaNya dalam segala tingkah laku dan tindak tanduknya selalu dipengaruhi oleh pandangan hidup yang diyakininya. Dalam menyakini ini penting juga adanya iman yang teguh. Sebab iman yang teguh ini tak akan terpengaruh oleh pengaruh dari dirinya yang menyebabkan dirinya tersugesti.
Dengan meyakini berarti secara langsung ada penerimaan yang ikhlas terhadap pandangan hidup itu. Adanya sikap menerima secara ikhlas ini maka ada kecenderungan untuk selalu berpedoman kepadaNya dalam segala tingkah laku dan tindak tanduknya selalu dipengaruhi oleh pandangan hidup yang diyakininya. Dalam menyakini ini penting juga adanya iman yang teguh. Sebab iman yang teguh ini tak akan terpengaruh oleh pengaruh dari dirinya yang menyebabkan dirinya tersugesti.
5. Mengabdi
Pengabdian merupakan sesuatu hal yang penting dalam menghayati dan menyakini sesuatuyang telah dibenarkan dan diterima oleh dirinya, lebih-lebih oleh orang lain. Dengan mengabdi maka kita akan merasakan manfaatnya. Sedangkan perwujudan manfaat. Mengabdi ini dapat dirasakan oleh pribadi kita sendiri. Dan manfaat itu sendiri bisa terwujud di masa masih hidup dan atau sesudah meninggal yaitu dialam akherat. Dampak berpandangan hidup islam yang antara lain yaitu mengabdi kepada orang tua. Dalam mengabdi kepada orang tua bila didasari oleh pandangan hidup Islam maka akan cenderung untuk selalu disertai dengan ketaatan dalam mengikutisegala perintahNya. Setidak-tidaknya kita menyadari bahwa kita sudah selayaknya mengabdi kepada orang tua . Karena itu dahulu dari bayi sampai dapat berdiri sendiri toh diasuhnya dan juga kita didik kepada hal yang baik.
6. Mengamankan
Mungkin sudah merupakan sifat manusia bahwa bila sudah mengabdi diri pada suatu pandangan hidup lalu ada orang lainyang mengganggu dan atau menyalahkannya tentu dia tidak menerima dan bahkan cenderung untuk mengadakan perlawanan. Hal ini karena kemungkinan merasakan bahwa dalam berpandangan hidup itu telah mengikuti langkah-langkah sebelumnya yang ditempuhnya itu telah dibuktikan kebenarannya sehingga akibatnya bila ada orang lain yang mengganggunya maka dia pasti akan mengadakan suatu respon entah respon itu berwujud tindakan atau lainnya. Proses mengamankan ini merupakan langkah terakhir. Tidak mungkin atau sedikit kemungkinan bila belum mendalami langkah sebelumnya lalu akan ada proses mengamankan ini. Langkah yang terakhir ini merupakan langkah terberat dan benar-benar membutuhkan iman yang teguh dan kebenaran dalam menanggulangi segala sesuatu demi tegaknya pandangan hidup itu.
Dan akhirnya semoga saja kita bias melalui kehidupan kita ini dengan sebaik-baiknya tanpa haru memikirkan kapan kita berhenti dari kehidupan ini, sebaik-baik dari kita adalah yang mampu memberikan nilai yang baik pada kehidupan kita dan yakinlah jika kita menapaki jalan yang benar maka sampailah kita pada tujuan hidup kita yang baik, dan Tuhan punya cara sendiri untuk membalas perbuatan kita.
“Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (QS, Al-Hadid:21)
Lye_ pondok mungil