Rabu, 17 Agustus 2011

FHILO



fhilo

Gadis manis yang ku ukir selalu keindahan nama-mu di balik dinding kesetiaan-ku, percayakah engkau dengan segala keindahan-mu, meski kalut menggulung hitam batinku menutupi semua pandanganku akan segala keindahan selain keindahan-mu aku, masih terhenyak dalam kerinduan yang takpudar dalam bara kebersudahan, dan apakah engkau menyeruakkan cinta melalui waktu yang dihiasi kerinduan yang sama dengan si kecil ini?  Padahal aku hanya terpaku dalam hening malam dan itu pun tanpa dirimu meski selalu ku memimpikan kehadiran-mu, sedang sang mentari akan terus mengisi hari meski dinginnya derai hujan akan senantiasa menghiasi cahaya rembulan dan deru genit bintang akan menyertai keberadaanku yang berupaya mampu tuk tetap menantimu, akankah aku akan melihat wajahmu nan ayu yang terhiasi senyuman itu, dan kehangatan matamu yang manja manambah rona senyum-mu, mampukah engkau memberikan senyum-mu dan menatapku dengan sejuta kelembutan dan akankah kau memberikan apa yang selama ini kuimpikan? aku rindu akan setiap senyum-mu, ku impikan tawamu dan ku bayangkan wajah ayu-mu, tahukah kau apa yang kurasa kini, meski suaramu kini tetap terngiang dalam memori  waktu-ku namun mengapa tak menghempas kerinduan ini,  mengapa begitu jauh hingga aku tak dapat menggapaimu hingga aku tetap berdiri menatap langit dalam hening malam dan masih sendiri menemani kesunyian ini…

Dengan benang-benang kerinduan kusulam saja sajak ini, untukmu hai! Engkaulah pecandu rindu dari kalbu yang tergugah, hamper saja aku dibuat mu tak berdaya. aku terdiam karena diam-mu dan masih terdiam meski kau telah bergerak jauh meninggaalkan-ku, kurajut saja sajak ini sebagai penghibur bagi kesunyianku dari setiap kesunyian-kesunyian mimpiku, untukmu hai!  Putri “fhilo” yang  kuharap menjadi sumber  kedamaian hatiku. disini terlihat konspirasi-konspirasi entahlah kemunafikan, keangkuhan, kedzaliman, ketidak pastian, kejujuran, kepasrahan dan doa sebagai perangkai sajak ini, untukmu hai! Putri “fhilo” pemilik keindahan, yang tak lelah melahap kemurkaan. Opera-opera berhenti di penghujung ketidakjelasan. Sarung-sarung melorot, jilbab-jilbab tergantung di pojok-pojok kota, kesucian robek mengerang. kutitipkan sajak ini, padamu agar tak beku, punah, hancur, lusuh, ditelan waktu. bacaah! dengan riak-riak rasa. dengan tetesan linangan mata. tapi jangan sampai terbakar dilahap bara, karena aku butuhkan keindahan dalam ketegaran-mu…

Pantaskah kutanyakan, Aku tak mengerti mengapa aku merindumu? mencemaskan dalam setiap deret bait waktu meraba imajinasiku untuk menerka apa yang kau lakukan? berharap kau sedikit membayangkanku, Jika aku terbuai dalam malam apakah kau akan menuai bintang untukku? Jika aku menanti pagi, apakah kau akan semaikan kesejukan embun untukku? Kubertanya pada Tuhan Mengapa sepi ini mengulumku dalam kuluman yang begitu pahit? Mampukah aku merajut benang cinta diantara duka dan mencerca kasih di atas perih ini, andai rasa ini bukan kesalahan, apakah Tuhan begitu tega memberiku satu dera lagi? Andai aku tak menggeret mimpi… oh Mengapa kau begitu menghantuiku? Biarkan aku mengerti dirimu, memahamimu.... mencintaimu dengan segenap tenagaku mendekapmu selamanya.... memilikimu untuk mengarungi hidupku dan langit akan menjadi saksi kisah dari setiap langkahku…

Saat ini masih lagi aku di sini sendirian dalam keheningan malam mengulit dan meniti mimpi seperti dulu berpintal dan beralun bersama desir angin malam namun menghangatkan dalam aroma nafas ombak mencecah persisir pantai mengabu dan bersama melerai perasaan tak terucap terungkap dalam deru angin di dini hari berlabuh hening mengikut tingkah nyanyian cengkerik merawan pilu lagu sang pungguk gemercik suara menggetar sukma dalam bisikan syahdu menghapus rasa rindu buat seketika pabila ia berlalu pergi diiringi titisan embun yang jatuh lalu rindu itu bertandang kembali bersama bayu malam yang tiada terungkap...

Mungkin jika aku lebih awal berusaha mungkin jika aku memahamimu sejak dulu, Paham tangismu itu untukku, aku jelas takkan menyiakanmu, Itu salahku jika kamu membenciku. Itu memang salahku jika kamu tak dihidupku sekarang. Mungkin kamu tak akan sebahagia saat ini jika bersamaku. Sisi burukku terlalu banyak bagi dirimu yang begitu tak punya kekurangan.. Kamu sempurna dan aku bukan apa- apa. Suatu saat aku dan kamu akan berada dalam suatu ruang yang berbeda apa kamu akan menganggapmu ada?...

Aku tak pasti apa yang aku rasa sekarang dan saat ini, hanya aku yang meresah, merindu pada ia yang jauh di mata, setiap kali kata-kata itu bermain di bibirmu setiap kali itu juga hati ini berlagu gundah dan aku merindu dan terus merindu dan aku mohon jangan salahkan hati ini yang merindukanmu…

Jika aku memandang indaahnya biru langit mengharapkan bayangan wajahmu terurai dalam goresan semu karena disini aku begitu merindumu, diantara senandung langkah bumi aku menantikan langkahmu di depan pintu hatiku, diselimut awan putih itu kugantungkan cinta suciku, bilakah engkau akan bersamaku mengarungi satu cerita dalam lautan cintaku ?? Bersama syahdu cahaya rembulan purnama ku akan menjemput malammu dengan sejuknya jiwamu. Bila aku bukan teman terbaikmu biarkan aku mencintamu dengan segenap jiwaku, bila aku bukan pilihan hatimu biarlah aku mendampingimu selamanya melalui mimpiku, biarkan aku menjadi bagian kecil di sudut hatimu menjadi lentera dalam gelap hatimu. Biarkan, karena aku hanya ingin bersamamu dalam kisah langkah hidupku....

Demi kesungguhan yang tetap menantimu aku selalu berharap keajaiban itu akan datang membawa dirimu kembali padaku mengembalikan semua kenangan yang pernah terlewatkan mengobati sesal, kesal, dan membasuh lukaku meski hanya sebagai sahabat. Demi rasa kasih yang tetap kupelihara kaulah cahaya yang menggemerlapkan nuraniku lebih daripada lentera pada malam gelap nansunyi. kaulah penerang malamku, kaulah pengobat rinduku, menerangkan sinar redup dalam hati meluruhkan kelelahan dalam ketiadaan  merasukkan keindahan dalam kehampaanku. Demi kasih yang tak pernah mati akan ku persembahkan kesetiaan dalam ketidakpastian aku akan katakan pada dunia akan selalu terucap dalam DOA Aku Senantiasa Mengasihi-Mu…

Kugoreskan pada cahaya putih nan suci seuntai Salam penuh kehangatan menghempaskan angin kedukaan, melantun seiring nyanyian hati yang bergemuruh bersama sang waktu mencari serpihan kata-kata indah di Samudera Bagai menyusuri Lautan yang paling dalam, mencoba merangkai sederet bait puisi bagai menyusun ungkapan hati yang paling indah tatkala mentari berkejaran dengan rembulan, apakah engkau akan tetap di sana? Menunggu hingga kutuangkan bait-bait yang memenuhi otakku Seakan ingin keluar dan menumpahkannya? Karena kutetap menyulam kata pada dinding cermin rasa dan keasaanku Menampar semua keangkuhanku dan membiarkan baitku mengisi jagat raya menyelimuti segala keindahan dengan kehangatan…

Aku juga sepertimu terkadang resah memikirkan gundah, menantikan akan hadir sebuah bahagia yang pernah kita adu-kan dalam acuan rindu aku juga tak temui apa yang diinginkan oleh hati oleh rasa oleh jiwa yang aku rasakan selama ini yang aku rasa rindu itu semakin tandus semakin jauh darimu, aku inginkan kita bagai dulu aku menantimu dan kau menungguku dalam rindu yang sering kita bisikkan pada angin malam…

Dan kini. Ingin kemudian kurangkai kata, namun tinta penaku telah luruh mengering bersama duka, ingin kulukiskan berjuta indah kejora, namun kanvasku telah luruh lebur dalam air mata maya. Lelah sudah aku mencari, menatih dan tertatih dalam jejak-jejak langkah. mengayuh sebuah biduk rapuh dan mulai tenggelam dalam pengembaraan sunyi. Sebuah sepi yang tidak pernah hent, aku hanya ingin sebuah kata saja yang terlontar di suatu saat. Namun bila kemudian kelu yang hadir, diam seribu bahasa dalam sekian masa. Sesungguhnya yang terjadi adalah aku sedang membunuh rasa. Yang ingin kutenggelamkan jauh-jauh dan kukuburkan di lapisan jurang terdalam, maka kelu itu adalah sebuah pertempuran yang tidak pernah dapat aku menangkan. Dan bila kemudian suatu saat akhirnya ada kata terucap bukan sebuah pemuasan atas harapan yang begitu menggejolak, sebab itu adalah wujud lain dari pembunuhan ego yang mencoba bersembunyi dalam pendaman hati yang dalam. Namun terkadang meluap diam-diam, entah dalam bentuk expresi apa, adakah sebuah kebodohan dalam pencarian jalan, merekatkan sebongkah asa yang mengapung dilautan badai. Aku menaruh awamku begitu saja dalam lautan asa yang debur gelombangnya begitu menggelora, buih-buih pesonanya yang timbul tenggelam, terhempas dan memagnet dahsyat, menggiringku ke sebuah pusaran. Atas nama Kasih. Aku ingin mencintai-Mu sepenuhnya sedalam hati yang tak pernah terselami atau setinggi ego yang tak pernah terukur selalu meninggi. Sejak aku mengenal rasa itu yang harus  hadir dalam setiap detik perjalanan hidup perpaduan emosi dan reality, ketika setiap hal yang dilakukan harus karena cinta kepada-Nya.. Tertuju kepada-Nya. Ah namun kemudian aku masih bodoh memaknai Cinta. Aku hanya sebutir debu jalanan yang bermimpi menggapai kejora diatas sana, namun adakah diriku salah, ketika aku mendamba sangat, Untuk dapat berdekatan selalu mendekap hangat dan berbincang dekat menghiasi malam-malam berduaan saja, menghabiskan sisa malam saat menjelang subuh tiba, bercengkrama dengan angin malam dan menaruh sebuah harapan dan memohonkan asa pada Tuhan Yang Maha Kuasa…

Aku tak ingin ada jika hanya menjadi pengikis keindahannya, namun aku tak bisa tiada aku hadir disini karena rasa yang menghiasi hariku ketika mulai melihat keindahanmu, diantara hembusan di selang desahan aku sadar adanya dirimu yang menampakan keindahan, dan kau tahu wujudmu aku lihat kau terbawa, aku saksikan kau bermuram hatimu, hatiku mungkin tak jauh beda namun aku hanyalah aku hanya mampu merindu lemah langkahku mengejarmu yang terus terbang berlalu dengan sayap-sayap megahmu yang tak mungkin kumiliki…

Senin, 15 Agustus 2011

Keutamaan Sepuluh Hari Kedua Bulan Ramadhan

Keutamaan Sepuluh Hari Kedua Bulan Ramadhan

Setelah melewati 10 hari pertama ramadhan, sekarang kita telah memulai fase kedua bulan ramadhan atau fase 10 hari pertengahan ramadhan dimana keutaman fase kedua ini adalah Allah banyak memberikan maghfirah atau ampunan. Inilah saat yang tepat bagi kita untuk meminta ampun atas dosa-dosa kita dengan memperbanyak dzikir dan meminta ampunan, meminta agar semua dosa-dosa kita di maafkan dan diterima tobat kita.

Seperti yang kita ketahui, Tidak ada bulan-bulan lain yang sebaik bulan ramadhan, maka itu janganlah kita menyiakannya, agar kita tidak menjadi orang yang merugi.

Dan di antara nama Allâh Ta'âla adalah al-Ghafûr (Yang Maha Pengampun), dan di antara sifat-sifat-Nya adalah maghfirah (memberi ampunan). Sesungguhnya para hamba sangat membutuhkan ampunan Allâh Ta'âla dari dosa-dosa mereka, dan mereka rentan terjerumus dalam kubangan dosa.
Rasûlullâh shallallâhu 'alaihi wasallam bersabda:



Seandainya kalian tidak berbuat dosa, niscaya Allâh akan melenyapkan kalian,

dan Dia pasti akan mendatangkan suatu kaum yang berbuat dosa,

lalu mereka akan memohon ampun kepada Allâh,
lalu Dia akan mengampuni mereka. (HR. Muslim, no. 2749)
Dosa telah ditakdirkan pada manusia dan pasti terjadi. Allâh Ta'âla telah mensyariatkan faktor-faktor penyebab dosanya, agar hatinya selalu bergantung kepada Rabbnya, selalu menganggap dirinya sarat dengan kekurangan, senantiasa berintrospeksi diri, jauh dari sifat ‘ujub (mengagumi diri sendiri), ghurûr (terperdaya dengan amalan pribadi) dan kesombongan.

Dosa-dosa banyak diampuni di bulan Ramadhân, karena bulan itu merupakan bulan rahmat, ampunan, pembebasan dari neraka, dan bulan untuk melakukan kebaikan. Bulan Ramadhân juga merupakan bulan kesabaran yang pahalanya adalah surga.

Allâh Ta'âla berfirman:


Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang
dicukupkan pahala tanpa batas. (Qs az-Zumar/39:10)

Puasa adalah perisai dan penghalang dari dosa dan kemaksiatan serta pelindung dari neraka. Dalam hadits shahîh dijelaskan:

Sesungguhnya Nabi mengucapkan amîn sebanyak tiga kali tatkala Jibril berdoa.

Para Sahabat bertanya: “Wahai Rasûlullâh! Engkau telah mengucapkan amîn”.

Beliau menjawab: “Jibril telah mendatangiku, kemudian ia berkata:
“Celakalah orang yang menjumpai Ramadhân lalu tidak diampuni”.
Maka aku menjawab: “Amîn”.
Ketika aku menaiki tangga mimbar kedua maka ia berkata:
“Celakalah orang yang disebutkan namamu di hadapannya
lalu tidak mengucapkan salawat kepadamu”.
Maka aku menjawab: “Amîn”.
Ketika aku menaiki anak tangga mimbar ketiga, ia berkata:
“Celakalah orang yang kedua orang tuanya mencapai usia tua berada di sisinya,
lalu mereka tidak memasukkannya ke dalam surga”.
Maka aku jawab: “Amîn”.[1]
Seorang Muslim yang berusaha mendapatkan ampunan dosa, akan berbahagia dengan adanya amalan-amalan shalih agar Allâh Ta'âla menghapuskan dosa dan perbuatan jeleknya, karena kebaikan bisa menghapus kejelekan. Sebab-sebab ampunan yang disyariatkan itu di antaranya:

1. TAUHID
Inilah sebab teragung. Siapa yang tidak bertauhid, maka kehilangan ampunan dan siapa yang memilikinya maka telah memiliki sebab ampunan yang paling agung.

Allâh Ta'âla berfirman:


Sesungguhnya Allâh tidak akan mengampuni dosa syirik,

dan mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu,
bagi siapa yang dikehendaki-Nya. (Qs an-Nisâ‘/4:48)

Siapa saja yang membawa dosa sepenuh bumi bersama tauhid, maka Allâh Ta'âla akan memberikan ampunan sepenuh bumi kepadanya. Namun, hal ini berhubungan erat dengan kehendak Allâh Ta'âla. Apabila Dia Ta'ala berkehendak, akan mengampuni. Dan bisa saja, Dia Ta'ala berkehendak untuk menyiksanya. Siapa yang merealisasikan kalimatut tauhîd di hatinya, maka kalimatut tauhîd tersebut akan mengusir kecintaan dan pengagungan kepada selain Allâh Ta'âla dari hatinya. Ketika itulah dosa dan kesalahan dihapus secara keseluruhan, walaupun sebanyak buih di lautan.

‘Abdullâh bin ‘Amr radhiyallâhu'anhu meriwayatkan bahwa Rasûlullâh shallallâhu 'alaihi wasallam pernah bersabda:

“Sesungguhnya Allâh akan menyendirikan seorang dari umatku

(untuk dihadapkan) di depan semua makhluk pada hari Kiamat.

Lalu Allâh menghamparkan sembilan puluh sembilan lembaran (catatan amal) miliknya.
Setiap lembaran seperti sejauh mata memandang.
Kemudian Allâh berfirman:
“Apakah kamu mengingkarinya? Apakah malaikat pencatat amalan menzhalimimu”.
Maka ia pun menjawab: “Tidak wahai Rabbku”.
Lalu Allâh berfirman lagi: “Apakah kamu memiliki udzur?”
Ia menjawab: “Tidak ada wahai Rabb”.
Lalu Allâh berfirman: “(Yang benar) ada, sesungguhnya kamu memiliki kebaikan di sisi Kami,
tidak ada kezhaliman atasmu pada hari ini”.
Lalu dikeluarkan satu kartu berisi syahadatain.
Kemudian Allâh berfirman: “Masukanlah dalam timbangan!”
Ia pun berkata: “Wahai Rabbku apa gunanya kartu ini dibandingkan lembaran-lembaran itu?”
Maka Allâh berfirman: “Sungguh kamu tidak akan dizhalimi”.
Rasûlullâh shallallâhu 'alaihi wasallam bersabda:
“Selanjutnya lembaran-lembaran tersebut diletakkan dalam satu anak timbangan
dan kartu tersebut di anak timbangan yang lain.
Ternyata lembaran-lembaran terangkat tinggi dan kartu tersebut lebih berat.
Maka tidak ada satu pun yang lebih berat dari nama Allâh”.[2]Rasûlullâh shallallâhu 'alaihi wasallam dalam hadits Qudsi menyatakan:


Allâh berfirman:

"Wahai anak keturunan Adam, seandainya kamu membawa dosa sepenuh bumi

kemudian kamu menjumpai-Ku
dalam keadaan tidak mempersekutukan sesuatu dengan-Ku (tidak berbuat syirik)
tentu saja Aku akan membawakan untukmu sepenuh bumi ampunan. (HR Muslim)
Ini adalah keutamaan dan kemurahan dari Allâh Ta'âla dengan pengampunan seluruh dosa yang ada pada lembaran-lembaran tersebut dengan kalimat tauhid. Karena kalimat tauhid adalah kalimat ikhlas yang menyelamatkan pemiliknya dari adzab. Allâh Ta'âla menganugerahinya surga dan menghapus dosa-dosa yang seandainya memenuhi bumi; namun hamba tersebut telah mewujudkan tauhid, maka Allâh Ta'âla menggantikannya dengan ampunan.

2. DOA DENGAN PENGHARAPAN

Allâh Ta'âla memerintahkan berdoa dan berjanji akan mengabulkannya.

Allâh Ta'âla berfirman:


Dan Rabbmu berfirman:
“Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu”. (Qs Ghâfir/ 40:60)

Doa adalah ibadah. Doa akan dikabulkan apabila memenuhi kesempurnaan syarat dan bersih dari penghalang-penghalang. Kadangkala, pengabulan itu tertunda, karena sebagian syarat tidak terpenuhi atau adanya sebagian penghalangnya.

Di antara syarat dan adab terkabulnya doa adalah kekhusyukan hati, mengharapkan ijâbah dari Allâh Ta'âla , sungguh-sungguh dalam meminta, tidak menyatakan insya Allâh (Ya Allâh Ta'âla, kabulkanlah permintaanku bila Engkau menghendakinya-red), tidak tergesa-gesa mengharap pengabulan, memilih waktu-waktu dan keadaan yang mulia, mengulang-ulang doa tiga kali dan memulainya dengan pujian kepada Allâh Ta'âla dan shalawat, berusaha memilih makanan dan minuman yang halal dan lain-lain. Di antara permohonan terpenting yang dipanjatkan seorang hamba kepada Rabb-nya yaitu permohonan agar dosa-dosanya diampuni atau pengaruh dari pengampunan dosa seperti diselamatkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga.

Rasûlullâh shallallâhu 'alaihi wasallam bersabda kepada seseorang yang berujar: “Saya tidak mengetahui do'amu dengan perlahan yang juga dilakukan Mu’âdz.”

Permohonan kami di seputar itu. [3]
Maksudnya doa kami itu berkisar pada permohonan agar dimasukkan surga dan diselamatkan dari neraka.
Abu Muslim al-Khaulâni rahimahullâh mengatakan:

“Tidaklah datang kesempatan berdoa kepadaku,
kecuali saya jadikan doa itu permohonan agar dilindungi dari api neraka.”

3. ISTIGHFÂR (MEMOHON AMPUNAN)
Permohonan ampun ini merupakan pelindung dari adzab, penjaga dari setan, penghalang dari dari kegelisahan, kefakiran dan penderitaan, pengaman dari masa paceklik dan dosa; meskipun dosa-dosa seseorang telah menggunung sampai menyentuh langit.

Dalam hadits Anas bin Malik radhiyallâhu'anhu, Rasûlullâh shallallâhu 'alaihi wasallam bersabda bahwa Allâh Ta'âla berfirman :

“Wahai bani Adam,

sesungguhnya selama engkau masih berdoa dan berharap kepada-Ku,

maka Aku akan mengampunimu semua dosa yang ada padamu
dan Aku tidak akan peduli;
Wahai bani Adam, seandainya dosa-dosamu mencapai langit,
kemudian engkau memohon ampun kepada-Ku,
Aku akan mengampunimu dan Aku tidak peduli;
Wahai bani Adam,
seandainya engkau datang kepada-Ku
dengan membawa kesalahan seukuran bumi
kemudian engkau datang menjumpai-Ku
dalam keadaan tidak berbuat syirik
atau menyekutukanKu dengan apapun juga,
maka sungguh Aku akan datang kepadamu
dengan membawa ampunan seukuran bumi juga.
(HR. at-Tirmidzi)
Membaca istighfâr adalah penutup terbaik bagi berbagai amalan, umur, serta penutup majelis.

4.BERPUASA DI SIANG HARI DAN SHALAT MALAM KARENA IMAN, MENGHARAPKAN BALASAN PAHALA DARI ALLAH TA'ALA, IKHLAS SERTA DALAM RANGKA TAAT KEPADA ALLAH TA'ALA
Dia berpuasa bukan dengan niat mengikuti orang banyak, juga tidak untuk mendapatkan sanjungan orang, tidak untuk melestarikan adat atau supaya sehat; juga tidak berniat pamer serta tidak untuk mensukseskan urusan duaniawi. Dia juga tidak berniat untuk mendoakan keburukan yang tidak pantas buat seorang Muslim. Dia melaksanakan ibadah puasa terdorong oleh niat beriman kepada Allâh Ta'âla, merealisasikan ketaatan kepada-Nya dan mengharapkan pahala dari Allâh Ta'âla.

Dalam sebuah hadits dinyatakan :


Barangsiapa yang berpuasa karena iman dan ingin mendapatkan pahala,
maka diampuni semua dosanya yang telah lewat. (al-Bukhâri dan Muslim)

Alangkah luar biasanya seorang yang melaksanakan ibadah puasa lalu keluar dari ibadahnya dalam keadaan sebagaimana ketika dilahirkan oleh ibundanya, yaitu tidak menanggung dosa dan berhati suci.

Rasûlullâh shallallâhu 'alaihi wasallam bersabda :

“Sesungguhnya Allâh mewajibkan puasa Ramadhân

dan saya menyunnahkan bagi kalian shalat malamnya.

Maka barangsiapa melaksanakan ibadah puasa
dan shalat malamnya karena iman dan karena ingin mendapatkan pahala,
niscaya dia keluar dari dosa-dosanya
sebagaimana saat dia dilahirkan oleh ibundanya."[4]
Dengan melaksanakan semua ini berarti seorang Muslim telah menjaga waktu siangnya dengan puasa, memelihara waktu malamnya dengan shalat tarawih serta berusaha mendapatkan ridha Allâh Ta'âla.

5.MELAKSANAKAN SHALAT MALAM PADA LAILATUL QADAR KARENA IMAN DAN INGIN MENDAPATKAN PAHALA

Lailatul Qadar adalah suatu malam yang Allâh Ta'âla muliakan, melebihi semua malam lainnya, suatu malam saat Allâh Ta'âla menurunkan kitab-Nya. Allâh Ta'âla berfirman :

Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (al-Qur‘ân) pada malam kemuliaan.
(Qs al-Qadr/97:1)

Allâh Ta'âla menjadikan Lailatul Qadar ini lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam ini para malaikat turun dan menjadikannya malam keselamatan dari segala keburukan dan dosa. Allâh Ta'âla mengkhususkan satu surat dalam al-Qur’ân yang membicarakan tentang malam ini. Orang yang terhalang dari berbagai kebaikan pada malam ini berarti dia terhalang dari semua kebaikan.

Rasûlullâh shallallâhu 'alaihi wasallam pernah mencari Lailatul Qadar ini pada seluruh hari pada bulan Ramadhân, karena Beliau Shallallâhu 'Alaihi Wasallam pernah beri’tikaf pada sepuluh hari pertama bulan Ramadhân, kemudian sepuluh hari kedua dan sepuluh hari terakhir. Orang yang ingin mendapatkan keberuntungan, maka dia akan antusias untuk melaksanakan shalat malam pada malam yang lebih baik dari delapan puluh tiga tahun dan empat bulan tersebut.

Rasûlullâh shallallâhu 'alaihi wasallam bersabda:


Barangsiapa melaksanakan shalat malam pada bulan Ramadhân

karena iman dan ingin mendapatkan pahala,
maka dia diampuni semua dosanya yang telah lewat. (al-Bukhâri dan Muslim)

Untuk mendapatkan ampunan di malam itu, tidak disyaratkan untuk menyaksikannya secara langsung. Namun syaratnya adalah orang melakukan qiyamul lail sebagaimana tertuang dalam hadits tersebut.

6. BERSEDEKAH
Bersedekah termasuk salah satu qurbah (ibadah yang mendekatkan diri) yang agung di hadapan Allâh Ta'âla. Dengannya, seorang hamba memperoleh kebaikan, sesuai dengan firman Allâh Ta'âla:


Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna),

sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai.
Dan apa saja yang kamu nafkahkan. sesungguhnya Allâh mengetahuinya. (Qs Ali Imrân/3:92)

Dalam hadits Mu’âdz radhiyallâhu'anhu, Rasûlullâh shallallâhu 'alaihi wasallam bersabda:


“Maukah aku tunjukkan kepadamu pintu-pintu kebaikan?

Puasa adalah perisai.

Bersedekah itu menghapus kesalahan sebagaimana air memadamkan api.
Dan shalat seseorang di kegelapan malam …” (at-Tirmidzi no: 2541)
Rasûlullâh shallallâhu 'alaihi wasallam orang yang sangat dermawan. Dan Beliau lebih dermawan lagi di bulan Ramadhân saat beliau berjumpa dengan malaikat Jibril. Saat itu beliau lebih berbaik hati daripada angin yang bertiup sepoi-sepoi. Di antara bentuk sedekah terbaik adalah memberi makan orang yang puasa (ifthârus shâim).

Disebutkan dalam hadits:


“Barang siapa memberi buka puasa bagi orang yang puasa
maka ia memperoleh pahala sepertinya, tanpa mengurangi pahala orang itu sedikit pun.” (HR. at-Tirmidzi dan dishahîhkan oleh al-Albâni)

Pahala orang yang bersedekah dilipat-gandakan sampai tujuh ratus lipat dan kelipatan yang lebih banyak lagi. Di bulan Ramadhân, penggandaan pahala itu semakin besar. Di antara pemandangan yang sangat menarik, antusiasme orang di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi dan masjid-masjid lainnya untuk memberi buka puasa bagi kaum Muslimin di bulan Ramadhân.

7. MELAKUKAN UMRAH
Ibadah umrah termasuk faktor yang menggugurkan dosa-dosa.
Rasûlullâh shallallâhu 'alaihi wasallam bersabda:


“Ibadah umrah ke ibadah umrah (berikutnya) adalah penggugur dosa antara keduanya.
Dan pahala haji mabrur tiada lain adalah surga” (al-Bukhâri no: 1650)
Umrah di bulan Ramadhân pahalanya lebih besar daripada di bulan-bulan lainnya. Dari Ibnu Abbâs radhiyallâhu'anhu, Nabi Shallallâhu 'Alaihi Wasallam sehabis pulang dari haji Wada’ berkata kepada seorang wanita dari Anshar bernama Ummu Sinân :

“Apa yang menghalangimu untuk berhaji (denganku).”

Ia menjawab: “Abu Fulan (suaminya) memiliki dua onta.

Salah satu dipakainya untuk berhaji dan yang lain untuk mengairi persawahan.”
Maka Nabi Shallallâhu 'Alaihi Wasallam bersabda kepadanya:
Sesungguhnya umrah di bulan Ramadhân dapat mengganti haji bersamaku.”
(HR Bukhâri no 1863; Muslim no 3028)

Betapa besar keberuntungan orang yang umrah di bulan Ramadhân. Ia bagaikan berhaji bersama Rasûlullâh shallallâhu 'alaihi wasallam , seperti orang yang menyertai Beliau dalam ihram, sa'i dan thawaf dan seluruh manasik haji Beliau.

8. MENYEMPURNAKAN PUASA SEBULAN PENUH
Ada sekian banyak orang yang akan bebas dari api neraka di bulan Ramadhân, dan itu terjadi di setiap malam. Allâh Ta'âla menyempurnakan pahala orang-orang yang sabar tanpa perhitungan khusus.
Ada Ulama yang mengatakan:

Barang siapa berpuasa sebulan penuh dan meraih pahala sempurna,

dan berjumpa dengan malam lailatul qadar,
sungguh ia telah menggapai hadiah dari Allâh.

Semoga Allâh Ta'âla mengampuni dosa-dosa kita sekalian dan menutupi kekurangan-kekurangan kita dan memudahkan segala urusan kita.

Doa-doa 10 hari kedua Ramadhan:

Doa Hari 11
Yaa Allah! Tanamkanlah Dalam Diriku Kecintaan Kepada Perbuatan Baik, Dan Tanamkanlah Dalam Diriku Kebencian Terhadap Kemaksiatan Dan Kefasikan. Jauhkanlah Dariku Kemurkaan-Mu Dan Api Neraka Dengan Pertolongan-Mu, Wahai Penolong Orang-Orang Yang Meminta Pertolongan.

Doa Hari 12
Yaa Allah! Hiasilah Diriku Dengan Penutup Dan Kesucian. Tutupilah Diriku Dengan Pakaian Qana'ah Dan Kerelaan. Tempatkanlah Aku Di Atas Jalan Keadilan Dan Sikap Tulus. Amankanlah Diriku Dari Setiap Yang Aku Takuti Dengan Penjagaan-Mu, Wahai Penjaga Orang-Orang Yang Takut.

Doa Hari 13
Yaa Allah! Sucikanlah Diriku Dari Kekotoran Dan Kejelekan. Berilah Kesabaran Padaku Untuk Menerima Segala Ketentuan. Dan Berilah Kemampuan Kepadaku Untuk Bertaqwa, Dan Bergaul Dengan Orang-Orang Yang Baik Dengan Bantuan-Mu, Wahai Dambaan Orang-Orang Miskin.

Doa Hari 14
Yaa Allah! Janganlah. Engkau Hukum Aku, Karena Kekeliruan Yang Ku lakukan. Dan Ampunilah Aku Dari Kesalahan-Kesalahan Dan Kebodohan. Janganlah Engkau Jadikan Diriku Sebagai Sasaran Bala' Dan Malapetaka Dengan Kemuliaan-Mu, Wahai Kemuliaan Kaum Muslimin.

Doa Hari 15
Yaa Allah! Berilah Aku Rezki Berupa Ketaatan Orang-Orang Yang Khusyu'. Dan Lapangkanlah Dadaku Dengan Taubatnya Orang-Orang Yang Menyesal, Dengan Keamanan-Mu, Wahai Keamanan Untuk Orang-Orang Yang Takut.

Doa Hari - 16
Yaa Allah! Berilah Aku Kemampuan Untuk Hidup Sebagaimana Kehidupan Orang-Orang Yang Baik. Dan Jauhkanlah Aku Dari Kehidupan Bersama Orang-Orang Yang Jahat. Dan Naungilah Aku Dengan Rahmat-Mu Hingga Sampai Kepada Alam Akhirat. Demi Ketuhanan-Mu Wahai Tuhan Seru Sekalian Alam.

Doa Hari 17
Yaa Allah! Tunjukkanlah Aku Kepada Amal Kebajikan Dan Penuhilah Hajat Serta Cita-Cita Ku. Wahai Yang Maha Mengetahui Keperluan, Tanpa Pengungkapan Permohonan. Wahai Yang Maha Mengetahui Segala Yang Ada Didalam Hati Seluruh Isi Alam. Sholawat Atas Mohammad Dan Keluarganya Yang Suci.

Doa Hari 18
Yaa Allah! Sedarkanlah Aku Akan Berkah-Berkah Yang Terdapat Di Saat Saharnya. Dan Sinarilah Hatiku Dengan Terang Cahayanya Dan Bimbinglah Aku Dan Seluruh Anggota Tubuhku Untuk Dapat Mengikuti Ajaran-Ajarannya, Demi Cahaya-Mu Wahai Penerang Hati Para Arifin.

Doa Hari 19
Yaa Allah! Penuhilah Bagianku Dengan Berkah-Berkahnya, Dan Mudahkanlah Jalanku Menuju Kebaikan-Kebaikannya. Janganlah Kau Jauhkan Aku Dari Ketertedmaan Kebaikan- Kebaikannya, Wahai Pembed Petunjuk Kepada Kebenaran Yang Terang.

Doa Hari 20
Yaa Allah! Bukakanlah Bagiku Pintu-Pintu Sorga Dan Tutupkanlah Bagiku Pintu-Pintu Neraka, Dan Berikanlah Kemampuan Padaku Untuk Membaca Ai-Quran Wahai Penurun Ketenangan Di Dalam Hati Orang-Orang Mu'min.
(Diambil dari kitab Tadzkîrul Anâm Bidurûs ash-Shiyâm, karya Syaikh Sa‘d bin Sa‘îd al-Hajri, Dâr Ibnul Jauzi hlm 265-272.)

ð Berbagai sumber…

Kamis, 11 Agustus 2011

INTROSFEKSI 10 HARI PERTAMA DI BULAN RAMADHAN...



INTROSFEKSI 10 HARI PERTAMA DI BULAN RAMADHAN...

أَتَى رَمَضَانُ مَزْرَعَةً الْعِبَادِ     لِتَطْهِيْرِ الْقُلُوْبِ مِنَ الْفَسَادِ

فَأَدِّ حُقُوْقَهَ قْوَلاً وَفِعْلاً        وَزَادَكَ فَاتَّخِذْهُ لِلْمَعَادِ

فَمَنْ زَرَعَ الْحُبُوْبَ وَمَا سَقَاهَا    تَأَوَّهَ نَادِمًا يَوْمَ الْحِصَادِ

Ramadhan telah tiba sebagai bulan panen bagi setiap hamba
Untuk membersihkan hati dari berbagai kerusakan dan dosa
Maka dari itu tunaikanlah hak-haknya; baik ucapan dan perbuatan
Dan carilah bekalmu untuk hari depan; ambil dan perbanyaklah
Bagi siapa yang menanam benih namun tidak menyiraminya
Niscaya akan menyesal disaat hari panen

Waktu berjalan begitu cepat ya? Ga terasa sudah hampir 10 hari pertama kita menjalankan ibadah puasa. Gimana kabarnya puasa anda? Mau instrospeksi diri nih, ceritanya. Menilai diri sendiri bagaimana kualitas ibadah saya di hampir 10 hari pertama di bulan Ramadhan ini.

Hasilnya??? Ihhh ga banget deh kayanya “…Jelek banget”. Kalo di ukur nilai perkuliah-an setara dengan nilai C deh kayanya. Kok bisa begitu? Masya Allah, godaannya ampun deh. Mulai dari kelakuan adik kecil, masalah kerjaan rumah pribadi yang numpuk juga keteteran. Bahkan ibadah pun ala kadarnya aja, padahal sudah seharusnya memaksimalkan bulan mulia ini dengan amalan yang makin mendekatkan diri dengan Allah SWT. Tidak mululu berkutat dengan urusan dunia yang sifatnya cuma sementara. Saya jadi malu sendiri teman... Malu sama diri sendiri. Terutama malu sama Sang Maha Melihat Yang Maha Mengetahui segalanya. Saya jadi mikir ulang. Apakah ini tandanya saya sudah overload? Owhhh tidak… Saya terlalu melakukan banyak hal di luar kemampuan saya. Atau saya tidak bisa mengelola waktu dengan baik?

Hmmm…. bagaimana menurut anda?

Namun saya mesti terus bersyukur… Ya Allah, terimakasih sudah memberikan kesempatan untuk kembali bertemu dengan bulan suci Ramadan ini. Semoga hamba bisa memanfaatkannya sebaik-baiknya. Maha suci Engkau Ya Allah, mudah-mudahan Kerinduan pada bulan suci Ramadhan kan segera terobati dengan hampir sepuluh hari pertama di bulan Ramadhan kan ini. Ampunilah segala dosa hamba dan semoga kami selalu berada dalam limpahan rahmat-Mu. Karena sepuluh hari pertama bulan Ramadhan adalah fase pelimpahan rahmat bagi semua orang, 10 hari kedua merupakan fase pengampunan dari Allah, dan 10 hari ketiga adalah fase terbebas dari api neraka. Semoga kami bisa menjalani ibadah puasa ini sampai akhir nanti secara sempurna.

Ramadan-pun merupakan bulan kesabaran. Setiap hal yang tak diinginkan terjadi, balaslah dengan senyuman tulus dari hati dan perbuatan baik. Niscaya Allah akan memberikan jalan terbaik. Syukurku pada-Mu Ya Allah atas segala nikmat yang telah kuterima dan nikmat yang akan datang esok, lusa, dan nanti. Nikmat-Mu yang tak putus-putus merupakan bentuk kasih sayang-Mu Ya Allah. Dan ampunilah segala dosa yang melekat pada diriku ini. Di bulan Ramadhan ini, aku memohon ampunan-Mu…

Untuk para sahabat, teman, saudara, saya minta maaf atas segala kesalahan baik yang disengaja maupun tidak. Mohon maafkan. Marhaban ya ramadhan.. Mohon maaf lahir batin… Alhamdulillah, kita bertemu lagi dengan bulan puasa Ramadan dan telah hamper sepuluh hari kita lalui, bulan penuh mutiara hikmah. Ini semua berkat nikmat-Mu ya Allah. Semoga Ramadhan ini kita bisa lebih baik dari Ramadan sebelumnya. Bulan Ramadhan, bulan penuh berkah dan ampunan. Saatnya menyucikan hati dan membersihkan diri. Semoga kita termasuk orang-orang yang berhasil di bulan puasa ini dan mendapat ridho-Nya.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa Fase 10 Hari Pertama Bulan Ramadhan di sebut dengan Malam Rahmat, 10 Hari Kedua di sebut dengan Maghfiroh, dan 10 Hari Ketiga disebut dengan Itsfunminannar (pembebasan dari Api Neraka). Suatu Ketika Para Sahabat Bertanya Kepada Rasullullah SAW, Ya Rasullullah, apa sih sebenarnya keutamaan (kelebihan) Sholat Sunnat Tarwih Pada Bulan Ramadhan? lalu Rasullullah pun menjawab sebagaimana   yang dijelaskan dalam sebuah hadist yang di riwayatkan oleh Saiyidian Ali R.A, Kelebihan Sholat Sunnat Tarwih Pada bulan Ramadhan Adalah :

Malam Pertama :Barang Siapa yang melaksnakan Sholat Sunnat Tarwih pada malam pertama Ramadhan, maka ia akan keluar dari dosa dosa sebagaimana ia baru di lahirkan
Malam Kedua :Barang Siapa yang melaksanakan Sholat Sunnat Tarwih pada malam dua Ramadhan, maka dosanya dan kedua dosa ibu bapak nya akan di ampuni oleh SWT

Malam Ketiga :Barang Siapa yang melaksanakan Sholat Sunnat Tarwih pada malam ketiga Ramadhan, maka maka malaikat yang ada di Arsy berdoa kepada Allah agar diampuni dosa kita
Malam Ke empat :Barang Siapa yang melaksanakan Sholat Sunnat Tarwih pada malam ke empat Ramadhan, maka ia akan memperolah pahala dari orang-orang yang membaca kitab Taurat, Zabur, Injil dan Al Qur'an
Malam Ke Lima :Barang Siapa yang melaksanakan Sholat Sunnat Tarwih pada malam lima Ramadhan, maka Allah akan Memberikan Pahala sebagaimana Pahala-nya orang-orang yang sholat di Masjidil Haram, Masjid Madina dan Aqsa.
Malam Ke Enam :Barang Siapa yang melaksanakan Sholat Sunnat Tarwih pada malam ke enam Ramadhan, maka Malaikat yang tawaf di Baitul Makmur (70 Ribu Malaikat) serta batu-batu dan tanah mendoakan orang-orang yang melaksanakan sholat tarwih pada malam ini.
Malam Ke Tujuh :Barang Siapa yang melaksanakan Sholat Sunnat Tarwih pada malam ke tujuh Ramadhan, maka ia akan memperolah pahala Seakan-akan bertemu dengan Nabi Musa dan Berjuang mengalahkan musuh ketatnya yaitu Fi'aun dan Hamman.
Malam Ke delapan :Barang Siapa yang melaksanakan Sholat Sunnat Tarwih pada malam kedelapan Ramadhan, maka ia akan memperolah pahala yang di lakukan Nabi Ibrahim As
Malam Ke Sembilan :Barang Siapa yang melaksanakan Sholat Sunnat Tarwih pada malam ke sembilan Ramadhan, maka ia akan di naikkan mutu dan nilai ibadah nya sebagaimana mutu dan Ibadah Nabi Muhammad SAW.
Malam ke Sepuluh :Barang Siapa yang melaksanakan Sholat Sunnat Tarwih pada malam ke sepuluh Ramadhan, maka Allah akan mengkaruniakan kepadanya kebaikan dunia dan Akhirat.


وَاسْتَكْثَرُوا فِيْهِ مِنْ أَرْبَعِ خِصَالٍ: خَصْلَتَيْنِ تَرْضَوْنَ بِهِمَا رَبَّكُمْ، وَخَصْلَتَيْنِ لاَ غَنِى بِكُمْ عَنْهُمَا، فَأَمَّا الْخَصْلَتَانِ الَّلتَانِ تَرْضَوْنَ بِهِِمَا رَبَّكُمْ: 

فَشَهَادَةُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ، وَتَسْتَْغْفِرُوْنَهُ، وَأَمَّا الَّلتَانِ لاَ غَنِى بِكُمْ عَنْهُمَا: فَتَسْأَلُوْنَ اللهَ الْجَنَّةَ، وَتَعُوْذُوْنَ بِهِ مِنَ النَّارِ

“Oleh karena itu banyakkanlah yang empat perkara di bulan Ramadhan; dua perkara untuk mendatangkan keridhaan Tuhanmu, dan dua perkara lagi kamu sangat menghajatinya; Dua perkara yang pertama ialah mengakui dengan sesungguhnya bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan mohon ampun kepada-Nya . Dua perkara yang kamu sangat memerlukannya ialah mohon surga dan perlindungan dari neraka.”


رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالإِيمَانِ وَلا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلاً لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

“Ya Rabb Kami, beri ampunlah Kami dan saudara-saudara Kami yang telah beriman lebih dulu dari Kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati Kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb Kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.” (Al-Hasyr:10)




alipoetry © 2008 Por *Templates para Você*