Kamis, 03 Desember 2009

Deasidifikasi





DEASIDIFIKASI

A. Pendahuluan
Deasidifikasi adalah kegiatan pelestarian bahan pustaka dengan cara menghentikan proses keasaman yang terdapat pada kertas. Dalam proses pembuatan kertas, terdapat banyak zat kimia yang terkandung didalamnya, sehingga apabila kertas tersebut bersentuhan dengan zat dari luar, seperti udara atau debu kertas tersebut menimbulakan keasaman yang semakin tinggi. Proses ini akan berlangsung terus sampai kertas tersebut menjadi lapuk dan rusak. Unutk itulah perlu dilakukan deasdifikasi agar kertas (bahan pustaka) menjadi awet dan bias dipergunakan dalam jangka waktu yang lama.

B. pH Meter
Sebelum melakukan pekerjaan tersebut (deasidifikasi), perlu dilakukan pengukuran terhadap tingkat keasaman pada kertas. Alat yang dipergunakan untuk mengukur tingkat keasaman pada kertas disebut dengan pH meter. Pada perkembangannya, pH meter memiliki tiga jenis, yaitu: pH meter, kertas pH dan spidol pH.

a. Pengertian
pH meter adalah alat yang biasa diguanakan untuk mengukur pH yang berupa keasaman atau basa pada sebuah cairan atau bisa melalui pengujian khusus yang kadang-kadang digunakan untuk mengukur sebuah pH pada subtansi semi pekat atau bahan semi pekat.

pH meter ini dari jenisnya, terdiri dari dari alat uji dengan ukuran khusus yang biasanya berbentuk tabung electrode, atau yang sering disebut dengan tabung reaksi yang disambungkan dengan elektronik meter atau alat yang mengukur pH dan berbentuk persegi panjang yang mengukur dan menmpilkan pH, yang kemudian dapt dibaca atau diketahui pH yang terdapat pada cairan yang sedang diuji pH-nya.

b. Cara pemakainnya adalah:

1. Untuk kertas baru (kertas yang bersih) yang belum terdapat tinta sedikitpun didalamnya. Kertas tersebut dimasukan kedalam bejana yang telah disediakan yang berisi cairan didalam pH meter. Dengan sendirinya, jarum petunjuk menyatakan angka 7 atau datas 7. Kertas yang baik adalah kertas yang memiliki pH 7 sampai 14, yang menunjukan tidaka adanya keasaman pada kertas tersebut. Sedangkan kertas dengan pH dibawah 7 adalah kertas yang memiliki keasaman. Semakin rendah angka yang ditunjuk oleh jarum, maka semakin tinggi pula tingkat keasaman pada kertas tersebut. Kertas yang tinggi tingkat keasamannya, semakin mudah untuk rusak karena rapuh.

2. Untuk kertas buku, gunakanlah kertas pH yang merupakan kertas yang ujungnya peka terhadap tingkat keasaman kertas yang ditempelkan padanya. Kertas ini akan bereaksi jika kedua sisi yang menempel basah. Sehingga dibutuhkan cairan untuk menentukan/ menggunakan kertas pH tersebut. Selain itu, untuk mengukur tingkat keasaman pada buku, kita juga bisa menggunakan spidol pH, yaitu dengan cara menggoreskan alat tersebut pada buku, dan warna goresan tersebut yang menentukan tingkat keasamannya.

c. Cara mendapatkan

Untuk mendapatkan pH meter, kita cukup dengan mengeluarkan uang sebesar Rp. 130.000,-. Kita bisa mendapatkannya di toko-toko kimia terdekat, seperti di daerah pasar senen tepatnya di toko kimia Harum Sari.

C. Amoniak (NH3)

a. Pengertian
Amoniak adalah bahan yang biasa digunakan untuk deasidifikasi dengan cara kering, cara ini digunakan untuk menghentikan proses keasaman pada kertas (bahan pustaka) yang menggunakan tinta yang luntur. Uap amoniak memiliki bau yang tidak sedap dan uap amoniak ini akan menghilangkan keasaman pada kertas yang dikenainya.

b. Cara pemakaian
- Campurkan cairan amoniak dengan air bersih dengan perbandingan 1:3;
- Tempatkan campuran tersebut kedalam bejana untuk diambil uapnya;
- Pangganglah buku atau kertas yang akan dihilangkan asamnya diatas bejana yang telah terisi dengan campuran amoniak tadi; dan
- Biarkan selama lebih kurang 24 jam.
- Untuk mendapatkan hasil yang sempurna, lakukan proses ini setiap 6 bulan satu kali.

c. Cara mendapatkannya
Untuk mendapatkan ciran amoniak, kita juga bisa mendapatkannya ditoko-toko kimia terdekat, seperti di daerah pasar senen tepatnya di toko kimia Harum Sari. Cairan ini dijual dengan harga 8-9 ribu rupiah setiap liternya.

D. Magnesium karbonat/ serbuk (Mg CO3)

a. Pengertian
Magnesium adalah bahan yang bisa digunakan untuk menghentikan proses keasaman pada kertas. Perbedaannya dengan amoniak adalah: kalau amoniak digunakan untuk deasidifikasi dengan cara kering, maka magnesium digunakan untuk proses deasidifikasi cara basah, yaitu proses deasidifikasi untuk kertas yang mempunyai tinta yang tidak luntur terkena air.

Terdapat tigha bentuk Magnesium, yaitu:
- Magnesium logam;
- Magnesium pita; dan
- Magnesium serbuk.

Sedangkan bentuk magnesium yang biasa digunakan untuk proses deasidifikasi adalah magnesium serbuk.

Dalam bentuk serbuk, magnesium ini terbakar apabila di dedahkan pada kelembapan, dan terbakar dengan nyala putih. Ia amat sukar untuk terbakar secara pukal, sebaliknya mudah menyala jika dipotong menjadi bagian yang tipis. Apabila serbuk magnesium terbakar, maka amatlah sulit untuk memadamkan kebakaran, karena boleh terbakar bersama Nitrogen (membentuk magnesium nitrida) dan karbon dioksida (membentuk magnesium oksida dan karbon).

Pemadaman api akibat kebakaran magnesium, tidak harus menggunakan air atau karbon dioksida, tetapi air dapat dikambus dengan air. Caranya dengan mengisi pasir kedalam beg poletina dan meletakannya diatas api. Haba api akan mencairkan beg dan pasir yang ada diadalamnya akan tumpah dan meletupi api.

Serbuk magnesium merupakan jenis bahan bahaya letupan, semasa memakai magnesium, kacamata keselamatan haruslah dipakai, karena cahaya putih yang terang dan juga ultra ungu yang dihasilkan dari nyalaan magnesium tersebut amat membahayakan mata.

b. cara menggunakan
Seperti dijelaskan diatas bahwa cara deasidifikasi dengan menggunakan magnesium karbonat adalah cara basah, sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama. Adapun proses menggunakannya adalah sbagai berikut:
- siapkan alat (bejana) dan bahan (air dan magnesium);
- lembaran kertas pada buku yang ingin dihilangkan keasmannya dilepaskan agar pada saat direndam, satu dengan lainnya tidak menempel;
- lembaran kertas tersebut direndam dalam air suling, selama 30 menit lalu diangkat dan dikeringkan; dan
- Proses pengeringan harus diperhatikan benar-benar karena jika kertas belum benar-benar kering maka kertas akan rusak dan berjamur.

c. cara mendapatkan
Magnesium karbonat, tidak didapatkan secara fisik, tetapi hanya melihat bentuk magnesium tersebut dari internet dan kemungkinan juga dijual di toko-toko kimia lainya. Sampai saat ini kelompok kami belum mengetahui keberadaanya secara pasti.














Lampiran gambar













Gambar I.I pH meter











Gambar I.2 magnesium

0 komentar:

alipoetry © 2008 Por *Templates para Você*