Rabu, 26 September 2012

MALAIKAT ALLAH





MALAIKAT ALLAH

Bismillahirrahmanirrahim. pembahasan seputar  Iman kepada Allah  telah kita paparkan pada edisi yang telah berlalu. Maka, untuk menyambung pembahasan, kami akan paparkan pembahasan terkait dengan Iman kepada Malaikat. Hal ini sangat penting, karena rukun iman yang ke-2 ini, tidak dipahami dengan benar  oleh sebagian kaum muslimin. Semoga, dengan paparan singkat ini bisa menggugah kesadaran kaum muslimin untuk mempelajari ilmu agama Islam lebih dalam.
A. Definisi malaikat
Menurut bahasa “ مَلَا ئِكَةٌ “ bentuk jama’ dari “ مَلَكٌ “. Disebutkan bahwa kalimat itu berasal dari kata “ أَلُوكَةُ “ (risalah), dan ada yang menyatakan dari “ لأَ كَ “ (mengutus), dan ada pula yang berpendapat selain dari keduanya.
Adapun menurut istilah, malaikat adalah salah satu jenis makhluk Allah  yang Ia ciptakan khusus untuk taat dan beribadah kepada-Nya serta mengerjakan semua tugas-tugasnya. Sebagaimana dijelaskan Allah  dalam firman-Nya:
“Dan kepunyaan-Nyalah segala yang di langit dan di bumi dan malaikat-malaikat yang di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya, dan tiada (pula) mereka letih. Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya.” (QS. Al-Anbiya’: 19-20)
Juga sebagaimana firman Allah , “Dan mereka berkata, ‘Tiada yang Maha Pemurah telah mengambil (mempunyai) anak’. Maha Suci Allah. Sebenarnya (malaikat-malaikat itu) adalah hamba-hamba yang dimuliakan, mereka itu tiada mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya.” (QS. Al-Anbiya’: 26-27)
B. Nama-Nama 10 Malaikat dan Tugasnya

1. Malaikat Jibril yang menyampaikan wahyu Allah kepada nabi dan rasul.
Allah  berfirman:
“Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan.” (QS. Asy-Syu’ara: 193-194)
Allah  menyifati Jibril  dalam tugasnya menyampaikan Al-Qur’an dengan sifat-sifat yang penuh pujian dan sanjungan:
“Sesungguhnya Al Qur’aan itu benar-benar firman (Allah yang dibawa oleh) utusan yang mulia (Jibril), yang mempunyai kekuatan, yang mempunyai kedudukan Tinggi di sisi Allah yang mempunyai ‘Arsy, yang ditaati di sana (di alam malaikat) lagi dipercaya.” (QS. At-Takwir: 19-21)
2. Malaikat Mikail yang bertugas memberi rizki / rejeki pada manusia.
Rasulallah SAW bersabda:
“Tatkala seorang laki-laki berada di tengah lapang (gurun) dia mendengar suara di awan, ‘Siramilah kebun fulan’, maka menjauhlah awan tersebut kemudian menumpahkan air di suatu tanah yang berbatu hitam, maka saluran air di situ –dari saluran-saluran yang ada- telah memuat air seluruhnya…” (HR. Muslim, 4/2288).
3. Malaikat Israfil yang memiliki tanggung jawab meniup terompet sangkakala di waktu hari kiamat.
Ia meniupnya sesuai dengan perintah Allah  dengan tiga kali tiupan; Tiupan Faza’ (ketakutan), Tiupan Sha’aq (kematian), dan Tiupan Ba’ts (kebangkitan). Begitulah yang disebut Ibnu Jarir dan mufassir lainnya ketika menafsiri firman Allah :
“…di waktu sangkakala ditiup. Dia mengetahui yang ghaib dan Nampak, dan Dialah Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-An’am: 73)
Dan firman Allah :
“…kemudian ditiup lagi sangkakala, lalu Kami kumpulkan mereka itu semuanya.” (QS. Al-Kahfi: 99)
4. Malaikat Izrail yang bertanggungjawab mencabut nyawa.
            Firman Allah SWT:
“Katakanlah: “Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu akan mematikanmu, kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan.” (QS. As-Sajdah: 11)
5. Malikat Munkar yang bertugas menanyakan dan melakukan pemeriksaan pada amal perbuatan manusia di alam kubur.
6. Malaikat Nakir yang bertugas menanyakan dan melakukan pemeriksaan pada amal perbuatan manusia di alam kubur bersama Malaikat Munkar.
7. Malaikat Raqib / Rokib yang memiliki tanggung jawab untuk mencatat segala amal baik manusia ketika hidup.
            Firman Allah SWT:
“Sama saja (bagi Tuhan), siapa diantaramu yang merahasiakan ucapannya, dan siapa yang berterus-terang dengan ucapan itu, dan siapa yang bersembunyi di malam hari dan yang berjalan (menampakkan diri) di siang hari. Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah.” (QS. Ar-Ra’d: 10-11)
8. Malaikat Atid / Atit yang memiliki tanggungjawab untuk mencatat segala perbuatan buruk / jahat manusia ketika hidup.
Firman Allah SWT:
“Sama saja (bagi Tuhan), siapa diantaramu yang merahasiakan ucapannya, dan siapa yang berterus-terang dengan ucapan itu, dan siapa yang bersembunyi di malam hari dan yang berjalan (menampakkan diri) di siang hari. Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah.” (QS. Ar-Ra’d: 10-11)
9. Malaikat Malik yang memiliki tugas untuk menjaga pintu neraka.
Firman Allah SWT:
“Tahukah kamu Apakah (neraka) Saqar itu? Saqar itu tidak meninggalkan dan tidak membiarkan, (neraka Saqar) adalah pembakar kulit manusia. Dan di atasnya ada sembilan belas (Malaikat penjaga). Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu melainkan dari Malaikat.” (QS. Al-Mudatstsir: 27-31)
Dan Allah  bercerita tentang penduduk Neraka:
“Mereka berseru, ‘Hai Malik, biarlah Tuhanmu membunuh kami saja’. Dia menjawab, ‘Kamu akan tetap tinggal (di Neraka ini).” (QS. Az-Zukhruf: 77)
10. Malaikat Ridwan yang berwenang untuk menjaga pintu sorga / surga.
Firman Allah SWT:
“Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan dibawa ke dalam surga berombong-rombongan (pula). Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: “Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu. Berbahagialah kamu! Maka masukilah surga ini, sedang kamu kekal di dalamnya”. (QS. Az-Zumar: 73)
C. Sifat-sifat Malaikat-Malaikat Allah
Manusia tidak dapat mengetahui hakekat malaikat kecuali apa yang datang dari Rasulullah. Oleh karenanya kita mencukupkan diri dengan apa yang ada nashnya tidak mengatakan kecuali ada dalil tentangnya. Di antara sifat yang disebutkan di dalam nash adalah sebagai berikut:
a. Mereka diciptakan dari cahaya
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ خُلِقَتِ الْمَلاَئِكَةُ مِنْ نُوْرٍ وَ خُلِقَ الجِانُّ مِنْ مَارِجٍ مِنْ نَارٍ وَ خُلِقَ آدَمَ مِمَّا وُصَفَ لَكُمْ

Dari ‘Aisyah RA berkata, dari rasulullah r bersabda: “Malaikat diciptakan dari cahayat, dan jin diciptakan dari kilatan api, sedangkan manusia diciptakan ………… (H.R. Muslim)
b. Mereka tidak dapat dilihat
عَنْ أَبِيْ سَلَمَةَ أَنَّ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهَ وَ سَلَّمَ: يَا عَائِشَةَ هَذَا جِبْرِيْلُ يَقْرَئُكَ السَّلاَمَ, قَالَتْ : وَعَلِيْهِ السَّلاَمَ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَ هُوَ يَرَى مَا لاَ

Dari Abu Salamah bahwasanya ‘Aisyah x berkata, rasulullah r bersabda:  “Wahai ‘Aisyah, ini Jibril datang dan dia menyampaikan salam kepadamu! ‘Aisyah pun menjawab: Begitu pula ‘alaihis salam wa rahmatullah (baginya keselamatan dan rahmat Allah), dia dapat melihatku sedangkan aku tak dapat melihatnya. (Muttafaq ‘Alaihi)
c. Malaikat dapat berubah wujud
·         Sebagaimana kisah pada hadits islam, iman, dan ihsan
·         Turunnya Jibril yang mendatangi Maryam
“Dan ceritakanlah (kisah) Maryam di dalam Al Qur’an, yaitu ketika ia menjauhkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur, maka ia mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu Kami mengutus roh Kami kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna. Maryam berkata: “Sesungguhnya aku berlindung dari padamu kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, jika kamu seorang yang bertakwa.” (Maryam: 16-19)
-          Kisah tamunya nabi ibrahim
“Sudahkah sampai kepadamu (Muhammad) cerita tamu Ibrahim (malaikat-malaikat) yang dimuliakan? (Ingatlah) ketika mereka masuk ke tempatnya lalu mengucapkan: “Salaaman”, Ibrahim menjawab: “Salaamun” (kamu) adalah orang-orang yang tidak dikenal. Maka dia pergi dengan diam-diam menemui keluarganya, kemudian dibawanya daging anak sapi gemuk (yang dibakar), lalu dihidangkannya kepada mereka. Ibrahim berkata: “Silakan kamu makan”.(Tetapi mereka tidak mau makan), karena itu Ibrahim merasa takut terhadap mereka. Mereka berkata: “Janganlah kamu takut,” dan mereka memberi kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang alim (Ishak).” (Adz Dzariyat: 24-28)
-          Kisah tamu yang mendatangi nabi Luth
Dan tatkala datang utusan-utusan Kami (para malaikat) itu kepada Lut, dia merasa susah dan merasa sempit dadanya karena kedatangan mereka, dan dia berkata: “Ini adalah hari yang amat sulit.” Dan datanglah kepadanya kaumnya dengan bergegas-gegas. Dan sejak dahulu mereka selalu melakukan perbuatan-perbuatan yang keji. Lut berkata: “Hai kaumku, inilah putri-putri (negeri) ku mereka lebih suci bagimu, maka bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu mencemarkan (nama) ku terhadap tamuku ini. Tidak adakah di antaramu seorang yang berakal?” (Hud: 77-78)
-          Kisah tentang dua orang yang berselisih dan mendatangi nabi Daud
Dan adakah sampai kepadamu berita orang-orang yang berperkara ketika mereka memanjat pagar? Ketika mereka masuk (menemui) Daud lalu ia terkejut karena (kedatangan) mereka. Mereka berkata: “Janganlah kamu merasa takut; (kami) adalah dua orang yang berperkara yang salah seorang dari kami berbuat lalim kepada yang lain; maka berilah keputusan antara kami dengan adil dan janganlah kamu menyimpang dari kebenaran dan tunjukilah kami ke jalan yang lurus. (Shod: 21-22)
d. Mereka memiliki kekuatan yang luar biasa
-          Dengan jumlah mereka yang sedikit mampu mengangkat ‘Arsy Allah
Maka pada hari itu terjadilah hari kiamat, dan terbelahlah langit, karena pada hari itu langit menjadi lemah. Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan orang malaikat menjunjung Arasy Tuhanmu di atas (kepala) mereka”. (Al Haqqoh: 15-17)
-          Mampu meniup sangsakala sehingga seluruh penduduk langit dan bumi mati
Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing). (Az Zumar: 68)
-          Utusan kepada nabi Luth yang membalikkan bumi bagian atas menjadi bagian bawah
Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Lut itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi”. (Hud: 82)
e. Mereka taat kepada Allah dan bersegera melaksanakan perintah-Nya
-          Mereka tidak sombong, tidak capai, dan mereka senantiasaa bertasbih kepada Allah siang malam.
“Dan kepunyaan-Nyalah segala yang di langit dan di bumi. Dan malaikat-malaikat yang di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tiada (pula) merasa letih. Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya.” (Al Anbiya’: 19-20)
-          Kisah penciptaan Adam
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”. (Al Baqoroh: 30)
-          Mereka tidak beramal kecuali atas perintah-Nya
Dan mereka berkata: “Tuhan Yang Maha Pemurah telah mengambil (mempunyai) anak”, Maha Suci Allah. Sebenarnya (malaikat-malaikat itu), adalah hamba-hamba yang dimuliakan, mereka itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya. (Al Anbiya: 26-27)
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (At Tahrim: 6)
f. Mereka senantiasa mendekatkan diri kepada Allah
“Sesungguhnya malaikat-malaikat yang ada di sisi Tuhanmu tidaklah merasa enggan menyembah Allah dan mereka mentasbihkan-Nya dan hanya kepada-Nya lah mereka bersujud.” (Al A’rof: 7)
g. Mereka tidak menikah dan tidak memiliki keturunan
Allah mencela orang-orang kafir yang menyebut malaikat sebagai anak perempuan dan mengancam atas persaksian mereka yang dusta, serta akan menanyakan tentang kedustaan mereka di hari kiamat kelak
“Dan mereka menjadikan malaikat-malaikat yang mereka itu adalah hamba-hamba Allah Yang Maha Pemurah sebagai orang-orang perempuan. Apakah mereka menyaksikan penciptaan malaikat-malaikat itu? Kelak akan dituliskan persaksian mereka dan mereka akan dimintai pertanggungjawaban.” (Az Zukhruf: 19)
h. Ada di antara mereka yang menjadi utusan Allah untuk menyampaikan syariat kepada para nabi
“Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (Fathir: 1).
i.      Mereka mampu naik turun antara langit dan bumi
“Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun”. (Al Ma’arij: 4)
j. Mereka takut kepada Allah walaupun mereka tidak bermaksiat dan senantiasa beribadah
“Dan guruh itu bertasbih dengan memuji Allah, (demikian pula) para malaikat karena takut kepada-Nya” (Ar Ro’d: 13)
“Dan kepada Allah sajalah bersujud segala apa yang berada di langit dan semua makhluk yang melata di bumi dan (juga) para malaikat, sedang mereka (malaikat) tidak menyombongkan diri. Mereka takut kepada Tuhan mereka yang di atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka)”. (An Nahl: 49-50)
k. Mereka diciptakan sebelum diciptakannya Adam
Kisah akan diciptakannya manusia (Al Baqoroh: 30)
l. Mereka memiliki sayap dua, tiga, empat, dan lebih
“Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (Fathir: 1)
Dalam hadits shahih dari ‘Aisyah x bahsawanya rasulullah r melihat Jibril dalam bentuk aslinya sebanyak dua kali, dan dia memiliki 600 sayap yang menutupi ufuk (langit). Yang pertama ketika malam mi’roj dari langit ke sidrotul muntaha dan yang lain ketika di makkah di tempat “Ajyad”
Dari Abu Hurairah t, dia berkata Rasulullah r bersabda: “Sesungguhnya Allah memiliki malaikat yang senantiasa berkeliliing di jalan-jalan untuk mencari kaum yang berdzikir. Apabila mereka mendapatkan kaum tersebut maka mereka saling menyeru: ‘kemarilah untuk memenuhi hajat kalian. Beliau bersabda: “Maka merekapun mengepakkan sayap mereka hingga menutupi langit dunia”. (H.R. Bukhori)
D. Beriman kepada malaikat
Iman kepada malaikat adalah rukun iman yang kedua. Maksudnya yaitu meyakini secara pasti bahwa Allah  mempunyai para malaikat yang diciptakan dari nur (cahaya), tidak pernah mendurhakai apa yang Allah perintahkan kepada mereka dan mengerjakan setiap yang Allah perintahkan kepada mereka.
Dalil-dalil yang mewajibkan beriman kepada malaikat:
a.         Firman Allah  dalam surat Al-Baqarah:
“Rasul telah beriman kepada Al-Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (mereka mengatakan): “Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya”, dan mereka mengatakan: “Kami dengar dan Kami taat.” (mereka berdoa): “Ampunilah kami Ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali.” (QS. Al-Baqarah: 285)
Allah  menjadikan iman ini sebagai pokok aqidah (keimanan) seorang mukmin.
b.         Firman Allah I pada ayat lainnya:
“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi…“ (QS. Al-Baqarah: 177)
Allah  mewajibkan percaya kepada hal-hal tersebut di atas dan mengkafirkan orang-orang yang mengingkarinya. Allah  berfirman:
“… Dan barang siapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan Hari Kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.” (QS. An-Nisa’: 136)
c.         Sabda Rasulullah  ketika menjawab pertanyaan Jibril  tentang iman:
“Yaitu engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk.” (HR. Muslim, I/37 dan Al-Bukhari, I/19-20)
Rasulullah  menjadikan iman itu adalah dengan mempercayai semua yang disebut tadi. Sedangkan iman kepada malaikat adalah sebagian dari iman tersebut. Keberadaan malaikat ditetapkan berdasarkan dalil-dalil yang qath’iy (pasti), sehingga mengingkarinya adalah kufur berdasarkan ijma’ umat Islam, karena ingkar kepada mereka berarti menyalahi kebenaran Al-Qur’an dan As-Sunnah.
E. Hubungan malaikat dengan manusia
Allah  mewakilkan kepada malaikat urusan semua makhluk termasuk urusan manusia. Jadi mereka mempunyai hubungan yang erat dengan manusia semenjak ia berupa sperma. Hubungan ini dijelaskan Imam Ibnul Qayyim dalam kitabnya “Ightsatul Lahfan”, beliau berkata, “…mereka diserahi urusan penciptaan manusia dari satu fase ke fase yang lain, pembentukannya, penjagaannya dalam tiga lapis kegelapan (yaitu pembungkus janin dalam rahim; dua khusus janin dan ketiga khusus rahim. Ketiga lapis itu adalah saqith, kuriyan dan aminus. Ketiganya berfungsi mencegah suara, cahaya dan panas sampai kepada janin, pen), penulisan rizqi, amal, ajal, nasib celaka dan bahagianya, menyertainya dalam segala ihwalnya, perhitungan ucapan dan perbuatannya, penjagaannya dalam hidupnya, pencabutan ruhnya ketika meninggal, pembawa ruhnya ketika meninggal, pembawa ruhnya ketika untuk diperlihatkan kepada Penciptanya.
Para malaikat-lah yang ditugasi mengurus adzab dan nikmat dalam barzakh dan sesudah kebangkitan. Mereka ditugasi membuat alat-alat kenikmatan dan adzab. Mereka yang meneguhkan (iman) bagi hamba yang mukmin dengan izin Allah , yang mengajarkan baginya apa yang bermanfaat, yang berperang membelanya. Merekalah para walinya (penolongnya) di dunia dan di akherat. Mereka yang menjajikannya kebaikan dan mengajak kepadanya, melarang kejahatan serta memperingatkannya. Maka mereka adalah wali dan ansharnya, penjaga dan mu’allim (pengajar)-nya, penasihat yang berdo’da dan beristighfar untuknya, yang selalu bershalawat atasnya selama ia mengajarkan kebaikan untuk manusia. Mereka yang memberi kabar gembira dengan karamah Allah  ketika tidur, mati dan ketika dibangkitkan. Merekalah yang membuatnya zuhud di dunia dan menjadikannya cinta kepada akheratnya. Mereka yang mengingatkannya ketika ia lupa, yang menggiatkannya ketika ia malas, dan menenangkannya ketika ia panik. Mereka yang mengupayakan kebaikan dunia dan akheratnya. Merekalah para utusan Allah dalam mencipta dan mengurusnya. Mereka adalah safir (duta) penghubung antara Allah  dan hamba-Nya. Turun dengan perintah dari sisi-Nya di seluruh penjuru alam, dan naik kepada-Nya dengan perintah (membawa urusan).” (Kitab Ighatsatul Lahfan, II/125-126)
Sedangkan dalil-dalil keterangan di atas adalah Al-Qur’an dan As-Sunnah yang tentunya amat panjang jika disebutkan, disamping memang dalil-dalil itu terkenal dan masyhur. Wallohu a’lam.


Aku Inginkan Kamu Kunci Syurga-Ku





Aku Inginkan Kamu Kunci Syurga-Ku

Aku…
Mampu menahan rasa apapun di dunia ini…
Mampu membenamkan luka hati…
Mampu membenamkan kepedihan…
Kecuali satu yang sulit aku sembunyikan…
Ya Allah Tuhan ku…
Aku sulit membenamkan perasaanku…
Aku merindukan Bidadari yang Engkau sediakan untukku…


Aku tidak meminta bidadari yang tercantik…
Aku tidak meminta bidadari yang terindah…
Aku hanya meminta ia…
Ia yang sederhana…
Ia gadis nan mulia di mataku…
Ia yang mulia dihadapan Kuasa Mu Tuhan…


Bidadariku…
Aku inginkan kamu kunci syurgaku…
Maaf, kamu memang tidak cantik…
Tapi perangaimu adalah kecantikanmu…
Maaf, kamu memang bukan yang teridah…
Namun hatimu adalah keindahanmu…
Maaf, kamu juga terkadang mudah marah…
Tapi ketabahanmu lebih kuat dari amarahmu…
Kamu menyayangi Ayah dan Ibumu…
Kamu menjadi teladan bagi adik-adikmu…
Kamu menjadi sahabat yang baik bagi teman-temanmu…
Kamu juga menjadi contoh yang baik buat orang lain…
Ya, aku harap kamu yang menjadi pendampingku…


Aku tidak memaksamu…
Aku tidak ingin melukaimu…
Aku juga tidak ingin membuatmu marah…
Aku yakin kamu berlapang dada akan hal ini…
Dan yang perlu kamu tahu…
Aku masih menggantungkan mimpi-mimpiku di atas pelangi…
Biar kekuasaan Tuhan yang memutuskan…
Sehingga keputusannya hadir melalui hati mu…
Dan kata-kata dari lidahmu lah yang aku nantikan…
Apapun keputusan Tuhan aku terima…

Selasa, 25 September 2012

Sejarah Hukum Dagang




Sejarah Hukum Dagang

Perkembangan Hukum Dagang di Indonesia
Perkembangan hukum dagang sebenarnya telah dimualai sejak abad pertengahan Eropa (1000/1500) yang terjadi di Negara dan kota-kota di Eropa dan pada zaman itu di Italia dan Prancis selatan telah lahir kota-kota sebagai pusat perdagangan (Genoa, Florence, Venetia, Merseille, Barcelona, dan Negara-Negara lainnya).
dan pada tahun 1807 di Prancis dibuat Hukum dagang tersendiri dari hukum sipil yang ada yaitu (Code De Commerce) yang tersusun dari ordonnance du commerce (1673) dan ordonnance du la marine (1838). Pada saat itu Nederlands menginginkan hukum dagang tersendiri yaitu KUHD Belanda, dan pada tahun 1819 direncanakan dalam KUHD ini ada 3 kitab dan tidak mengenal peradilan dan kitab I (C.S.T. Kansil, 1985 : 14). Karena asas konkordansi juga maka pada 1 Mei 1948 di Indonesia diadakan KUHS. Adapun KUHS Indonesia ini berasal dari KUHS Nederlands yang dikodifikasikan pada 5 Juli 1830 dan mulai berlaku di Nederlands pada 31 Desember 1830. KUHS Belanda ini berasal dari KUHD Prancis (Code Civil) dan Code Civil ini bersumber pula pada kodifikasi Hukum Romawi “Corpus Iuris Civilis” dari Kaisar Justinianus (527-567) (C.S.T. Kansil, 1985 : 10).
Tetapi pada saat itu Hukum Romawi (Corpus Iuris Civilis) tidak dapat menyelesaikan perkara-perkara dalam perdagangan, maka dibuatlah hukum baru disamping hukum Romawi yang berdiri sendiri pada abad ke-16 dan ke-17 yang berlaku bagi golongan yang disebut hukum pedagang (koopmansrecht) khususnya mengatur mengatur perkara dibidang perdagangan (peradilan perdagangan) dan hukum perdagangan ini bersifat unifikasi.
Karena bertambah pesatnya hubungan dagang maka pada abad ke-17 diadakan kodifikasi dalam hukum dagang oleh Menteri keuangan oleh Raja Louis XIV (1613-1715) yaitu Corbert dengan peraturan (ORDONNANCE DU COMMERCE) 1673. dan pada tahun 1681 disusun ORDONNANCE DE LA MARINE yang mengatur tentang kedaulatan.
Dan pada tahun 1807 di Prancis dibuat hukum dagang tersendiri dari hukum sipil yang ada yaitu (CODE DE COMMERCE) yang tersusun dari Ordonnance du Commerce (1673) dan Ordonnance du la Marine (1838). Pada saat itu Nederlands menginginkan adanya hukum dagang sendiri yaitu hukum dagang KUHD Belanda, dan pada tahun 1819 direncanakan dalam KUHD ini ada 3 kitab dan tidak mengenal peradilan khusus. Lalu pada tahun 1838 akhirnya disahkan.
KUHD Belanda berdasarkan asas konkordansi KUHD Belanda 1838 menjadi contoh bagi pembuatan KUHD di Indonesia pada tahun 1848. Dan pada akhir abad ke-19 Prof. Molengraaff merancang UU Kepailitan sebagai buku ke III di KUHD Nederlands menjadi Undang-Undang yang berdiri sendiri (1893 berlaku 1896). Dan sampai sekarang KUHD Indonesia memiliki 2 kitab yaitu, tentang dagang umumnya dan tentang hak-hak dan kewajiban yang tertib dari pelayaran.
Berdasarkan pasal 2 aturan peralihan UUD Republik Indonesia 1945, maka KUHD masih berlakau di Indonesia. KUHD Indonesia diumumkan dengan publikasi tanggal 30 April 1847 (S. 1847-23), yang mulai berlaku pada tanggal 1 Mei 1848. KUHD itu hanya turunan belaka dari “Wetboek van Koophandel”, Belanda, yang dibuat atas dasar azas korkondansi (pasal 131 I.S). Wetboek van Koophandel berlaku mulai tanggal 1 Oktober 1838 dan 1 Januari 1842 (di Limburg) selanjutnya “Wetboek van Koophandel” Belanda itu juga meneladan dari “Code du Commerce” Prancis 1808, tetapi anehnya tidak semua lembaga hukum yang diatur dalam “Code du Commerce” Prancis itu diambil alih oleh “Wetboek van Koophandel” Belanda. Ada beberapa hal yang tidak diambil, misalnya mengenai peradilan khusus tentang perselisihan-perselisihan dalam lapangan perniagaan (Speciale Handelsrechtbanken).

alipoetry © 2008 Por *Templates para Você*