Sabtu, 25 Oktober 2008

"aku sayang pada ayahanda dan ibundaku"



“Hormatilah Kedua Orang Tuamu Niscaya Engkau Terhindar Dari Marabahaya”. (Ali Bin Abi Thalib RA).


Itulah salah satu pitutur hikmah dari salah satu Khulafaurrasyidin yakni khalifah Ali bin Abi Thalib RA. Pitutur yang penuh akan makna dan sempurna untuk menggambarkan betapa pentingnya penghormatan kita sebagai seorang anak kepada orang tua.

Begitu pentignya penghormatan kita kepada orang tua yang telah melahirkan dan membesarkan kita degan tulus dan ikhlas tanpa sedikitpun mengharapkan pamrih dari kita sebagai seorang anak, seperti sebuah petikan lagu yang sering kita dengar “kasih Ibu kepada beta tak terhingga sepanjang masa hanya memberi tak harap kembali bagai sang surya menyinaari dunia”. Sudah barang tentu sulit bagi kita untuk membalas seluruh kebaikan orang tua kepada kita, nah sebagai seorang anak yang dapat kita lakukan hanyalah melakukan penghormatan kepada orang tua atas segala kebaikannya. Dan menurut Ali bin Abi Thalib menghormati orang tua sangatlah penting dan harus dilakukan oleh setiap anak untuk memperoleh hal-hal positif salah satunya adalah terhindar dari bahaya.

Buy the way, ngomongin penghormatan kepada orang tua kayanya ga akan pernah habis buat kita-kita. So hampir semua orang di dunia ini setuju banget dengan salah satu akhlak ini… Apalagi penghormatan kita kepada orang tua merupakan perintah Allah SWT kepada Manusia. Namanya juga Manusia sebagai makhluk Hablumminallah dan Hablumminannas.

Penghormatan kita kepada orang tua merupakan perbuatan yang mulia, dan ini bisa terjadi dalam bentuk kebaikan apapun, mulai dari membantu orang tua mengerjakan pekerjaan rumah, atau bahkan menghindari kata-kata ah, ih, atau perkataan lainnya yang beraromakan keluhan terhadap perintah orang tua dan itu merupakan penghormatan kita kepada orang tua.

Salah satu hal yang perlu dipahami oleh kita yaitu, penghormatan terhadap orang tua yang diungkapkan baik secara inderawiyah maupun secara bathiniyah itu harus bersifat suci dan tulus yang hadir dari hati kita yang paling suci dan sebening embun pagi, tanpa harus dikotori oleh sifat-sifat tidak terpuji yang hanya ingin mendapat pujian atau balasan yang baik dari orang tua berupa hadiah atau apapun. Karena jika kita melakukan perbuatan tidak terpuji itu akan menjadi boomerang bagi kita dan akan merusak nilai dan makna sesungguhnya dari penghormatan kita kepada orang tua.

Dikehidupan kita ini keberadaan orang tua sangatlah penting begitu juga penghormatan kita kepada orang tua. Mengenai keberadaan orang tua yang mutlak ada ketika kita ada ini, saya jadi teringat dengan kata-kata yang selalu saya tanamkan di hati saya yakni “karena orang tua ada, maka akupun ada”. He…3X mirip perkataan descrates ya…!!!”.

Penting banget ga sih! Kita harus menghormati orang tua???
          Sosiolog Dede Eka Nurdiansyah dari Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang aktif di BASIS dan Himpunan Mahasiswa Banten Jakarta mengatakan. “ya perlu lah… penghormatan kita terhadap orang tua itu!!. So beliau adalah orang yang pernah mengandung kita kurang lebih selama 9 bulan kemudian melahirkan dan mengasuh kita sampai dewasa dan mandiri seperti yang sudah anda rasakan sekarang ini.disitulah penghormatan kita terhadap orang tua menjadi sangat penting”.

“kemudian dilihat dari persfektif sosiologi, penghormatan kepada orang tua ini merupakan peranan anak terhadap orang tua di dalam sebuah keluarga. Dan di dalam keluarga merupakan modal dasar bagi orang tua untuk menanamkan nilai-nilai moral yang dianggap baik sebelum seorang anak tarjun ke dunia masyarakat yang merupakan struktur sosial yang terbesar dalam lingkungan kehidupan seorang anak”. Tambah denmas panggilan akrabnya.

Masalahnya tidak semua keinginan atau kehendak orang tua itu dapat diterima oleh seorang anak, misalnya dari hal yang terkecil seorang anak berbeda pendapat mengenai pakaian seperti apa yang harus dikenakannya, sampai masalah yang lebih besar misalkan seorang anak berbeda keyakinan dengan orang tua, disitu akan terjadi pembangkangan seorang anak terhadap orang tua.

“betul sekali, maka kita harus memahami kodrat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang memiliki Hak dasar yang tidak dapat diganggu gugat oleh Manusia lain. Dan pada keadaan seperti itulah perlunya kecermatan pada diri kita supaya tetap terjaga keharmonisan di dalam keluarga”.
“ada dua cara pembangkangan seorang anak terhadap orang tua. Yakni pembangkangan secara kasar dan pembangkangan secara halus. Ketika kita berbeda pendapat dengan orang tua mengenai pakaian apa yang harus saya gunakan, dan saya tetap kepada pendirian saya yakni pakaian seperti anak muda jaman sekarang yang harus saya pakai dan tidak menggubris perkataan orang tua maka disitulah pembangkangan terhadap orang tua terjadi secara halus, kemudian contoh pembangkangan secara kasar adalah ketika orang tua mengajak kita berpindah keyakinan agama dan menurut kita itu adalah berbuatan yang bodoh kemudian kita melakukan hal-hal yang tidak terpuji misalnya kita menteror orang tua kita yang sudah berpindah keyakinan maka itulah yang disebut pembangkangan secara kasar”.tambahnya.

Jadi hal yang perlu kita ketahui adalah ketika kita mengetahui dan paham betul dengan ajakan, atau perintah dari orang tua bernilai negatif maka kita harus berani menolaknya… “katakanlah yang benar walaupun pahit”. Dan peran kita sebagai seorang anak pada keadaan seperti itu sangat penting. Kita sebagai anak harus bisa meyakinkan orang tua bahwa ajakan dan perintahnya itu bernilai negatif dan kita harus bisa membawa mereka kembali kejalan yang baik dan benar. Nah disitulah peran kita sebagai anak harus tetapp melekat dengan orang tua dan kita akan mempunyai julukan nan indah sebagai “key of the save”.

Nah… supaya anak dan orang tua tidak terjerumus kepada hal-hal yang bernilai negatif maka masing masing dari kita harus memahami perannya, dan memahami peran Manusia yang paling dasar yaitu seorang manusia mempunyai nalar, pendapat kehendak nafsu dan rasio. Akan tetapi sebagai sebagai orang tua yang baik mempunyai peranan kehidupan yang lebih dominan, ketika seorang anak di beri kebebasan maka orang tua-pun harus mengontrol seorang anak berupa perhatian ataupun berjenis aturan yang dapat diterima oleh seorang anak untuk membatasi kebebasan yang akan menimbulkan perbuatan-perbuatan yang bernilai negatif bagi seorang anak.
Kamal Mutamam: “Segalak-galaknya sang singa takan pernah memakananaknya sendiri.jadi orang tua akan memberikan yang terbaik untuk anaknya maka dari itu hormatilah orang tuamu”

Maman : “Penghormatan kita kepada orang tua sangatlah penting karena beliau telah merawat kita semenjak kecil sampai kita dewasa”.

Nilatul Hidayah : “Nilai positif menghormati orang tua adalah, secara genetik antara orang tua dan anak akan menghasilkan kebaikan bagi si anak, karena ketika anak patuh kepada orang tua itu merupakan kepatuhannya untuk kebaikannya sendiri”.

TB Hamid : “Nilai negatif tidak menghormati orang tua…wah bahaya banget tuh kalau sampe kita tidak menghormati orang tua. Itu adalah perbuatan yang melanggar etika berarti kita tidak menghargai jerih payah orang tua kita.. berarti kita anak durhaka dong.”

Mansur : “Penghormatan kita terhadap orang tua amat penting, karena beliau selalu menjaga kita dari hal-hal yang buruk dan selalu mengarahkan kita kepada perbuatan-perbuatan yang baik yang sesuai dengan syarit islam.”



Creator by
Hambali Ibnu Ranim

"aku sayang pada ayahanda dan ibundaku"



“Hormatilah Kedua Orang Tuamu 
Niscaya Engkau Terhindar Dari Marabahaya”. (Ali Bin Abi Thalib RA).



Itulah salah satu pitutur hikmah dari salah satu Khulafaurrasyidin yakni khalifah Ali bin Abi Thalib RA. Pitutur yang penuh akan makna dan sempurna untuk menggambarkan betapa pentingnya penghormatan kita sebagai seorang anak kepada orang tua.

Begitu pentignya penghormatan kita kepada orang tua yang telah melahirkan dan membesarkan kita degan tulus dan ikhlas tanpa sedikitpun mengharapkan pamrih dari kita sebagai seorang anak, seperti sebuah petikan lagu yang sering kita dengar “kasih Ibu kepada beta tak terhingga sepanjang masa hanya memberi tak harap kembali bagai sang surya menyinaari dunia”. Sudah barang tentu sulit bagi kita untuk membalas seluruh kebaikan orang tua kepada kita, nah sebagai seorang anak yang dapat kita lakukan hanyalah melakukan penghormatan kepada orang tua atas segala kebaikannya. Dan menurut Ali bin Abi Thalib menghormati orang tua sangatlah penting dan harus dilakukan oleh setiap anak untuk memperoleh hal-hal positif salah satunya adalah terhindar dari bahaya.

Buy the way, ngomongin penghormatan kepada orang tua kayanya ga akan pernah habis buat kita-kita. So hampir semua orang di dunia ini setuju banget dengan salah satu akhlak ini… Apalagi penghormatan kita kepada orang tua merupakan perintah Allah SWT kepada Manusia. Namanya juga Manusia sebagai makhluk Hablumminallah dan Hablumminannas.

Penghormatan kita kepada orang tua merupakan perbuatan yang mulia, dan ini bisa terjadi dalam bentuk kebaikan apapun, mulai dari membantu orang tua mengerjakan pekerjaan rumah, atau bahkan menghindari kata-kata ah, ih, atau perkataan lainnya yang beraromakan keluhan terhadap perintah orang tua dan itu merupakan penghormatan kita kepada orang tua.

Salah satu hal yang perlu dipahami oleh kita yaitu, penghormatan terhadap orang tua yang diungkapkan baik secara inderawiyah maupun secara bathiniyah itu harus bersifat suci dan tulus yang hadir dari hati kita yang paling suci dan sebening embun pagi, tanpa harus dikotori oleh sifat-sifat tidak terpuji yang hanya ingin mendapat pujian atau balasan yang baik dari orang tua berupa hadiah atau apapun. Karena jika kita melakukan perbuatan tidak terpuji itu akan menjadi boomerang bagi kita dan akan merusak nilai dan makna sesungguhnya dari penghormatan kita kepada orang tua.

Dikehidupan kita ini keberadaan orang tua sangatlah penting begitu juga penghormatan kita kepada orang tua. Mengenai keberadaan orang tua yang mutlak ada ketika kita ada ini, saya jadi teringat dengan kata-kata yang selalu saya tanamkan di hati saya yakni “karena orang tua ada, maka akupun ada”. He…3X mirip perkataan descrates ya…!!!”.

Penting banget ga sih! Kita harus menghormati orang tua???

Sosiolog Dede Eka Nurdiansyah dari Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang aktif di BASIS dan Himpunan Mahasiswa Banten Jakarta mengatakan. “ya perlu lah… penghormatan kita terhadap orang tua itu!!. So beliau adalah orang yang pernah mengandung kita kurang lebih selama 9 bulan kemudian melahirkan dan mengasuh kita sampai dewasa dan mandiri seperti yang sudah anda rasakan sekarang ini.disitulah penghormatan kita terhadap orang tua menjadi sangat penting”.

“kemudian dilihat dari persfektif sosiologi, penghormatan kepada orang tua ini merupakan peranan anak terhadap orang tua di dalam sebuah keluarga. Dan di dalam keluarga merupakan modal dasar bagi orang tua untuk menanamkan nilai-nilai moral yang dianggap baik sebelum seorang anak tarjun ke dunia masyarakat yang merupakan struktur sosial yang terbesar dalam lingkungan kehidupan seorang anak”. Tambah denmas panggilan akrabnya.

Masalahnya tidak semua keinginan atau kehendak orang tua itu dapat diterima oleh seorang anak, misalnya dari hal yang terkecil seorang anak berbeda pendapat mengenai pakaian seperti apa yang harus dikenakannya, sampai masalah yang lebih besar misalkan seorang anak berbeda keyakinan dengan orang tua, disitu akan terjadi pembangkangan seorang anak terhadap orang tua.

“betul sekali, maka kita harus memahami kodrat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang memiliki Hak dasar yang tidak dapat diganggu gugat oleh Manusia lain. Dan pada keadaan seperti itulah perlunya kecermatan pada diri kita supaya tetap terjaga keharmonisan di dalam keluarga”.

“ada dua cara pembangkangan seorang anak terhadap orang tua. Yakni pembangkangan secara kasar dan pembangkangan secara halus. Ketika kita berbeda pendapat dengan orang tua mengenai pakaian apa yang harus saya gunakan, dan saya tetap kepada pendirian saya yakni pakaian seperti anak muda jaman sekarang yang harus saya pakai dan tidak menggubris perkataan orang tua maka disitulah pembangkangan terhadap orang tua terjadi secara halus, kemudian contoh pembangkangan secara kasar adalah ketika orang tua mengajak kita berpindah keyakinan agama dan menurut kita itu adalah berbuatan yang bodoh kemudian kita melakukan hal-hal yang tidak terpuji misalnya kita menteror orang tua kita yang sudah berpindah keyakinan maka itulah yang disebut pembangkangan secara kasar”.tambahnya.

Jadi hal yang perlu kita ketahui adalah ketika kita mengetahui dan paham betul dengan ajakan, atau perintah dari orang tua bernilai negatif maka kita harus berani menolaknya… “katakanlah yang benar walaupun pahit”. Dan peran kita sebagai seorang anak pada keadaan seperti itu sangat penting. Kita sebagai anak harus bisa meyakinkan orang tua bahwa ajakan dan perintahnya itu bernilai negatif dan kita harus bisa membawa mereka kembali kejalan yang baik dan benar. Nah disitulah peran kita sebagai anak harus tetapp melekat dengan orang tua dan kita akan mempunyai julukan nan indah sebagai “key of the save”.

Nah… supaya anak dan orang tua tidak terjerumus kepada hal-hal yang bernilai negatif maka masing masing dari kita harus memahami perannya, dan memahami peran Manusia yang paling dasar yaitu seorang manusia mempunyai nalar, pendapat kehendak nafsu dan rasio. Akan tetapi sebagai sebagai orang tua yang baik mempunyai peranan kehidupan yang lebih dominan, ketika seorang anak di beri kebebasan maka orang tua-pun harus mengontrol seorang anak berupa perhatian ataupun berjenis aturan yang dapat diterima oleh seorang anak untuk membatasi kebebasan yang akan menimbulkan perbuatan-perbuatan yang bernilai negatif bagi seorang anak.

Kamal Mutamam: “Segalak-galaknya sang singa takan pernah memakananaknya sendiri.jadi orang tua akan memberikan yang terbaik untuk anaknya maka dari itu hormatilah orang tuamu”

Maman : “Penghormatan kita kepada orang tua sangatlah penting karena beliau telah merawat kita semenjak kecil sampai kita dewasa”.

Nilatul Hidayah : “Nilai positif menghormati orang tua adalah, secara genetik antara orang tua dan anak akan menghasilkan kebaikan bagi si anak, karena ketika anak patuh kepada orang tua itu merupakan kepatuhannya untuk kebaikannya sendiri”.

TB Hamid : “Nilai negatif tidak menghormati orang tua…wah bahaya banget tuh kalau sampe kita tidak menghormati orang tua. Itu adalah perbuatan yang melanggar etika berarti kita tidak menghargai jerih payah orang tua kita.. berarti kita anak durhaka dong.”

Mansur : “Penghormatan kita terhadap orang tua amat penting, karena beliau selalu menjaga kita dari hal-hal yang buruk dan selalu mengarahkan kita kepada perbuatan-perbuatan yang baik yang sesuai dengan syarit islam.”


Creator by
Hambali Ibnu Ranim

Kamis, 18 September 2008

Cinta dan Kawan



Satu hari CINTA & KAWAN berjalan dalam kampung...
Tiba-tiba CINTA terjatuh dalam telaga...
Kenapa??
Kerena CINTA itu buta...
Lalu KAWAN pun ikut terjun dalam telaga...
Kenapa??
Kerena... KAWAN akan buat apa saja demi CINTA !!
Di dalam telaga CINTA hilang...
Kenapa??
Kerena... CINTA itu halus, mudah hilang kalau tak dijaga, sukar dicari
apa lagi dalam telaga yang gelap...
Sedangkan KAWAN masih lagi tercari-cari dimana CINTA & terus menunggu..
Kenapa??
Kerana... KAWAN itu sejati & akan kekal sebagai KAWAN yang setia...kan ??
so, hargai lah KAWAN kita selagi kita terasa dia BERARTI....
Walau kita punya couple, teman tetap yang paling setia.
Walau kita punya harta banyak, teman tetap yang paling berharga.
Kirim balik jika anda anggap saya sebagai teman selamanya.
Kirim ke semua teman anda dan lihat brapa banyak teman yang sayang anda!!!!!!!!!!!!
frenz never break............

Senin, 15 September 2008

sahabat berbagi


Sahabat Berbagi

Mungkin Anda Salah Satunya?



Apa Itu?

Berawal dari keinginan sederhana sekedar untuk mencoba belajar ’berbuat’ kepada orang-orang di sekitar kita yang kurang beruntung atas beban hidup yang dirasakan semakin berat.
Berharap dari tindakan-tindakan sederhana yang kongkrit itu, kemudian kita bisa belajar banyak, tentang betapa beruntungnya kita masih menghirup nafas pada hari ini. Dari situ mungkin akan terbit kebahagiaan-kebahagiaan kecil di hati kita yang kemudian akan menjadi inspirasi setidaknya bagi diri kita sendiri, syukur-syukur juga bagi orang lain.

Kenapa ”Sahabat”?
Siapapun mendengar kata yang satu ini, pasti tergambar di kepala kita ketulusan. Seseorang yang bisa kita andalkan bahkan pada masa yang paling sulit sekalipun. Saat orang lain begitu tak peduli, saat tekanan semakin menghimpit, dia akan ada di sana menepuk bahu kita dengan senyumnya yang hangat.

Dengan apa kita bisa berbagi?
Apa saja, tidak selamanya kita berbagi dengan materi, meski itu juga penting. Bisa saja dengan tenaga kita, waktu luang, bagi-bagi sedikit ilmu, saharing pengalaman, menjadi penyambung pesan, jadi kordinator kecil-kecilan di kantor, di komplek rumah, di tempat nongkrong, menyemangati satu sama lain, semuanya berguna di sini, semuanya berarti.

Bagaimana kita memulai?
Untuk kongkritnya. Kisah nyata di bawah ini bisa kita jadikan contoh bagaimana ’Sahabat Berbagi’ bisa memulai.


Kalau Tak Mengamen dan Mengemis, Lalu Kami Mesti Bagaimana?



Anak kecil berusia 8 tahun itu mengganti pakaian sekolahnya dengan kaos lusuh dan mengajak adik perempuannya menuju perempatan jalan di belakang gedung MPR RI. Saat lampu merah menyala dan mobil-mobil berhenti ia mengeluarkan ’kerecekan’ atau alat musik yang terbuat dari tutup botol yang di paku di atas kayu kecil sebagai musik pengiring dari suara kecilnya pada salah satu jendela mobil mewah berkaca hitam itu.

Tak lama kaca mobil itu terbuka, lalu uang recehan Rp 500,- pun berpindah tangan dan segera ia kembali bernyanyi dengan iringan ’kerecekan’ itu ke mobil lainnya di belakang mobil sebelumnya. Kali ini yang di dalam mobil segera menggoyangkan tangan kanannya tanda ia tidak berkenan. Anak itu pun segera ke mobil di belakangnya lagi.

Sayang lampu hijau segera menyala, ia dan adiknya bergegas ke pinggir trotoar, hampir saja sebuah sepeda motor yang sedang ngebut mengenai tubuhnya. Untung motor tadi sigap mengerem, tapi tak urung umpatan dan gelengan kepala pengendara sepeda motor tadi terlontar dan masuk ke telinga 2 anak tadi.

Siang yang terik itu terasa semakin panas di hati Ucup dan adiknya yang hari ini mengamen. Lain hari kalau keponakannya yang masih kecil berumur 3 tahun (Bebet namanya) bisa di ajak, biasanya ia akan mengemis di perempatan jalan itu.

Ayah Ucup sehari-hari menjadi pemulung di pinggir rel kereta api tempat gubuk mereka yang lama tak jauh dari stasiun Palmerah. Dari mengumpulkan gelas-gelas plastik, kardus dan barang-barang bekas lainnya itulah ia menghidupi keluarganya dengan 7 orang anak. Tapi sejak ia sudah tidak memiliki gerobak lagi karena diangkut petugas Tramtib dan sudah beberapa waktu dia harus beristirahat di kampung karena belum lama ia dapat musibah kecelakaan karena terserempet kereta api.

Kini anak-anaknyalah yang bekerja, selain Ucup, kakaknya Hendra dan adik-adiknya (semuanya 7 orang) bergantian mengamen dan mengemis di jalan raya untuk menyambung hidup. Ini harus ditempuh karena mereka memang belum punya pilihan lain yang bisa diambil untuk menutupi kebutuhan keluarga mereka di tengah harga-harga yang naik seperti minyak tanah, minyak goreng, beras dan lain-lain. Beberapa waktu lalu guru sekolah Ucup menyarankan kepada salah seorang ’Sahabat Berbagi’ agar Ucup dan Ayahnya tidak lagi memulung atau mengemis. Ayah Ucup (pak Saniman namanya) menjawab singkat,”Lalu kami musti kerja apa pak?”. Sahabat tadi berfikir keras kira-kira apa ya yang bisa ia lakukan agar keluarga itu tak lagi mengemis atau mengamen. Mungkin kalau dagang Jus Buah pakai gerobak bisa dicoba ya? Barangkali saja ke depan Ucup tak usah minder lagi kalau sudah besar di hadapan teman-temannya karena ayahnya kini berdagang jus buah keliling dan tidak lagi memulung dan ia sendiri tak usah lagi jadi pengemis di perempatan jalan itu.

Nah ’Sahabat’ sekalian, mungkin ada sahabat-sahabat yang tergerak hatinya setelah membaca kisah nyata ini? Kalau dana untuk beli gerobak, blender dan modal untuk buat Jus buah itu sudah terkumpul, kita bisa sama-sama ke rumah keluarga pak Saniman untuk melihat ia dan keluarganya memulai lembaran hidup barunya sebagai pedagang Jus Buah.








Bantuan bisa di salurkan ke rekening Portalinfaq di :
· Bank Syariah Mandiri Cab. Warung Buncit No.Rek.0030035790
· Bank Mandiri Cab. Kuningan No.Rek.124-0001079798
· BCA Cab. Arteri Pondok Indah No.Rek.291-300-5244
Semua atas nama Yayasan Portalinfaq
Dengan mencantumkan keterangan ‘Sahabat Berbagi’ untuk Keluarga Pak Saniman.
Pertanyaan, masukan dan saran-saran bisa dilayangkan ke :
1. Mbak Nunung : nungky_nn@yahoo.com 2. Kosi : ukhti.kosi@gmail.com 3. Tsaqib : abd_rahman1@yahoo.com 4. Mbak Eva : elia_havifah@yahoo.com 5. Desy : desy_ps@yahoo.com 6. Fathoni Yasin : m_fathoni_yasin@telkom.net 7. Aidil : ptg@bni-life.co.id
Atau ke nomor telepon : 0813 – 16 3738 04 (sementara ini sms saja)
Oiya yang mau ikut daftar jadi ’Sahabat Berbagi’ boleh kirim email ke abd_rahman1@yahoo.com Sertakan data diri sbb seperti nama, alamat, email dan nomor kontak boleh juga bila tuliskan nama sahabat lain yang mau direferensikan untuk ikut bergabung di "Sahabat Berbagi" ini.
Sekali lagi, semoga dari hal-hal sederhana ini kita bisa saling berbagi dan menginspirasi satu sama lain, di tengah kehidupan perkotaan yang semakin kering dan hedonis ini. Semoga.

alipoetry © 2008 Por *Templates para Você*